Kata Mutiara
Sy. Apero Fublic
Hijab. Fenomena dan Paradigma
Apero
Fublic.- Dahulu wanita Muslimah dari kawasan jazirah Melayu (Indonesia)
atau Nusantara (Asia Tenggara) menggunakan penutup aurat dengan kerudung biasa.
Masih ingat dengan lagu dari Wali, Gadis Berkerudung Merah. Tentu saat
membuat lirik lagu, lebih sesuai sebab dengan budaya Indonesia sejak dahulu,
yaitu kerudung.
Kerudung adalah bentuk penutup aurat di bagian kepala dan
leher sekaligus dada. Kerudung bentuknya begitu sederhana. Bentuk kerudung
serupa dengan selendang yang dililitkan di kepala dan melingkar di kedua sisi
bahu. Kemudian setelah Orde Baru runtuh perlahan tapi pasti, pengaruh bentuk
kerudung berubah.
Bukan hanya berubah mode, tapi juga berubah nama dan cara
pemakaiannya, yaitu hijab. Mode-mode hijab menjadi tren busana Muslim sekarang.
Karena Indonesia memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, maka sekarang
Indonesia menjadi produsen besar untuk busana Muslim dunia.
Hijab ada juga yang menutup keseluruhan wajah, di namakan burqa.
Hijab yang dikenal umum di Indonesia sebagai bentuk ganti kerudung adalah
jilbab. Jilbab dalam pengertian orang indonesia adalah bentuk kerudung yang
lebih baru dan praktis pemakaiannya. Kata hijab sendiri
berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang.
Menggunakan
penutup aurat bagi kaum Muslimah adalah wajib dalam agama Islam, namun tidak
ditentukan bagaimana bentuknya. Yang jelas setiap wanita Muslimah wajib menutup
aurat entah dengan memakai hijab, burqa, atau kerudung. Salah satu hukum wajib
bersumber dari Al-Quran dalam sura Al-Ahzab ayat 59.
Wanita
diperintahkan untuk menutup aurat-aurat mereka, terutama saat keluar dari rumah
mereka. Hijab sekarang mulai disadari oleh masyarakat Islam di Indonesia, dan
wanita berhijab meningkat di setiap tahunya. Sekarang (2018), wanita muslim
apabila keluar sudah jarang tidak berhijab, terutama di keramaian.
Karena hijab yang sudah menjadi bagian dari kehidupan Muslimah, maka
banyak juga individu-individu menggunakan hijab untuk tameng. Bahkan mereka
sering berhijab, untuk mengelabui orang-orang. Banyak juga pihak-pihak tertentu
yang berbuat maksiat dengan sengaja berhijab, lalu disebar di media sosial,
seperti film forno dan fornografi.
Ada juga wanita berhijab yang masih sifatnya
jauh dari kata sifat wanita solehah. Sehingga bermunculan anggapan dan
pandangan umum yang berbeda mengenai hijab. Mereka berkata "untuk apa
berhijab, kalau masih berbuat maksiat. Lebih baik aku yang tidak berhijab,
tidak munafiq."
Orang berbicara demikian itu, buta tentang hijab dan
iman, dia tidak tahu beda hijab dan ahlak. Saya memberikan saran, supaya jangan
merendahkan hijab atau menyalakan hijab kalau ada oknum yang berbuat tidak
pantas sedangkan mereka berhijab. Tentunya fenomena demikian menjadi pelajaran
kita tentang berhijab, membedakan hijab yang beriman dan hijab yang menipu.
Jangan berhenti berhijab sebab mereka yang maksiat tersebut. Semua nanati akan
di hisab di hadapan Allah di hari akhir. Begitupun yang membuat konten asusila
dengan memakai hijab, bermaksud merusak citra hijab. Kami hanya memberi tahu,
hijab tidak pernah usil dengan kalian, hijab tidak perna menggangu kalian
bersenang-senang dan sebagainya.
Di antara pendapat umum tersebut, ada juga paradigma mereka, bahwa
wanita berhijab itu wanita baik-baik. Ada juga yang bilang, wanita berhijab
itu, adalah alim dan shalihah. Atau ada yang yakin dia seorang wanita yang suci
dan bersih. Oleh karena itu, banyak orang menggunakan hijab untuk menarik
simpati dan membohongi orang.
Sehingga banyak oknum di luar sana menggunakan
hijab untuk menutupi dirinya saja misalnya, tapi kosong iman. Ia berhijab tapi
dengan maksud mencuri, berhijab tapi masih berbohong, bahkan yang lebih
parahnya lagi berhijab tapi melakukan (maafnya sebelumnya) hubungan intim dengan
pasangannya yang belum tentu itu menjadi jodohnya, nauzubilah
minzalik. Sudah makan membuang sampah sembarangan.
Maka dari itu, jangan
samakan hijab dan akhlak manusia. Itu adalah dua hal yang berbeda. Bukan nya
sok suci atau apalah, tetapi kami berharap agar tidak merendahkan kami yang
berhijab. Jauhi kami dari tuduhan munafiq, dan jangalah meremehkan ajaran
syairat Islam. Aku dan semua wanita muslima berharap agar kalian lebih banyak
menuntun daripada menghujat.
Kami hanya lah wanita-wanita akhir zaman yang
berusaha memelihara diri. Kami ingin masuk surga Allah seperti Siti Khadijah,
Aisyah, Fatimah, Halimah dan Muslimah lainnya. Oleh sebab itu, kami juga
berusaha agar wanita menjadi baik, kehidupan rumah tangga yang baik, pendidik
yang baik, dan ibu yang baik. Yang utama adalah memperbaiki diri sendiri yang
lemah ini. Amiinnn. #save hijab.
"Wanita
itu harus cerdas, karena ia akan menjadi ibu dan nantinya menjadikan
anak-anaknya cerdas pula," itu menurut pepatah tapi lain halnya menurut ku
"wanita itu harus menjadi shalihah" why?? Karena cerdas aja belum
tentu shalihah. Tapi shalihah sudah pasti cerdas dan hidupnya sejahtera.”
“Cantik...cantik itu banyak definisinya salah satunya kulit putih, badan langsing, rambut
lurus, dan pipi yang tirus, alis rapi, bibir tipis, macam-macam deh. “Tapi
percuma kalau ia tidak berhijab.”
Oleh:
Yunita Herlina.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 23 November 2018.
Sumber foto. Yunita Herlina.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama:
Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti
puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan
mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel,
kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan
syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media
lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan
khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap,
tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis
tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com
idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung
jawab sepenuhnya dari pengirim.
Via
Kata Mutiara
Post a Comment