Sastra Kita
Di Sudut-Sudut Kecil
Apero
Fublic.- Pemilihan Umum. Sudut-sudut kecil di negeri ini
terdapat dalam tatanan sosial masyarakat kelas bawa. Masyarakat miskin,
terasing, cacat, bodoh, dan polos. Mereka hidup sederhana apa adanya.
Dalam keseharian bekerja menyambung hidup. Demi pendidikan anak
mereka bergulat sepanjang hari. Demi beberapa rupiah mereka memeras tenaga
siang dan malam.
Mereka itu, bekerja bermacam-macam. dari menjadi kuli, sopir becak, berjualan kecil, Tukang Sol Sepatu, Pemulung, orang-orang cacat, dan banyak lagi. Sedangkan Rumah mereka biasanya mengontrak dengan ukuran minim dan tempatnya kumuh lagi kotor. Sedangkan di desa-desa biasanya rumah mereka sederhana.
Mereka tidak punya banyak penghasilan, hidup dari menjadi buru perkebunan, baik Perseroan atau milik-milik orang kaya. Mereka membawa sepeda atau mendorong gerobak, atau mungkin dengan bakul berisi dagangan, dalam mencari nafkah hidupnya. Janda-janda tua atau yang pencari nafkah keluarganya. Atau orang tua yang mencari nafkah sekadarnya hanya untuk memenuhi perutnya demi tidak membebani anak-anak mereka.
Sudut-sudut kecil adalah gambaran kelas masyarakat paling bawah, baik dari segi ekonomi dan pendidikan. Mereka semua menjadi sasaran kampanye hitam, dan aliran uang dalam pembelian suara saat pemilihan. Mereka tidak tahu, mereka tidak mengerti. Mereka orang-orang yang tinggal di Sudut-Sudut Kecil.
Mereka itu, bekerja bermacam-macam. dari menjadi kuli, sopir becak, berjualan kecil, Tukang Sol Sepatu, Pemulung, orang-orang cacat, dan banyak lagi. Sedangkan Rumah mereka biasanya mengontrak dengan ukuran minim dan tempatnya kumuh lagi kotor. Sedangkan di desa-desa biasanya rumah mereka sederhana.
Mereka tidak punya banyak penghasilan, hidup dari menjadi buru perkebunan, baik Perseroan atau milik-milik orang kaya. Mereka membawa sepeda atau mendorong gerobak, atau mungkin dengan bakul berisi dagangan, dalam mencari nafkah hidupnya. Janda-janda tua atau yang pencari nafkah keluarganya. Atau orang tua yang mencari nafkah sekadarnya hanya untuk memenuhi perutnya demi tidak membebani anak-anak mereka.
Sudut-sudut kecil adalah gambaran kelas masyarakat paling bawah, baik dari segi ekonomi dan pendidikan. Mereka semua menjadi sasaran kampanye hitam, dan aliran uang dalam pembelian suara saat pemilihan. Mereka tidak tahu, mereka tidak mengerti. Mereka orang-orang yang tinggal di Sudut-Sudut Kecil.
Dunia mereka sangat terpinggirkan. Namun mereka menciptakan dunia mereka
sendiri yang tenang dan bersahaja. Mereka hidup dengan sangat sederhana, namun
cinta kasih mereka menyelimuti kesusahan dan mengubah kesusahan itu suatu
kebahagiaan dalam kebersamaan.
Mereka mempunyai anak yang penurut dan biasanya
pintar dan rajin. Sering anak-anak mereka kurang biaya dalam menuntut ilmu.
Kebanyakan orang yang cukup berada, atau orang kaya hanya memandang sinis dan
acu pada mereka di sudut kecil itu.
Pada masa tahun politik
ini, mereka menjadi sasaran orang-orang bodoh, miskin intelektual,
serakah, yang ingin menjadi pemimpin. Di sini mereka menebar pesona dalam
janji. Sedangkan agen atau kaki tangan mereka membagikan uang
secara rahasia dan tersembunyi.
Mereka membeli suara dan memberikan
Janji-janji. Sedangkan selebihnya mereka membagikan sembako atau baju kaos dan
kalender partai, yang tentu bergambar dengan tersenyum dan berbaju
keagamaan. Orang yang di sudut-sudut kecil tertipu dan termakan rayu
yang mereka tidak tahu.
DI SUDUT-SUDUT KECIL
Di
Sudut–Sudut Kecil
Hidup
Bersahaja dan Polos
Menggenggam
Arang dan Becek Jalan
Beristanah
Reot dan Kumuh
Beratap
Terik, Beralas Letih
Di
sudut–sudut Kecil
Hidup
Berkasih Sayang
Memperhatikan
dengan hati
Tanpa
Pamrih Bertolong Kasih
Di
Sudut–Sudut Kecil
Bagai
Dunia yang Tersisih, Namun menabur Kasih
Itu
ada di Negeri –Negeri
Di
sudut-sudut Kecil
Banyak
Air mata yang Terjatuh
Bening
di Malam, Jernih di Siang Hari
Di Sudut-Sudut
Kecil
Tak
Terlihat Oleh Mata, Tak Ternilai Oleh Harta
Tak
Tau Para mereka, Jua tak Mau Tau
Di
sudut-sudut Kecil
Hanya
ter-jamah yang Berhati
Di
Sudut – Sudut Kecil
Tiada
intrik, Tiada Politik
Jauh
dari Ambisi dan Korupsi
Seliter
Beras Mendamaikan Hati
Kebahagiaan
ada walau dalam Susah
Di
sudut-sudut Kecil
Tepat
Mereka Menipu dan Mengumbar Janji
Di
Sudut - Sudut Kecil
Tempat
Raja-raja Bermulut Manis
Di
Sudut- Sudut Keci
Tempat
Menuai Nama, Memampang Wajah
Di
Sudut – Sudut Kecil
Banyak
Korban Berjatuh
Di
Sudut – Sudut Kecil
Membagi
Rupiah, Sembako Bolelah Jua
Di
sudut-sudut Kecil
Bergelimpangan
Mayat Berbusuk
Tiada
Daya Dalam Genosida
Di
Hantam Atom Yang Licik
Di
Sudut-Sudut Kecil
Hanya Berserah
Diri, Dalam Angin Sepi.
Alhasil,
pemilihan umum atau pemilihan sekelas nya menjadi kotor dan busuk.
Mereka yang memilih setelah menerima uang, kemudian
menjadi korban. Kerugian negara mulai terbuka saat korupsi
mereka menjadi-jadi. Tidak ada arti dan hasil atas wakil yang mereka
pilih. Hanya sebuah nama yang membekas dalam ingatan.
Uang yang
mereka terima tinggal menjadi kotoran yang berbau. Menjadi pejabat selama
lima tahun mereka melupakan sudut-sudut kecil bagaikan orang
Amnesia. kemudian lima tahun kemudian mereka datang kembali ke
Sudut-Sudut Kecil. Menabur janji, memasang wajah pada
baliho-baliho.
Tentunya uang seratus ribu, atau lima puluh ribu
mereka selipkan kembali. Duh sudut-sudut kecil, tertipu lagi. negara tidak
maju-maju. hanya sekelompok manusia serakah bermain anggaran, mabuk-mabukan dan
wanita. Sudut-Sudut Kecil, tak berdaya dan selalu terkalahkan. Di bantai
kemunafikan mereka-mereka buruk akhlak nya, entah sampai kapan.
Oleh.
Joni Apero
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Palembang,
24 Juli 2018.
Kategori.
Syarce Objektif.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan
nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat
email: fublicapero@gmail.com idline: Apero Fublic.
Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Kita
Post a Comment