-->
Search
24 C
en
  • Penerbit MAF
  • Apero Book
  • JAF
  • LinkedIn
APERO FUBLIC
Terbitkan Artikel Anda
  • Apero Fublic
  • Popular
    • Politik
    • Ekonomi
    • Fotografi
    • Dunia Anak
    • Sosial & Masyarakat
  • Apero Fublic
  • Women
    • Women
    • Tokoh Wanita
    • Skil Wanita
    • Ibu dan Anak
    • Pendidikan & Kesehatan Wanita
  • Gatget
    • Video
  • World
  • Video
  • Featured
    • Penyakit Masyarakat
    • About
    • e-Galeri
    • Post Search
    • Daftar Kata
    • Peribahasa
    • Antologi Puisi INew
    • Antologi Puisi IINew
  • Find
    • Download Artikel
    • Download Feature
    • Andai-Andai
    • Post All
    • Flora Pangan
    • Fauna
    • Picture IndonesiaNew
    • Kamus Bahasa MusiNew
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Brand
    • Sport
    • Fashion
    • Fitness
    • Sunset-Sunrise
    • HijrahNew
    • NasihatNew
APERO FUBLIC
Search

Ruang Sponsor Apero Fublic

Ruang Sponsor Apero Fublic
Home Islam dan Budaya Hilangnya Arsitektur Asli Atap Masjid Sumatera Selatan.
Islam dan Budaya

Hilangnya Arsitektur Asli Atap Masjid Sumatera Selatan.

PT. Media Apero Fublic
PT. Media Apero Fublic
01 Jul, 2019 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Apero Fublic.- Arsitektur Masjid Agung Palembang Adalah Induk Dari Atap Masjid-Masjid Ttradisional di Sumatra Selatan. Mengapa demikian, semua atap masjid dahulu semuanya sama mengikuti bentuk atap Masjid Agung Palembang. Yang tersebar di seluruh Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung. Sehingga dinamakan atap masjid tipologi Mustaka Sumatera Selatan.

Kota Palembang lahir dari dua peradaban besar, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam. Sudah lazim, apabila setiap peradaban selalu mewarisi peninggalan-peninggalan sejarah, baik peninggalan berbentuk material dan peninggalan berbentuk non material. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya bentuk material, seperti prasasti-prasasti yang banyak ditemukan di dalam wilayah Kota Palembang, diantaranya Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang.

Kota Palembang dinobatkan sebagai Kota Tertua di Indonesia, dihitung dari 17 Juni 682 (683) Masehi, berdasarkan tahun yang tertera pada prasasti Kedukan Bukit. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam juga meninggalkan jejak, seperti peninggalan sejarah berupa material bangunan, seperti Benteng Kuto Besak, Kompleks Makam Kawah Tekurep, dan Masjid Agung Palembang.

Peninggalan yang paling fenomenal adalah Masjid Agung Palembang. Sebelumnya Masjid Agung Palembang bernama Masjid Sulton, kemudian pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Keresidenan Palembang), dirubah penyebutan-nya, menjadi Masjid Agung. Kemudian dalam perkembangannya bahasa penyebutan, menjadi Masjid Agung Palembang.

Masjid Agung Palembang dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I, tepatnya pada tahun 1738 Masehi. Sedangkan peresmiannya pada hari Senin 28 Jumadil Awal 1151 Hijriyah, atau 26 Mei 1748 Masehi. Pada zamannya, Masjid Agung Palembang menjadi masjid terindah dan terbesar di Nusantara.

Sketsa Masjid Agung Palembang pernah menjadi sampul sebuah majalah di Eropa, Le Moniteur des Indes-Orientales (Djohan Hanafia: 1988:9). Arsitektur Masjid Agung Palembang adalah bentuk perpaduan budaya, Melayu, Jawa, Cina, dan Eropa. Tetapi khusus untuk arsitektur atap, Masjid Agung Palembang memiliki corak tersendiri, yaitu perpaduan budaya Melayu dan budaya Cina.

Menurut bapak Prof. Dr. H. Baderel Munir, M.A, dalam pembangunan Masjid Agung Palembang, yaitu kepala tukang atau arsiteknya adalah seorang Cina Muslim yang mengabdi pada Sultan Mahmud Badaruddin I. Sehingga, terjadinya bentuk perpaduan antara arsitektur Melayu dan Cina tidak dapat dihindari.


