Sastra Moderen
Antologi Puisi. Kabar Dari Langit
Apero Fublic.- Buku
kumpulan puisi Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro yang berjudul Kabar
Dari Langit adalah bentuk sajak, yang menggunakan lirik menyiratkan
tentang isi kitab suci Al-Quran pada suatu ayat tertentu. Mereka berusaha
membawa pesan-pesan ayat suci Al-Quran ke dalam sajak-sajak mereka. Sehingga
sajak mereka dikelompokkan pada sastra Islam.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Bandung tahun 1408 Hijriyah, atau 1988 Masehi, dengan desain sampul Darsu. Isi buku terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama buku memuat sajak-sajak yang ditulis oleh Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Pada bagian pertama ini memuat 18 sajak Mohammad Diponegoro, dan 11 sajak Djamil Soeherman.
Sedangkan pada bagian kedua hanya memuat sajak-sajak yang ditulis oleh Djamil Soeherman, yang berjumlah 33 sajak. Sedangkan kata pengantar disampaikan oleh Mohammad Diponegoro. Mereka dengan karya puitisasi terjemahan ayat-ayat Al-Quran, namun mereka tidak bermaksud menandingi atau menyamai, karena tidak mungkin bagi mereka.
Menurut Mohammad Diponegoro keindahan bait-bait Al-Quran terletak pada sifatnya yang mampu menstimulasikan daya kreasi, yang memberi sumbangan bermanfaat bagi peninggian derajat manusia. Buku ini juga adalah bentuk sumbangan untuk sastra Islam, dan pengembangan sastra Islam moderen. berikut adalah cuplikan Sajak Kabar Dari Langit.
Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Bandung tahun 1408 Hijriyah, atau 1988 Masehi, dengan desain sampul Darsu. Isi buku terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama buku memuat sajak-sajak yang ditulis oleh Djamil Soeherman dan Mohammad Diponegoro. Pada bagian pertama ini memuat 18 sajak Mohammad Diponegoro, dan 11 sajak Djamil Soeherman.
Sedangkan pada bagian kedua hanya memuat sajak-sajak yang ditulis oleh Djamil Soeherman, yang berjumlah 33 sajak. Sedangkan kata pengantar disampaikan oleh Mohammad Diponegoro. Mereka dengan karya puitisasi terjemahan ayat-ayat Al-Quran, namun mereka tidak bermaksud menandingi atau menyamai, karena tidak mungkin bagi mereka.
Menurut Mohammad Diponegoro keindahan bait-bait Al-Quran terletak pada sifatnya yang mampu menstimulasikan daya kreasi, yang memberi sumbangan bermanfaat bagi peninggian derajat manusia. Buku ini juga adalah bentuk sumbangan untuk sastra Islam, dan pengembangan sastra Islam moderen. berikut adalah cuplikan Sajak Kabar Dari Langit.
AIR KENTAL.
Bacalah atas nama Tuhanmu Mahapenitah.
Menitahkan manusia dari air tumpah.
Bacalah dan agungkan nama-Nya.
Yang dengan pena telah mengajarkanmu.
Mengajar manusia yang tak tahu.
Sebenarnyalah manusia itu pemurka.
Kala merasa dirinya telah berharga.
Ingat sebenarnya mereka akan kembali pada Tuhannya.
Betapa jika kaulihat seseorang pencela.
Seorang sedang berpuja.
Betapa jika ia tergolong pembela.
Atau yang selalu anjurkan takwa.
Betapa jika kau tautahu ia sebenarnya pendusta.
Tidakkah ia tahu Tuhan selalu melihatnya.
Ingat jika tak juga sudah akan Kutetak ubunnya.
Ubun sipendusta dan sipelagak.
Dan tampillah siapa mau menetangnya.
Niscaya Kuhadapkan pencoleng-pencoleng neraka.
Ingat jangan sekali mengekor mereka.
-tapi sujudlah dan mendekat ke sisi-Ku.
(Al’Alaq)
Bacalah atas nama Tuhanmu Mahapenitah.
Menitahkan manusia dari air tumpah.
Bacalah dan agungkan nama-Nya.
Yang dengan pena telah mengajarkanmu.
Mengajar manusia yang tak tahu.
Sebenarnyalah manusia itu pemurka.
Kala merasa dirinya telah berharga.
Ingat sebenarnya mereka akan kembali pada Tuhannya.
Betapa jika kaulihat seseorang pencela.
Seorang sedang berpuja.
Betapa jika ia tergolong pembela.
Atau yang selalu anjurkan takwa.
Betapa jika kau tautahu ia sebenarnya pendusta.
Tidakkah ia tahu Tuhan selalu melihatnya.
Ingat jika tak juga sudah akan Kutetak ubunnya.
