Opini
Dampak Ledakan Sosial. Studi UIN Raden Fatah Palembang
Apero
Fublic.- Pertumbuhan kehidupan sosial Negara Indonesia tidak terhindari.
Ledakan penduduk yang sangat pesat, membuat kebutuhan apa saja mengalami
peningkatan pesat. Mulai dari dunia ekonomi, dunia transfortasi, sampai ke
dunia pendidikan.
Kurangnya perhitungan dan pemikiran jangka panjang dari para pembangun terdahulu membuat keadaan ruang publik di negara Indonesia kacau. Pembangunan yang asal jadi, tidak pernah memperhitungkan masa yang akan datang telah mengacaukan semua lini. Seharusnya dalam pembangunan juga harus memperhitungkan kemajuan zaman.
Seperti sistem jalan, yang seharusnya di sisi jalan-jalan utama kota, jalan lintas provinsi, tidak di bangun gedung-gedung sekolah, perkantoran, antisipasi kemunculan pasar, dan pedagang. Ketika pagi saat anak-anak pergi sekolah, kemudian jam mereka pulang, otomatis memacetkan jalan. Begitupun saat keluar masuk dari toko-toko, pasar, juga memacetkan jalan.
Kemudian sistem jalan yang sempit dibangun halte-halte tepat di bibir jalan, saat bus yang besar berhenti menaikan dan menurunkan penumpang, tentu akan memperlambat arus lalu lintas. Halte seharusnya dibangun menjauh dari bibir jalan, lalu di buat perhentian yang dapat menampung badan mobil keluar dari badan jalan utama, saat berhenti menaik dan menurunkan penumpang.
Kurangnya perhitungan dan pemikiran jangka panjang dari para pembangun terdahulu membuat keadaan ruang publik di negara Indonesia kacau. Pembangunan yang asal jadi, tidak pernah memperhitungkan masa yang akan datang telah mengacaukan semua lini. Seharusnya dalam pembangunan juga harus memperhitungkan kemajuan zaman.
Seperti sistem jalan, yang seharusnya di sisi jalan-jalan utama kota, jalan lintas provinsi, tidak di bangun gedung-gedung sekolah, perkantoran, antisipasi kemunculan pasar, dan pedagang. Ketika pagi saat anak-anak pergi sekolah, kemudian jam mereka pulang, otomatis memacetkan jalan. Begitupun saat keluar masuk dari toko-toko, pasar, juga memacetkan jalan.
Kemudian sistem jalan yang sempit dibangun halte-halte tepat di bibir jalan, saat bus yang besar berhenti menaikan dan menurunkan penumpang, tentu akan memperlambat arus lalu lintas. Halte seharusnya dibangun menjauh dari bibir jalan, lalu di buat perhentian yang dapat menampung badan mobil keluar dari badan jalan utama, saat berhenti menaik dan menurunkan penumpang.
Dalam pembangun tata kota, apabila harus demikaian maka pembangunan
sarana tersebut seharusnya jangan menghadap jalan utama secara langsung, tetapi
membentuk barisan melintang sisi jalan, sehingga posisi jalan utama berada di
sisi kiri atau kanan gedung-gedung (tengah).
Sistem sayap jalan, atau sistem
keluar dari gedung, sehingga saat terjadi jam sibuk tidak langsung memenuhi
jalan utama. Kemudian permasalahan banjir, karena sebab melalaikan sistem
pengolahan air, tidak menghitung volume hujan, tidak memperhatikan sejarah
geografis tanah, apakah disana ada lokasi banjir hujan.
Baik pemerintah,
swasta, warga dalam membangun tidak mempelajari sistem geografis tanah dan air,
sehingga membuat banjir-banjir di musim hujan di kawasan tertentu. Rawa-rawa,
tanah renah lokasi banjir alami di timbun dan dibangun. Sehingga air hujan
kehilangan tempat penampungan alami. Otomatis air akan naik dua kali lipat dari
genangan alaminya.