Sesungguhnya arsitektur masjid tradisional, bukan hanya tipologi arsitektur Masjid Agung Palembang yang ada di Indonesia.  Di Indonesia terdapat tiga tipologi umum atap masjid tradisional, yaitu tipologi atap mustaka, atap tajuk, dan atap undak (tumpang). Kata mustaka berarti kepala dalam bahasa Indonesia. Sedangkan tipologi atap mustaka berciri, bidang miring atap sedang, dengan kemiringan sampai 40 atau 50 derajat.

Kemudian pada tingkatan kedua berleher dan atap ketiga membentuk ruang bujur sangkar. Sehingga atap masjid ter-atas seolah-olah terpisah oleh leher dan membahu. Kedua, tipologi atap Tajuk, dalam bahasa Indonesia tajuk berarti tinggi atau tampak tinggi. Atap tajuk berciri, bidang miring mencapai 70 sampai 80 derajat. Dengan sayap atap ter-struktur, membentuk kerucut ke atas sehingga tampak bentuk segi tiga.

Pada atap ter-atas tidak tampak berleher. Atap tajuk banyak terdapat di wilayah bagian barat Pulau Sumatra, seperti Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ketiga, adalah tipologi atap undak, yang juga sering disebut atap tumpang. Undak berarti bersusun-susun, bertingkat-tingkat.

Atap undak wilayah pesebarannya meliputi wilayah Indonesia Timur, seperti Jawa Timur, Lombok, Maluku. Tipologi undak menyebar ke Kalimantan, seperti atap Masjid Sultan Adurrahman, Pontianak. Ciri-ciri atap undak atau tumpang bidang miring atapnya landai, dengan 30 sampai 40 derajat. Tingkatan atap seimbang, sayap atap ter-struktur memanjangnya, sehingga tampak bersusun, atau berundak-undak. Pada atap ketiga tidak tampak berleher. Berikut sketsa tipologi atap masjid tradisional Indonesia.
Gambar A.
Tipologi Atap Tradisional Masjid Indonesia. 1. Atap Tipe Mustaka. 2. Atap Tipe Undak atau Tumpang. 3. Atap Tipe Tajuk. Diolah Dari Berbagai Sumber. Sketsa: Joni Apero.

Gambar. B.
Sketsa Tipelogi Atap Mustaka: 1. Atap Mustaka Sumatra Selatan. 2. Atap Mustaka Kalimantan. 3. Atap Mustaka Jawa. Sumber: Diolah Dari Berbagai Sumbe. Sketsa: Medikal Rohim.


Keterangan: gambar A adalah sketsa bentuk-bentuk umum dari tipologi atap Tradisional Indonesia, . Gambar sketsa No. 1 dari gambar A adalah bentuk tipologi atap Mustaka. Sketsa No. 2 Gambar A, adalah bentuk tipologi atap Undak atau Tumpang. Sketsa No. 3 dari gambar A adalah bentuk tipologi atap Tajuk.

Dari ketiga jenis tipologi umum atap masjid tradisional Indonesia tersebut, yang memiliki jenis kedaerahan adalah atap mustaka. Ada tiga corak aliran pada tipologi atap mustaka. Tiga aliran tipologi atap mustaka tersebut, yaitu tipologi atap mustaka Sumatra Selatan, tipologi atap mustaka Pulau Jawa, dan Tipologi atap mustaka Kalimantan.

Perhatikan sketsa pada gambar B. Sketsa no. 1 dari gambar B, adalah tipologi atap mustaka asli Sumatra Selatan. Sketsa No. 2, dari gambar B, adalah tipologi atap mustaka Kalimantan. Sketsa No. 3 dari gambar B, adalah tipologi atap mustaka Pulau Jawa.

Tipologi atap Mustaka Sumatra Selatan, bercirikan pada leher atap terdapat ukiran-ukiran, dan penutup kolong atap Berbidang miring. Di atas atap mustakanya, terdapat banyak hiasan duri-duri (tanduk kambing), sedangkan bentuk limas atap teratas tidak terlalu rendah atau tegak. Untuk ciri-ciri atap mustaka Pulau Jawa pada bagian leher atap lurus, dan lebih pendek.

Kadang leher atap tidak tampak, atau berhimpit. Seandainya leher atap tampak, tetapi leher atapnya lurus atau tegak, dan tidak diukir. Sedangkan atap mustaka Kalimantan bercirikan atap tegak tinggi meruncing ke atas. Leher atap lebih panjang dari leher atap mustaka Sumatra Selatan dan atap leher mustaka Pulau Jawa.

