Sastra Moderen
Asmara Dan Tragedi Semanggi
Apero
Fublic.- Semanggi suatu kawasan yang terletak di Jakarta Bagian Selatan. Pada
nama flora Semanggi adalah sekelompok paku air dari marga Marsilea yang
di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawa atau tepi saluran irigasi, atau
saluran air. Nama kawasan, Semanggi suatu kawasan yang terletak di daerah
Jakarta Bagian Selatan.
Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I yang terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintahan transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II yang terjadi pada 24 September 1998 yang menyebebkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta. Selain itu juga menyebabkan 217 korban luka-luka.
Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I yang terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintahan transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II yang terjadi pada 24 September 1998 yang menyebebkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta. Selain itu juga menyebabkan 217 korban luka-luka.
Antolologi puisi dari W. Ikhwan Purnama adalah bentuk puisi yang
menceritakan kejadian-kejadian seputar revolusi 1998 yang menitik beratkan pada
Tragedi Semanggi. Dalam syair puisi-nya Ikhwan menggambar kejadian-kejadian
mengenai aksi-aksi mahasiswa dan masyarakat dalam menentang pemerintahan
transisi di mana masyarakat tidak percaya pada pemerintahan orang-orang bekas
Orde Baru.
Kekuatan militer dipamerkan berhadapan dengan mahasiswa dan
masyarakat sipil. Tongkat bambu, gas air mata, kawan berduri, water
canon, balikade kawat duri, dan sebagainya. Pada setiap lembar halaman
antologi puisi dilengkapi dengan foto-foto aksi mahasiswa dan masyarakat pada
saat demonstrasi. Sebagai seorang wartawan Ikwan selalu membawa kamera sehingga
dapat mengabadikan peristiwa-peristiwa Tragedi Semanggi.
W. Ikhwan Purnama (wawan) lahir pada 21 Februari 1970 di Jakarta. Besar
di ibu kota negara memberikan pengalaman yang luas untuk
kejadian-kejadian di Jakarta. Dalam pendidikan, setelah selesai pendidikan
tingkat SLTA, melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Jakarta.
Sekitar
tahun delapan puluhan ia bergabung dengan Bengkel Deklamasi pimpinan penyair
kondang Jose Rizal Manua. Dari situlah ia banyak belajar tentang bagaimana
menulis puisi dengan baik. Tahun 1995 ia menjadi abdi negara. Saat terjadi
demonstrasi besar-besaran di Jakarta pada tahun 1998, ia juga sempat turun dan
mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera yang selalu ia bawa.
Hasilnya
lalu ia sandingkan di dalam buku antologi-nya. Beberapa puisi-nya juga pernah
dimuat di Harian Pos Metro (Jawa Post Group), dan
Majalah Dwi Mingguan Derap Reformasi. Dalam menulis, ia Kemudian
juga menyiapkan buku kumpulan cerita pendek. Buku antologi Puisi Asmara
dan Tragedi Semanggi diterbitkan oleh penerbit Gama Media di
Yogyakarta tahun 2003.
Isi buku terdiri dari 19 puisi, dengan bentuk baris
tulisan rata kiri secara keseluruhan. Jumlah bait paling banyak empat dalam
satu puisi, sedangkan baris lirik dalam satu bait memuat, empat baris, lima
baris, dan enam baris syair. Berikut cuplikan puisi Asmara dan Tragedi Semanggi.
ASMARA
DAN TRAGEDI SEMANGGI
Asmaraku
tumbuh
Bersama
pasta gigi dibawa alis matamu
Desing
peluru dan perihnya gas air mata
Lari
kau dalam kerumunan tiarapku
Terpesona
aku memandangi peluhmu
Asmaraku
tumbuh
Bersama
bom molotov dan batu-batu berterbangan
Ribuan
manusia saling menghujat tak henti
Di
mana kau, ketika tentara memukuli anak bangsa?
Takutku
datang, kau hilang tak terpandang
Asmaraku
tumbuh
Menerobos
barikade mencari bayangmu
Cahaya
rembulan muncul perlahan
Revolusi
lenyapkan jejakmu di gelap malam
Lelahku
bersandar pada tameng yang garang
Asmaraku
tumbuh
Di
mana kau, saat Bendungan Hilir diam damai
Gerimis
sepi saksikan kesendirianku
Itu
bukan mimpi aku rindu kepadamu
Oh
asmara....., ku tunggu kau di bawah jembatan Semanggi.
Oleh:
W. Ikhwan Purnama, Semanggi 1998.
ASMARA
REVOLUSI
Aku
bawa kau pergi berlari
Melangkahi
manusia entah sekarat atau mati
Melompat
pada gerbang kampus Atma Jaya
Peluhmu
menusuk aroma kerinduan
Revolusi
telah berakhir
Taburkan
sejuta bunga berkabung
Tak
ada lagi artileri kawat berduri
Tapi
aku belum puas menatap wajahmu
Revolusi
itu asmara kita
Bersama
musnahnya dirimu
Biarlah
aku tunggu kau peringati hari ini
Entah
kapan aku tak peduli
Rinduku
tergantung di bawah jembatan Semanggi.
Oleh:
W. Ikhwan Purnama, Semanggi 1998.
BULAN
PADAHAL SATU
Bulan
padahal satu
Sorot
matanya saksikan setiap gerak
Menyebarkan
sinar ke sudut-sudut kota di bumi
Silaunya
masuk kedalam jiwa, perih, pedih, mengiris
Lingkaran
aurora mengitar melindungi dari awan kelam
Bulan
padahal satu
Yogyakarta
tenggelam berganti rintihan gerimis
Jakarta
bulat menyala Januari pertama
Semarang
sabit, seperti arit gembala pembantai rumput
Kuta,
Denpasar, Sanur, aku tak tahu sesuai bom
Bulan
padahal satu
Seringkali
dijadikan saksi remaja tersentuh asmara
Di
pinggir-pinggir danau, di sela-sela pepohonan
Menerobos,
menghujam, menyentuh jantung berdetak
Bulan
itu satu, menggantung tak bertiang.
Oleh:
W. Ikhwan Purnama, Slipi 2003.
ANGIN
ADALAH KITA
Pada
angin kita berangkat pergi
Menuju
arah cakrawala terbang rendah
Sore
sekali kita sampai pada batas bayangan
Biar
saja, terlambat pun tak apa di tujuan
Pada
angin kita beranjak pulang
Memeluk
hangatnya tanah kelahiran
Sebab
hujan emas di negeri orang
Tak
seindah cerita hujan batu di negeri
Sendiri.
Oleh:
W. Ikhwan Purnama, Slipi 2000.
Oleh:
Rama Saputra
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Sumber
dan Hak Cipta: W. Ikhwan Purnama. Asmara dan Tragedi Semanggi.
Yogyakarta: Gama Media, 2003.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang
ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen,
cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri,
resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan,
alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com. idline: Apero
Fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Moderen
Post a Comment