Seharusnya, daerah genangan air harus mendapat ganti lokasi
penampunan air. Dalam hal ini, kita berharap kesalahan penataan pembanguan
harus kita hindari dari sekarang. Kesadaran warga dan pemerintah kedepannya
demi kebaikan bersama, tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Agar
dapat menata dan mengatur perkembangan mobilitas sosial di tengah ledakan
masyarakat yang tidak terkendali.
Kita
akan menyoroti Kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Sebagai
contoh imbas dari perkembangan sosial masyarakat yang tumbuh sangat pesat.
Kampus yang terletak di Jalan. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri, Pahlawan,
Kecamatan Kemuning, Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan. Kampus yang dalam
tahap perkembangan ini, memerlukan sistem penataan yang ekstra.
Pertama
parkiran, kini di Kampus UIN Raden Fatah Palembang tidak ada lagi halaman kosong
untuk berlalu di depan-depan fakultas-fakultas. Sehingga saat keluar atau
menunggu waktu belajar mahasiswa duduk di teras-teras, lobi-lobi fakultas,
masing-masing. Untuk keluar berbelanja saja mahasiswa harus sempit-sempitan
dengan susunan sepeda motor. Bertambahnya jumlah mahasiswa berati bertambah
juga penggunaan kendaraan.
Seharusnya
lahan di depan fakultas adalah lahan terbuka dan bersi sebagai tempat bersantai
dan menghilangkan kepenatan setelah belajar. Epek sempit berdampak pada angka
stres mahasiswa dan tenaga pengajar. Untuk mengeluarkan sepeda motor saja perlu
perjuangan, begitupun saat memarkirkan. Para satpam juga kesulitan mengatur
kendaraan, sebab pengguna lahan parkir yang tidak disiplin.
Untuk
halaman perpustakaan yang seharusnya hanya untuk petugas perpustakaan, kini
menjadi parkir sumua orang. Lahan di depan fakultas masing-masing penuh sepeda
motor milik mahasiswa. Ditambah dengan mobil-mobil dosen yang bersusun di depan
fakultas-fakultas. Setiap mau lewat terpaksa menyelip diantara kendaraan
tersebut.
Melihat kondisi ini, pihak pengembang kampus juga perlu menata dengan
serius sistem parkir kendaraan. Saat kampus berkembang, penerimaan mahasiswa
lebih banyak, jumlah fakultas bertambah, dan pembangunan gedung baru, maka
perkembangan lainnya juga perlu di adakan. Seperti pembangunan gedung parkir
misalnya.
Sesunggunya, di bagian samping dan di bagian belakang, Fakultas Adab,
Fakultas Syariah, ada lahan kosong yang dapat di manfaatkan untuk lahan parkir.
Namun lahan tersebut dibiarkan menganggur, ditumbuhi pohon pisang liar, dan
rerumputan. Begitupun di samping gedung pascasarjanah juga terdapat lahan
kosong tidak terpakai, dan berantakan tentu juga dapat digunakan untuk lahan
parkir.
Hal yang paling buruk adalah sistem kebersihan WC. Sistem kebersihan
sangat buruk sekali, sehingga perlu diperbaiki, di tata ulang, dan sistem
pengaliran airnya. Tenaga-tenaga kebersihan begitu kurang. Sehingga mereka
cenderung tidak dapat melaksanakan semua tugas dengan baik.
Selain itu, kampus UIN Raden Fatah Palembang sangat minimnya nilai
estetika sebagai kampus Islami, membuat pemandangan mata menjadi beku. Sepajang
mata melihat hanya pelataran semen atau tanah. Tidak ada pemanfaatan lahan dan
ruang. Seperti penanaman bunga pot, atau tanaman pot. Atau pun, menanam bungah
agar halaman tampak asri.
Untuk melakukan itu, ada baiknya pihak kampus dan
mahasiswa membentuk perkumpulan atau organisasi pencinta lingkungan kampus.
Urusan ini, dinaungi bem-bem fakultas, dimana mereka akan bekerja sama dalam
menanam, menata, dan menjaga lingkungan tetap bersih. Kemudian diadakan lomba
kebersihan dan keasrian fakultas sebagai penyemangat.