Semua masjid-masjid tradisional Indonesia tersebut adalah bentuk peninggalan kerajaan Islam di Nusantara, yang tersebar dari Aceh, dan keseluruhan Nusantara. Masjid tradisional atap limas bertingkat-tingkat tertua di Indonesia adalah Masjid Baiturrahman lama di Aceh.

Tidak mengherankan, karena memang Aceh lebih dahulu masuk Islam dibanding wilayah lain di Nusantara. Pada zaman sekarang, arsitektur masjid tradisional mulai punah. Disebabkan beberapa faktor, seperti habisnya sumber daya alam, berkembangnya teknologi, kuatnya pengaruh kebudayaan lain, seperti penggunaan kubah pada desain baru masjid-masjid di Indonesia.

Sehingga terjadilah pergeseran dalam arsitektur masjid tradisional Indonesia. Ada anggapan bahwa kubah sebagai simbol masjid juga menggerus nilai-nilai budaya pada bangunan masjid di Indonesia, begitu pun di Sumatra Selatan. Sekarang di tengah masyarakat Sumatra Selatan (Indonesia) sedang terjadi transformasi dalam pembangunan arsitektur masjid, dari tradisionalitas ke modernitas.

Bentuk transformasi bangunan atap masjid tentu menggerus arsitektur asli masjid Sumatra Selatan. Tidak mengherankan, karena material masjid yang terbuat dari kayu, tentu memiliki ketahanan yang terbatas. Dengan demikian, saat material tersebut tidak layak pakai terpaksa diganti.

Kemudian pengetahuan masyarakat yang sangat minim tentang kebudayaan lokal Sumatra Selatan, membuat masyarakat tidak peduli dengan warisan budaya sendiri. Atap mustaka Sumatra Selatan berinduk pada Masjid Agung Palembang. Kemudian diikuti oleh masjid-masjid lainnya, seperti Masjid Jami Sungai Lumpur, Masjid Kiai Muara Ogan, Masjid Mahmudiyah, Masjid Lawang Kidul.

Berlanjut kemudian berkembang ke seluruh Sumatra Selatan dan Bangka Belitung. Karena memang sebelumnya Provinsi Bangka Belitung bagian dari Kesultanan Palembang Darussalam, dan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan. Itu dibuktikan dengan adanya Masjid Jami Muntok (1883 M), Bangka Belitung. Di lihat dari sisa-sisa arsitektur atap masjidnya.

Hal yang disayangkan adalah ketika masyarakat merenovasi atau membangun ulang tidak mengikuti bentuk asli dari masjid tradisional, sehingga hilang nilai-nilai budaya, seperti seni arsitektur, budaya yang terkandung di dalamnya.

Kejadian seperti itu, bukan hanya pada Masjid Jami Muntok, tetapi beberapa masjid-masjid tradisional di Sumatra Selatan sendiri. Seperti, Masjid Sulaimaniyah Pangkalan Balai, Banyuasin. Karena terbakar pada tanggal 7 Agustus 2009, pembangunan ulang masjid tidak mengikuti rekonstruksi arsitektur asli masjid, yaitu atap mustaka Sumatra Selatan. Nasib sama dialami oleh Masjid Arahman Petaling, Musi Banyuasin.

Masjid peninggalan Kemas. H. Abdurrahman atau Kiai Delamat ini, sekarang sudah berganti bentuk masjid atap tradisi (Yudhy Syarifie: 2011: 63:64). Istilah atap tradisi adalah jenis atap masjid yang hanya berbentuk limas bertingkat-tingkat tetapi tidak ada nilai-nilai budaya, hanya mentradisi pada bentuk saja. Diistilahkan dengan, meniru tanpa seni.


Sekarang arsitektur asli atap masjid Sumatra Selatan hampir hilang atau punah. Masjid-masjid dengan arsitektur atap mustaka Sumatra Selatan yang masih berdiri mulai terbarukan oleh renovasi. Sebut saja Masjid Masjid Al-Khoiriah terletak di RT. I. Desa Gunung Raja, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim.

Masjid yang kemungkinan dibangun tahun 1938 Masehi, karena pada leher atap masjid terdapat angka tahun 1938. Masjid ini sekarang sudah mengalami renovasi, dan sudah kehilangan setengah bangunan aslinya. Selain itu Masjid Jami Sira Pulau Padang, Kecamatan Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, juga sebagai arsip visual dari arsitektur asli atap masjid mustaka Sumatra Selatan.