Ubun sipendusta dan sipelagak.
Dan tampillah siapa mau menetangnya.
Niscaya Kuhadapkan pencoleng-pencoleng neraka.
Ingat jangan sekali mengekor mereka.
-tapi sujudlah dan mendekat ke sisi-Ku.
(Al’Alaq)
Oleh:
Djamil Soeherman, 1989.
MATAHARI.
Demi matahari dan Rembangnya.
demi bulan yang mengiringinya.
demi siang kala lingsirnya.
demi malam yang menutupnya.
demi langit dan penegaknya.
demi bumi dan penghamparanya.
demi sukma dan peniupnya.
maka diilhamkan-Nya perasaan buruk dan baiknya.
betapa bahagia yang bersih jiwanya.
betapa malang yang menodainya.
telah berdusta kaum Samud dengan durhakanya.
ketika tampil seorang celaka di antaranya .
berkata Rasul: jangan ganggu onta Tuhan dan Minumnya.
tapi mereka 'nentang dan 'nyembelinya.
karenanya Tuhan hukum mereka sebab dosanya.
dan ia tak sekali takut akibatnya.
(Asy-Syams).
Oleh: Djamil Soeherman.
KUDA-KUDA PENYERBU.
Demi kuda-kuda penyerbu terengah napasnya.
yang meletupkan api pada tapaknya.
yang menyerang di pagi buta.
yang mengamburkan debu ke udara.
lantas memporakkan segala.
sesungguhnya manusia berpaling dari-Nya.
sedang ia tahu apa artinya.
begitu kikir kerna cintai hartanya.
tidakkah ia tahu bila apapun dibangkit dari kuburnya.
akan diperiksa isi hati sekujur.
di hari itu segala amal akan dilebur.
(Al-'Adiyat).
Oleh: Djamil Soeherman.
KELANA.
Di kala asap menggumpal ganas.
badanmu hancur ditembus peluru.
ladangmu hangus bak padang tandus.
kelana terjun mengempan dada.
menghalau tapak kaki jahanan.
dengan semboyan demi bangsamu.
Di kala engkau merintih menangis.
berpeuluk lutut di kolong jembatan.
mengikat leher menahan dahaga'
kelana datang tegukkan air.
menyumbang kasih menabur lipur.
demi susilah peri - insani.
Kelana adalah kelana.
ibarat seroja penjaga nisan.
mengharum dupa tak kenal nama.
menyiram m'riba tak kenal sunting.
Seroja bukan seroja.
kalau jalan dirayu kumbang.
kelana bukan kelana.
kalau meradang dirundung malang.
(Kelana, 1952).
Oleh: Djamil Soeherman.
MATAHARI.
Demi matahari dan Rembangnya.
demi bulan yang mengiringinya.
demi siang kala lingsirnya.
demi malam yang menutupnya.
demi langit dan penegaknya.
demi bumi dan penghamparanya.
demi sukma dan peniupnya.
maka diilhamkan-Nya perasaan buruk dan baiknya.
betapa bahagia yang bersih jiwanya.
betapa malang yang menodainya.
telah berdusta kaum Samud dengan durhakanya.
ketika tampil seorang celaka di antaranya .
berkata Rasul: jangan ganggu onta Tuhan dan Minumnya.
tapi mereka 'nentang dan 'nyembelinya.
karenanya Tuhan hukum mereka sebab dosanya.
dan ia tak sekali takut akibatnya.
(Asy-Syams).
Oleh: Djamil Soeherman.
KUDA-KUDA PENYERBU.
Demi kuda-kuda penyerbu terengah napasnya.
yang meletupkan api pada tapaknya.
yang menyerang di pagi buta.
yang mengamburkan debu ke udara.
lantas memporakkan segala.
sesungguhnya manusia berpaling dari-Nya.
sedang ia tahu apa artinya.
begitu kikir kerna cintai hartanya.
tidakkah ia tahu bila apapun dibangkit dari kuburnya.
akan diperiksa isi hati sekujur.
di hari itu segala amal akan dilebur.
(Al-'Adiyat).
Oleh: Djamil Soeherman.
KELANA.
Di kala asap menggumpal ganas.
badanmu hancur ditembus peluru.
ladangmu hangus bak padang tandus.
kelana terjun mengempan dada.
menghalau tapak kaki jahanan.
dengan semboyan demi bangsamu.
Di kala engkau merintih menangis.
berpeuluk lutut di kolong jembatan.
mengikat leher menahan dahaga'
kelana datang tegukkan air.
menyumbang kasih menabur lipur.
demi susilah peri - insani.
Kelana adalah kelana.
ibarat seroja penjaga nisan.
mengharum dupa tak kenal nama.
menyiram m'riba tak kenal sunting.