Pemberian penghargaan dan
piagam sebagai tanda jasa bagi mahasiswa secara individu maupun kelompok.
Sehingga para mahasiswa akan berkreasi mengenai lingkungan fakultas mereka. Hal
demikian juga dapat dijadikan edukasi untuk mencintai alam. Mereka dapat
menanam bunga-bunga, tanaman obat, angrek, atau jenis flora langkah asli
Sumatra Selatan.
Selain itu, saat kita masuk keruangan tidak jarang kita akan temui
sampah berserakan. Dari tisu, bungkus berbagai snak, bekas minuman, kertas
makalah bekas seminar, sisa makanan, dan lain-lain. Begitupun dengan kursi
tempat duduk, berantakan dan acak-acakan sekali.
Ada baiknya untuk para dosen yang
akan mengisi mata kulia meminta mahasiswa untuk membersihkan kelas, menata
kursi agar rapi. Si dosen jangan memulai mata kulia apabila kelas belum bersih
dan rapi. Begitupun setelah kulia, meminta mahasiswa untuk bertanggung jawab
dengan dengan sampa mereka, bungkus permen, bekas diskusi, dan sebaginya.
Setiap ruangan kelas diharapkan dilengkapi dengan alat pembersi seperti, sapu
lantai, sekop pengumpul kotoran, dan tong sampah. Sebab mahasiswi saat aku
masih kulia bilang, kalau ada sapu mereka bersedia membersihkan. Sistem
kebersihan kelas juga diharapkan dengan pengorganisasian ketua kelas dan
anggota kelas. Sedangkan untuk pengepelan lantai kelas, teras kelas,
pembersihan kaca, dan pembuangan sampa pada tong sampah, dapat dilakukan oleh
para karyawan kebersihan.
Kita lanjut menengok sisi masjid kampus. Masjid yang suda over
kapasitas itu seharusnya sudah di perbesar, menjadi dua lantai. Saat masa kulia
aktif dimana mahasiswa datang untuk shalat masjid penuh sesak. Sehingga ruangan
di dalam masjid terpaksa menggeser ruang shalat putri. Sehingga mereka akhirnya
menunggu di bagian luar ruangan.
Kemudian kebersihan yang perlu diperhatikan.
Banyaknya jamaah yang tidak mengindahkan kebersihan, membuat lantai teras
masjid selalu kotor. Begitupun dengan sistem toilet yang perlu di tata ulang
(bongkar ulang) agar tidak selalu mampet. Seharusnya memiliki sepitank yang
tinggi, agar dapat mengatur sirkulasi udara, baik sistem udara sepitank, dan
aliran kotoran pada paralon.
Saya lihat, kadar air tanah di lokasi masjid
tinggi. Ciri kadar air tanah tinggi adalah coba kita gali tanah, seumpama baru
sepulu sentimeter sudah ada air keluar, berarti kadar air tanah tinggi, maka
sepitank, kloset toilet harus tinggi. Agar saat musim hujan septiteng tidak
penuh oleh air, dan ti mendesak ke paralon aliran pembuangan kotoran. Kloset WC
selalu buntu, dan buntu.
Selama lima tahun saya kulia, kloset WC masjid buntu
terus. Seharusnya, membangun objek sistem keperluan manusia banyak, jangan
memakai tukang abal-abal yang hanya dapat memasang. Jangan hanya pekerja yang
bekerja tanpa memikirkan kebaikan lain, selain uang dan cepat selesai. Bila
perlu dengan meminta saran dari para arsitek.
Sistem kepengurusan masjid juga harus melibatkan lebih banyak anggota
untuk kampanye menggalakkan dan mengingatkan agar jamaah selalu menjaga
kebersihan. Sering sekali saat selesai wudhu berjalan di lantai yang kotor,
berpasir, membuat merasa ragu dengan batalnya wudhu.