Di Kota Palembang sendiri masih terdapat beberapa masjid atap mustaka Sumatra Selatan yang belum terekspos, seperti masjid Jami 3-4 Ulu, atau Masjid Jami Darussalam, di Kelurahan 3-4 Ulu, Seberang Ulu I, Kota Palembang, yang dibangun tahun 1909 M. Masjid atap mustaka Sumatra Selatan yang baru ditemukan adalah Masjid Al-Akhyar di Kelurahan Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, yang dibangun di tahun 1953 M. Sehingga tahun-tahun mendatang kemungkinan juga akan diperbaharui dan dikhawatirkan akan merubah arsitektur aslinya.


Setelah tahun 1953 M, tidak lagi ditemukan pembangunan masjid dengan atap mustaka Sumatra Selatan. Pembangunan masjid cenderung bebas dan mulai mengarah ke tipologi baru, yaitu masjid berkubah. Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan masjid tidak mengindahkan arsitektur masjid. Walau pembangunan dengan atap bertingkat-tingkat namun tidak merujuk jenis atap tradisional mana pun. Hanya bentuk atap saja yang bertingkat, namun dari fungsi, dan arsitektur tidak ada sama sekali mencerminkan atap masjid tradisional.


Sejak tahun 1953 M atap masjid tradisional tipologi Mustaka Sumatra Selatan tidak di bangun lagi oleh masyarakat Islam Sumatra Selatan. Berbagai pihak tidak peduli dengan nilai-nilai warisan budaya asli ini, baik kalangan seniman, budayawan atau pemerintah. Suatu hal yang menjadi pertanyaan kita bersama, mengapa kita tidak dapat merenovasi, menjaga, merawat, atau membangun prototipe disetiap kecamatan satu bentuk masjid dengan arsitektur asli Sumatra Selatan?.

Kenapa kita dapat menggali peninggalan zaman purbakala, peninggalan Hindu dan Buddha?. Tetapi kita tidak dapat menjaga warisan budaya yang sangat berharga (arsitektur asli masjid Sumatra Selatan), bahkan masih banyak berdiri? Walaupun material dari alam seperti kayu sudah tidak ada lagi, tetapi semua itu sudah dapat diganti dengan material dari industri.

Sesungguhnya pemerintah bertanggung jawab dengan nilai-nilai budaya tersebut, sedangkan para akademisi bertanggung jawab menjelaskannya. Hak masyarakat untuk tahu apa yang  mereka miliki, dan mereka berhak menerima, mewarisi kembali milik mereka. Kebudayaan adalah bentuk kekayaan intelektual masyarakat yang tentu harus dihargai setinggi-tingginya.

Selain menjaga warisan budaya, harus juga diiringi dengan pendidikan pada bidang kebudayaan, terutama pengenalan kebudayaan lokal. Dengan demikian, untuk merawat, menjaga, melestarikan, nilai-nilai budaya, baik kebudayaan material dan non material yang ada, sebaiknya Pemerintah Daerah Provinsi Sumatra Selatan mulai menyusun mata Pelajaran Kebudayaan Lokal Sumatra Selatan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi yang ada di Sumatra Selatan.

Selama dalam penelitian skripsi saya ini, melalui pengamatan saya tidak menemukan masjid baru yang mengikuti bentuk utuh dari pola arsitektur masjid-masjid tua di seluru Sumatera Selatan. Pembangunan arsitektur atap masjid lebih pada sistem atap limas biasa atau atap limas bertingkat pengaruh masjid yayasan Pancasila.

Kemudian pergeseran dari atap tradisonal dan neo-tradisional menjadi bentuk atap kubah. Atap kuba menjadi tren baru dari sistem atap masjid di Sumatera Selatan. Masa pergeseran arsitektur asli menjadi arsitektur atap lengkung (Kubah). Yang didukung oleh teknologi, industri kuba, dan paham bahwa kubah sebagai simbol masjid.

Oleh: Joni Apero

Palembang, 2018.


Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang. Nim. 13420034.

Sumber: disarikan dari skripsi berjudul: Kajian Sosiologis pada Transformasi Atap Masjid di Kota Palembang (Studi atas Atap Tradisi dan Atap Kubah). Pembimbing I. Dr. Nor Huda Ali, M.Ag. M.A. Pembimbing.II. Dra. Retno Purwanti., M. Hum.