Seroja bukan seroja.
kalau jalan dirayu kumbang.
kelana bukan kelana.
kalau meradang dirundung malang.
(Kelana, 1952).
Oleh: Djamil Soeherman.
*******
KEDUNIAWIAN.
Telah alpa kalian karena lomba keduniawian.
Tidak keputusan hingga menjelang mati.
Tegahlah! Nanti kalian akan mengerti.
Tegahlah! Segera kalian akan mengerti.
Tegalah! Jika saja kalian tahu pasti.
Akan tampak padamu neraka Jahim.
Kausaksikan dia dengan mata yakin.
Lalu padamu akan diperhitungkan.
Tentang nikmat yang telah kaukecap.
(At-Takatsur).
Oleh: Mohammad Diponegoro, 1988.
GEMPA.
'Pabila bumi tergoncang gempa.
memuntah-ruah segenap muatannya.
dan berseru manusia: kenapa dia?.
hari itu bumi sendiri akan berkisah.
seolah Tuhanmu memberinya wahyu.
lalu muncul manusia bertubuh gersang.
menyaksikan sendiri kerja tangannya:.
Setiap kelonet kebajikan akan terasa jua.
setiap kelonet dosa akan terasa pula.
(Az-Zalzalah).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
MARABENCANA.
Marabencana!
kautahu apakah marabencana?.
dan betapa ngeri marabencana?
kapan manusia bagai belalang tersara-bara.
dan segunung bagai bulu terbancau-bilau.
maka siapa berat timbangannya
ia akan hidup kesenangan
dan siapa ringan amalnya
Hawiah jadi ibunya
dan kautahu apakah Hawiah?
api panas membakar ganas!
(Al-Qori'ah).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
BATANG TIN
Demi batang tin dan zaitun.
dan demi pegunungan Sinai.
dan negeri Makkah tata-sejahtera.
telah Kucipta manusia sebagus-bagusnya.
tapi lalu Kurosotkan sehina-hinanya.
kecuali yang beriman dan berlaku kebajikan.
bagi mereka kurnia-Ku nir-putus-putusnya.
lalu siapakah mendustakan Muhammad tentang keadilan?.
sedang Tuhan hakim seadil-adilnya.
(At-Tin).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
Oleh: Adi Putra Pratama.
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Sumber dan Hak Cipta: Djamil Soeherman dan Mohammad Gunawan, Kabar Dari Langit, Bandung: Pustaka, 1989.
Telah alpa kalian karena lomba keduniawian.
Tidak keputusan hingga menjelang mati.
Tegahlah! Nanti kalian akan mengerti.
Tegahlah! Segera kalian akan mengerti.
Tegalah! Jika saja kalian tahu pasti.
Akan tampak padamu neraka Jahim.
Kausaksikan dia dengan mata yakin.
Lalu padamu akan diperhitungkan.
Tentang nikmat yang telah kaukecap.
(At-Takatsur).
Oleh: Mohammad Diponegoro, 1988.
GEMPA.
'Pabila bumi tergoncang gempa.
memuntah-ruah segenap muatannya.
dan berseru manusia: kenapa dia?.
hari itu bumi sendiri akan berkisah.
seolah Tuhanmu memberinya wahyu.
lalu muncul manusia bertubuh gersang.
menyaksikan sendiri kerja tangannya:.
Setiap kelonet kebajikan akan terasa jua.
setiap kelonet dosa akan terasa pula.
(Az-Zalzalah).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
MARABENCANA.
Marabencana!
kautahu apakah marabencana?.
dan betapa ngeri marabencana?
kapan manusia bagai belalang tersara-bara.
dan segunung bagai bulu terbancau-bilau.
maka siapa berat timbangannya
ia akan hidup kesenangan
dan siapa ringan amalnya
Hawiah jadi ibunya
dan kautahu apakah Hawiah?
api panas membakar ganas!
(Al-Qori'ah).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
BATANG TIN
Demi batang tin dan zaitun.
dan demi pegunungan Sinai.
dan negeri Makkah tata-sejahtera.
telah Kucipta manusia sebagus-bagusnya.
tapi lalu Kurosotkan sehina-hinanya.
kecuali yang beriman dan berlaku kebajikan.
bagi mereka kurnia-Ku nir-putus-putusnya.
lalu siapakah mendustakan Muhammad tentang keadilan?.
sedang Tuhan hakim seadil-adilnya.
(At-Tin).
Oleh: Mohammad Diponegoro.
Oleh: Adi Putra Pratama.
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Sumber dan Hak Cipta: Djamil Soeherman dan Mohammad Gunawan, Kabar Dari Langit, Bandung: Pustaka, 1989.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang
ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen,
cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri
sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan
sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan,
alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com. idline: Apero
Fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Moderen
Post a Comment