Sebab mungkin saja, sepatu
jamaah yang entah dari mana telah menginjak najis. Saat shalat di bagian
pinggir arah lantai yang penuh oleh tumpukan sepatu, begitu tidak mengenakkan
oleh bau-bau dari sepatu jamaah. Saya merasa heran, jamaah masih saja
menginjakkan sepatu di lantai padahal sudah dipasang merek batas suci.
Sepertinya mereka tidak mengerti shalat yang sesunggunya.
Hendaknya dilengkapi
dengan rak sepatu yang memadai. Maka, untuk menarik banyak marbot dari pihak
mahasiswa, pihak pengurus masjid membangun pasilitas tempat tinggal yang layak,
jangan asal ruangan. Mereka diberi tempat tinggal gratis, layak, kemudian
diberi sertifikat setelah selesai kulia, atau selesai menjadi marbot.
Sebagai
masjid kampus hendaknya masjid mewakili nilai keislaman dan nilai akademisi
yang sempurna. Ada ruang perpustakaan yang memuat buku kajian keislaman.
Hendaklah masjid kampus ditata dan dibangun dengan baik, atau di istilahkan
dengan masjid
hijau. Masjid hijau adalah konsep pembangunan dan penataan lingkungan
masjid yang ramah lingkungan, dan tertata baik.
Pertama, seumpama seperti adanya sistem daur ulang air wudhu, lalu digunakan kembali sebagai penyiram tanaman, kebersihan, atau apabila tidak melanggar syariat dapat digunakan untuk wudhu kembali. Kedua, sistem penampungan air hujan, dan pemanfaatannya.
Pertama, seumpama seperti adanya sistem daur ulang air wudhu, lalu digunakan kembali sebagai penyiram tanaman, kebersihan, atau apabila tidak melanggar syariat dapat digunakan untuk wudhu kembali. Kedua, sistem penampungan air hujan, dan pemanfaatannya.
Di musim hujan air sangat berlimpa, sehingga dapat termanfaatkan dan
menghemat biaya air. Begitupun dengan kebersihan lantai. Begitupun pengelolaan
dan organisasi kepengurusan masjid lebih aktif dan berfungsi, seumpamanya
pembuatan badan hukum. Memiliki rekening yang tersosialisasi sehingga
penyumbang dapat mentransfer, dan keuangan masjid juga terpublikasi.
Tentu kita
malu apabila masjid kita semrawut, sebab dimasjid kampus adalah simbol
intelektual keislaman kita. Hendaklah adanya kelompok kreatif dalam
merencanakan pengembangan lingkungan masjid kampus. Jangan sampai masjid kampus
yang penuh dengan sarjanah, itu kalah dengan masjid kampung.Kalau sekarang
dalam keadaan pembangunan jadi jamaah harus sabar.
Di
sepanjang jalan di area gerbang sampai di ujung kampus agar para pedagang di
tertibkan. Dengan cara, membangun tempat atau gedung untuk pasar kampus. Selain
menampung pedagang kecil, juga diharapka UKM Kampus berpfungsi untuk praktek
mahasiswa (ekonomi dan bisnis) dalam berwirausaha.
Setelah pedagang di
tertibkan, maka harus diawasi agar para pedagang tidak lagi muncul disepanjang
jalan area kampus. Pemasangan rambu-rambu dilarang parkir dan berjualan, agar
masyarakat tahu. Dalam penertiban dan penentuan lokal juga dihindari KKN dari
oknum, sewa jangan terlalu tinggi.
Kedepankan ketertiban lingkungan kampus.
Begitupun dengan tata letak ATM di sepanjang jalan, agar posisi pintu di balik
ke bagian dalam halaman kampus (fakultas syariah). Apabila barisan ATM tersebut
tetap menghadap jalan, maka, para pengguna ATM akan memarkirkan kendaraan
mereka di jalan, baik mobil atau motor.