Foto Masjid Agung: Yudhy Syarofie.

Pierre-Yves Manguin, “Demografi dan Tata Perkotaan di Aceh Pada Abad 16 data Baru Menurut Sebuah Buku Pedoman Portugis Tahun 1584,” dalam, Hendri Chambert-Loir dan Hasan Muarif Ambari, (ed.), Panggung Sejarah, Terj. Ida Sundari Husen & HCL, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), h. 244.

Uka Candra Sasmita, Penelitian Arkeologi Islam di Indonesia dari Masa ke Masa, (Kudus: Menara Kudus, 2000), h. 36.

Muhlis PaEni, Sejarah Kebudayaan Indonesia; Arsitektur, h. 249. Masjid Baiturrahman dibangun pada masa pemerintahan Sultan Alaiddin Johan Mahmud Syah I (1267-1309 M). Uka Tjandrasasmita (ed.), Ziara Masjid dan Makam, (t.tp., Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, T.th). h. 27.

By. Apero Fublic
Via Islam dan Budaya
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Post a Comment

PWI Sumatera Selatan

PWI Sumatera Selatan
Seluruh Wartawan PWI Sumatera Selatan Mengucapkan Selamat HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun

Post Populer

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Monday, August 03, 2020

BULETIN APERO FUBLIC

BULETIN APERO FUBLIC

Translate

Search This Blog

Stay Conneted

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
vimeo Subscribe
instagram Follow
rss Subscribe

Featured Post

Kejari Muba Beri Deadline Pihak Penabrak Jembatan P6 Lalan Hingga 21 November 2025

PT. Media Apero Fublic- Thursday, November 06, 2025 0
Kejari Muba Beri Deadline Pihak Penabrak Jembatan P6 Lalan Hingga 21 November 2025
APERO FUBLIC   I  PALEMBANG .- Bertindak sebagai Jaksa Pengacara Negara , jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Muba yang dikomandoi langsung Kajari Muba …

PUBLIKASI PEMKAB

PUBLIKASI PEMKAB
Kabupaten Musi Banyuasin

Most Popular

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Legenda Putri Bulan. Kesetiaan Yang di Abadikan Menjadi Sungai Sake

Sunday, November 10, 2019
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Legenda Asal Mula Bukit Pendape. Musi Banyuasin.

Tuesday, October 15, 2019
Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Legenda Cinta Puyang Gadis. Sumatera Selatan

Saturday, March 21, 2020
Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Asal Mulah Sungai Keruh dan Kutukan Puyang Dulu

Thursday, November 07, 2019
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020
Powered by Blogger
Apero Fublic

Website Archive

  • 2025735
  • 2024203
  • 2023142
  • 2022103
  • 2021365
  • 2020435
  • 2019281

