Syarce
Arip Riko. Sayatan Sukma
Biarkan
mimpi berakhir, bangulah dari tidur panjang ini. Tidur yang tidak semestinya
disiang seperti ini. Masih terlalu pagi untuk menyerah, bukan !!. Kita masih
memiliki banyak waktu. Hidup sesingkat ini tidak untuk dihabiskan dalam luka,
dalam gagal, dalam kesedihan. Hidup tidak mengenal luka, bagi yang telah
dewasa. Bagi yang memiliki kepercayaan pada takdir Allah.
Kemarin
telah berlalu kawan, hari ini juga hampir berlalu, dan esok adalah hal yang
kita nantikan. Diantara kepak-kepak langkah yang menapak. Di ujung waktu yang
tanpa pintu. Aku berusaha berlari mengejar waktu. Hampir tidak dapat aku
sadari, bahwa aku telah tertebas oleh pedang waktu. Aku terkapar dalam netapa
kehidupan. Aku meluncur tanpa kendali di lorong waktu. Entah mengapa aku begitu
tidak berdaya, dan begitu terlena. Aku ingin kembali tegar dalam pergulatan
hidup. Melahirkan prestasi yang cukup baik dan cukup membanggakan. Namun tidak
semuda yang aku bayangkan, sehingga hanggar telah penuh oleh pelu dan ratapan.
Kawan-kawan dapatkah kalian mengerti tentang aku. Bila kalian mengerti, tolong
sedikit bantu untuk menjahit bekas sayatan itu. Sehingga aku dapat kembali
berdiri bersama kalian, dalam menggapai cita-cita. Dapatkah kita bebas dari
belenggu ketidak pastian ini. Dapatkah kita habiskan semua ketidakberuntungan
itu. Dan menulis sendiri takdir kita, menggambar sendiri jalan kita, serta
memilih yang hanya kita sukai saja. Dapatkah kita melakukan itu. Tapi, apakah
dengan demikian dunia akan menjadi syurga?. Apakah dengan demikian kita akan
bahagia?. Dapatkah kalian menjawab, sebagian saja pertanyaan sukmaku itu.
Dapatkah kalian menjelaskan tentang semua itu. Kering kerontang dalam luasnya
padang pasir. Tanpa atap, tanpa air, dan tanpa makanan. Andai takdir dapat kita
tulis sendiri, mungkin kita tidak perlu untuk menderita lagi.
Dalam jawaban hidup, tiadalah pernah kita ketahui. Kita hanya perlu melangkah
dan melangkah. Biarkan bait-bait sajak atau puisi berlantunan tentang kemolekan
atau keburukan. Tetap kita harus berjalan dalam sinar iman dan kebijakan. Walau
sukma kita tersayat atau terluka. Padamu kawan, aku mengadu dengan jalan yang
tanpa kompas. Tetapi kita tetap dalam semangat iman dan cita-cita.
Sayatan
Sukma
Bagaimana
bisa sedih,
Jika
daun-daun pada pepohonan tetap hijau.
Jika
burung tetap berkicau merdu
Jika
langit tetap biru kemilaunya.
Tanah
bisa tetap kau pijak
Kau
susupkan telapak kaki tanpa alas
Pada
dinginya air mengalir.
Bagaimana
bisa
Jika
teman sejiwa, mendekap dengan kata-kata.
Jika
daun teh masih bisa dibeli murah.
Jika
kakak beradik tak henti canda tawa.
Kau
tak sedang menghisap tembakau
Kau
hanya bunga yang tak disiram tuannya
Namun
dibasahi air hujan
Berbahagialah,
berbahagialah
Karena
senja tetap saja kuning keemasan.
Oleh.
Arip Riko.
Palembang,
13 November 2018.
Sumber
foto. Apero Fublic.
Sekilas
tentang penyair. Dia seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang. Pada Fakultas Adab dan Humaniora, bidang studi Sejarah Peradaban
Islam. Arip lahir di Kota Palembang pada tahun 1995. Mahasiswa smester akhir
ini, sekarang sedang menyelesaikan tugas akhirnya, skripsi. Arip memiliki hobi
membaca, dan memiliki minat tinggi pada dunia seni. Sehingga saat bersama
teman-temannya dia suka bermain gitar atau menulis puisi. Baginya hidup harus
dinikmati, jangan disesali. Hal yang berlalu biarlah berlalu, dan biarlah
mengalirlah seperti air. Dalam duni kepenyairan, dia berpendapat bahwa, syair
itu hadir dari jiwa yang terdalam. Apabila jiwanya terluka, maka akan muncul
syair yang berlumuran dara dan air mata. Arip dijuluki, penyair senyap malam.
Dia bergerak bagai bayangan di malam hari, dan hadir tanpa diketahui. Salam,
sastra kita.
Editor.
Joni Apero.
Kategori. Syarce Fiksi
Catatan:
Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama:
Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau
menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman
hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat
tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya. Kirim saja
ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim. Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan,
alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat
email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero Fublic. whatsApp:
081367739872. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab
sepenuhnya dari pengirim.
By. Apero Fublic
Via
Syarce
Post a Comment