Tentu kemacentan akan segerah terjadi,
saat kuliah aktif dan jam sibuk, sebab jalan sempit. Ada baiknya ATM
tersebut di gunakan khusus mahasiswa dan masyarakat umum tanpa harus memarkir
kendaraan di jalan. Apabila tetap ingin menghadap luar halaman, maka tata letak
barisan ATM di rubah melintang, dan menyediakan lahan parkir kecil untuk mobil
atau motor.
Begitupun dengan ATM disamping BAK Pusat agar di pindahkan, sebab
selain menggagu jalan lewat, sering nasabah memparkir kendaraan di jalan,
nasabah antri. Begitupun di depan BAK ada baiknya menyediakan lahan parkir.
Sebab ada waktu-waktu dimana mahasiswa yang mengurus administrasi memparkir
kendaraan di jalan raya di depan BAK Pusat.
Suatu hal yang paling penting adalah pihak kampus agar membentuk
sistem Lembaga Internal Kampus (dalam hal ini khusus seluruh Indonesia, masih
ingat dengan kasus pelecehan di sebuah Perguruan Tinggi). Kegunaan lembaga ini
untuk menyelesaikan permasalahan kampus, dan memperbaiki moral kampus.
Untuk
menanggani permasalahan sosial di dalam kampus, seperti pelecehan dosen
terhadap mahasiswi, pelecehan mahasiswa terhadap mahasiswi. Selanjutnya untuk
menuntaskan permasalahan lain seperti keterlambatan skripsi, baik di sengaja
oleh mahasiswa, atau oleh oknum dosen.
Sebab tidak mustahil adanya oknum yang
memanfaatkan kedudukan tertentu untuk berbuat negatif. Yang paling rentan
adalah para mahasiswi. Lembaga ini diharapkan memberikan rasa keadilan dan
demokrasi yang luas. Sering adanya monopoli pihak fakultas dalam suatu
kegiatan, misalnya penyelenggaraan kegiatan katakanlah dalam kegiatan internal
kegiatan mahasiswa.
Untuk mengawasi munculnya fahan radikalisme di kalangan mahasiswa.
Yang terakhir adalah mencega melahirkan sifat neofeodalisme di kalangan dosen.
Suatu sifat yang keakuan dan merasa sangat berkuasa dan tidak
adanya norma keseimbangan dalam bertindak.
Di sana mereka membuat keputusan
bukan berdasarkan alasan akademis, tetapi alasan emosional karena merasa lebih
profesional. Dengan adanya Lembaga Internal Kampus ini, akan dapat
menyelesaikan permasalahan dengan cara baik-baik dan damai. Berguna untuk
mahasiswa atau seluru stap kampus dan para dosen, memiliki tempat meusyawara
dan mengadu tentang hal-hal yang menyeleweng di dalam kampus.
Lembaga Internal
Kampus harus di sosialisasi ke mahasiswa agar dapat di manfaatkan. Punya kantor
dan stap sendiri, terpisah dari urusan kampus yang lainnnya. Lembaga Internal
Kampus seharusnya ada di setiap kampus-kampus di Indonesia. Beranggotakan
guru-guru besar yang tidak lagi memiliki peranan penting dalam aktivitas
kampus, netral dan independen.
Untuk saat ini, situasi lingkungan kampus UIN Raden Fatah Palembang,
mahasiswa harus bersabar, kampus juga dalam pembangunan dan perkembangan.
Gedung kampus baru di Jakabaring cepat selesai. Semoga tulisan kecil ini
sedikit memberikan masukan dan dampak dalam pembangunan kedepannya. Opini ini
ditulis melihat keadaan dan situasi yang sesuai antara tahun 2017 sampai 2018.
Selain itu pengirim opini, membaca artikel yang memuat tentang pelecehan dosen
terhadap mahasiswi. Ada juga pembacaan artikel pelecehan di oleh mahasiswa di
sebuah universitas (sebagai inspirasi).
Oleh.
Muhammad Ishak
Editor.
Joni Apero.
Palembang,
29 Desember 2018.
Catatan:
Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama. Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya
hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah
dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan
ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal
dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas.
Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com. idline: Apero Fublic. Messenger.
Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Opini
Post a Comment