MAJALAH KAGHAS

MAJALAH KAGHAS

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

JURNAL APERO FUBLIC. HUMANIORA

TABLOID APERO FUBLIC

TABLOID APERO FUBLIC

SELAK MAJO

SELAK MAJO
Karikatur

Labels

Aceh Aceh Besar Amerika Serikat Andai-Andai Angkat Besi APERO FUBLIC Apero Herbal Apero Popularity Arkeologi Artikel Atambua Badan Pemerintah Bali Bandung Bangka Barat Bangkinang Banten Batu Bara Batusangkar Baubau Bawaslu Belanda Belu Bencana Bengkayang Bengkulu Berita Berita Daerah Berita Daerah Berita Nasional Berita Internasional Berita Nasional Binjai Biruisme Bisnis BNN Bogor Bola BOLTARA Brand Brazil Budaya Budaya Daerah Budaya Dunia Buku Populer Buletin AF Bulungan Cerita Bersambung Cerita Kita Cerita Rakyat Cerpen Dairi Daratan Daratan dan Hutan Deli Serdang Dongeng Dongeng Dunia DPRD Dunia Anak e-Biografi Tokoh Ekonomi Ekonomi Islam Elektronik Energi FASHION Fauna Film Flora Fotografi Gatget Healthy & Fitness Himpunan Muslim HSS HST Hukum Hukum Islam Ibu dan Anak Ilmu Kesastraan Indragiri Hulu Info Desa Iran Islam dan Budaya Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Masyarakat Islam dan Negara Islam dan Sosial JABAR Jakarta Jambi JATENG Jatinangor Jembrana Jepang Jurnal AF Jurnalisme Kita KABAR Kabar Buku Kabupaten HST KALBAR KALSEL KALTARA KALTIM Kampar Kampus Kanada Karo Kata Mutiara Kepemimpinan Kesehatan Kesehatan dan Pendidikan Wanita kesenian Ketapang Kisah Legenda Kolaka Korupsi Kriminal Kubu Raya Kuliner Kupang Labuhan Bajo Labuhanbatu LABURA Laporan Penelitian Lebak Lembata Lombok Lubuk Linggau Lubuk Pakam Lubuklinggau Mahasiswa Majalah Kaghas Malang Malaysia Marinir Mask Medan Mempawah Menembak Meranti Merauke Militer Mitos Morut Muaro Jambi MUBA Musik NTT Ogan Ilir OKU Selatan OKU Timur Olah Raga Olahraga Opini Otomotif Padang Padang Lawas Padang Panjang Palembang Panjat Tebing Pantun Papua Barat Daya Papua Selatan Parigi Moutong Pariwisata PDF Pekanbaru Pemerintahan Pendidikan Penyakit Masyarakat Perkebunan Pertanian Pertanian dan Alam Pesisir Selatan Pinrang Politik Populer Bisnis Populer Iklan Populer Produk Populer Profesi Prabumulih PraLeader Problematika Seks Propaganda Public Figure Puisi Puisi Akrostik Pustakawan PWI PWI Sumatera Selatan PWI Sumsel PWI SumSel Renang Riau Rote Ndao Samarinda Samosir Sampah dan Limbah Sastra Kita Sastra Klasik Sastra Lisan Sastra Moderen SDA Sejarah Daerah Sejarah Islam Sejarah Kebudayaan Sejarah Umum Sekayu Senam Seniman Sepak Bola Sepeda Listrik Sepeda Motor Sibolga Silat Simalungun Skil Wanita Smart TV Solok Solok Kota Sorong Sosial dan Masyarakat Sosial Masyarakat Sport Sudut Pandang Sukabumi SULSEL SULTENG SULTENGRA SUMBAR Sumber Air Sumedang SUMSEL SUMUT Surat Kita Syarce Tablet Tabloid AF Tanah Datar TANJABAR Tanjung Selor Tapanuli Utara TAPUT Tebing Tinggi Teknologi Temanggung TNI TNI AD TNI AL TNI AU Tokoh Wanita Tradisi UKM-Bisnis UMKM Video Women World

Laman Khusus

  • Cahaya
  • Daftar Kata Istilah Baru
  • e-Galeri Apero Fublic
  • Mari Kita Hijrah
  • Nasihat dan Motivasi
  • Apero Quote
  • Pribahasa Indonesia
  • Picture Indonesia
  • Pangeran Ilalang I
  • Pangeran Ilalang II

Pages

  • Pecakapan Sunset Sunrise
  • Flora Pangan Indonesia
  • Fauna Indonesia
  • Dawnload PDF Gratis
  • Dawnload Feature Gratis (PDF)

Recent Posts

Popular Posts

  • Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series
    Goda Series e-Bike APERO FUBLIC.- Berbicara tentang e-Bike atau sepeda Listrik saat ini memang tidak ada habisnya. Kendaraan praktis tanp...
  • Mengenal Pohon Serdang
    Proses penganyaman atap dari daun serdang oleh masyarakat. (doc: internet/anoname). APERO FUBLIC.- Pohon serdang merupakan tumbuhan yang san...
  • Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly
    Sepeda Motor Listrik Produksi U^Winfly APERO FUBLIC.- U^Winfly merupakan Perusahaan Industrial pada sektor bergerak industri kendaraan list...
  • Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G
    Oppo A3 Pro 5G selain tahan benturan kuat juga tahan siraman air APERO FUBLIC.- Pihak Oppo telah merilis ponsel pintar terbaru dari seri A...
  • Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung
    Apero Fublic.- Mengenal naskah klasik Melayu Palembang, Hikayat Galuh Digantung. Nakah ini juga sering dikenal dengan Hikayat Inu Kertapati...
  • Mengenal Buah Raman
    APERO FUBLIC.- Buah raman atau dikenal juga dengan nama buah aman, dan gandario. Buah asli endemik Indonesia ini banyak tumbuh di pulau ...
  • Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.
    APERO FUBLIC.- Raden Kamandaka sebuah cerita rakyat dari dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Cerita Rakyat ini bercerita tentang Keraja...
  • Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik
    Apero Fublic.- Lembar pertama dari naskah Sayir Khadamuddin, diawali dengan basmalah. Syair Khadamuddin adalah bentuk sastra lama dari ...
  • Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio
    APERO FUBLIC.- Bulan Ramadhan 1439 Hijriah telah berlalu, sekitar sebulan lalu. Aktivitas perkuliahan Aisyah dalam libur smester. Kampu...
  • Mengenal Buah Petai
    Apero Fublic.- Petai adalah jenis buah-buahan sayur dan paling terkenal dijadikan ulam. Makan dengan ulam petai sangat menggoda dan men...

Editor Post

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Pantun Berbahasa Daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

Wednesday, April 22, 2020
e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

e-Antologi Puisi Pangeran Ilalang II

Sunday, June 23, 2019
Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Bupati Toha Tegaskan Komitmen Pelayanan Listrik di Muba Wajib Maksimal

Wednesday, April 16, 2025
Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Mengenal Masjid Berkubah Tertua di Indonesia

Tuesday, April 21, 2020
Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Dongeng si Kera dan si Bangau. Dari Sulawesi Utara

Saturday, January 18, 2020
Mengenal Buah Pedare

Mengenal Buah Pedare

Monday, June 22, 2020
BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

BPD Lumpatan II Serahkan langsung proposal usulan ke anggota DPRD MUBA pada reses II.

Thursday, April 23, 2020

Popular Post

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Mengenal Empat Varian Sepeda Listrik (e-Bike) Goda Series

Sunday, July 14, 2024
Mengenal Pohon Serdang

Mengenal Pohon Serdang

Saturday, August 05, 2023
Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sepeda Listrik (e-Bike) Produk Unggulan U^Winfly

Sunday, July 14, 2024
Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Smartphone Oppo Terbaru Tahan Terbanting: Oppo A3 Pro 5G

Monday, July 15, 2024
Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Naskah Palembang: Hikayat Galuh Digantung

Monday, August 03, 2020
Mengenal Buah Raman

Mengenal Buah Raman

Tuesday, June 23, 2020
Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Raden Kamandaka. Cerita Rakyat Dari Banyumas. Jawa Tengah.

Friday, January 17, 2020
Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Syair Khadamuddin. Syair Sastra Melayu Klasik

Tuesday, June 25, 2019
Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio

Mata Cantik Aisyah Part III: Aisyah dan Geng Mio

Sunday, August 18, 2019
Mengenal Buah Petai

Mengenal Buah Petai

Tuesday, June 23, 2020

Populart Categoris

Andai-Andai 1 Artikel 39 Berita 727 Berita Daerah 866 Berita Internasional 30 Berita Nasional 797 Brand 117 Budaya Daerah 29 Cerita Bersambung 20 Cerita Kita 25 Cerita Rakyat 12 Cerpen 10 Dongeng 66 Ekonomi 22 Elektronik 21 FASHION 12 Fauna 4 Flora 62 Healthy & Fitness 14 Ibu dan Anak 1 Islam dan Budaya 11 Islam dan Lingkungan Hidup 7 Islam dan Masyarakat 3 Jurnalisme Kita 17 Kampus 114 Kesehatan 16 Kisah Legenda 10 Kuliner 21 Mitos 15 Olah Raga 84 Opini 64 PDF 3 Pantun 6 Pariwisata 36 Penyakit Masyarakat 6 Problematika Seks 6 Puisi 47 Puisi Akrostik 5 Sampah dan Limbah 1 Sastra Kita 22 Sastra Klasik 53 Sastra Lisan 12 Sejarah Daerah 24 Sejarah Kebudayaan 28 Sepeda Listrik 15 Sport 2 Surat Kita 7 Tablet 20 Teknologi 127 Tokoh Wanita 9 UKM-Bisnis 12 Video 20 Women 4 World 3 e-Biografi Tokoh 23 kesenian 4
APERO FUBLIC

About Us

PT. Media Apero Fublic merupakan perusahaan Publikasi dan Informasi yang bergerak dalam bidang Industri Kesusastraan. Apero Fublic merupakan bidang usaha utama bidang jurnalistik.

Contact us: fublicapero@gmail.com

Follow Us

© Copyright 2023. PT. Media Apero Fublic by Apero Fublic
  • Disclaimer
  • Tentang Apero Fublic
  • Advertisement
  • Contact Us