Sastra Kita
Intan Hardianti. Cinta Dalam Derita
Apero Fublic.- atahari
yang terbit di pagi hari memang dinanti oleh semua makhluk di alam dunia ini.
Matahari selalu hadir disepanjang masa dunia ini. Matahari yang lalu dan yang
sekarang tetap matahari yang sama. Tanpa pernah absen sekalipun dalam menyinari
dunia. Matahari pelita yang sangat terang benderang.
Bumi yang berputar telah melahirkan sunrise. Sunrise menjadi awal hari dari harapan baru mahluk bumi. Semua bermulah dari sunrise. Lihatlah bungah yang mekar, burung yang berkicau, aktivitas hewan, dan aktivitas manusia di awali sunrise. Upayakan kita selalu menyapa sunrise setiap harinya. Agar kita tidak kehilangan keramahannya yang sejuk dan hangat.
Bumi yang berputar telah melahirkan sunrise. Sunrise menjadi awal hari dari harapan baru mahluk bumi. Semua bermulah dari sunrise. Lihatlah bungah yang mekar, burung yang berkicau, aktivitas hewan, dan aktivitas manusia di awali sunrise. Upayakan kita selalu menyapa sunrise setiap harinya. Agar kita tidak kehilangan keramahannya yang sejuk dan hangat.
Sesungguhnya sunrise juga hadir di sisi lain kehidupan. Sunrise juga
dinantikan pada kehidupan yang gelap. Sunrise juga di nantikan di kehidupan
yang penuh derita. Sunrise juga dinantikan dalam kehidupan masyarakat. Ada
filosofi sunrise yang terkenal.
Seiring waktu berjalan, sunrise akan terus berjalan
menjadi senjah. Mengapa sunrise pergi, karena dia ingin kita sadar bahwa di
dalam kehidupan itu memerlukan cahaya. Dengan cahayalah manusia dapat melakukan
segalah hal. Sunrise juga ingin kita merindukan dia, esok pagi.
Dia bertanya,
adakah yang kita ambil hikma dari kehadirannya dan, saat kepergiannya. Sunrise
juga berkata bahwa dia tak sekejam manusia, kepergian sunrise hanya sebentar
katanya, sedangkan kepergian manusia meninggalkannya nanti, untuk selamanya.
Baru bertemu kemudian di padang masyar, di akhirat kelak.
CINTA DALAM DERITA
Angin,
bawalah cintaku terbang.
Bersama
burung-burung,
Yang
menjadi saksinya.
Karena
aku sudah tak mampu.
Menahan
gejolak cinta yang terlarang.
Aku
tak mampu menyakiti,
Juga
tak sanggup tersakiti.
Mengapa
cinta menyiksa batinku.
Mengapa
rindu membakar tubuhku.
Kenapa
pula waktu datang terlambat.
Cinta
ini, tak seperti romantika sinetron.
Cinta
ini, hampir membunuhku.
Menghancurkan,
memutus sel sarapku.
Aku
gila karenanya.
Pikiranku,
hanya ada memori tentangnya.
Gemetar
tubuhku saat melihatnya.
Jantung
pun berdetak kencang.
Cinta
ini, terlalu indah dalam banyangan.
Tetapi
kandas dalam kenyataan.
Angin
bawa cintaku pergi.
Bebaskan
dia hingga tiada.
Hingga
tiada yang mampu, menandingi kebebasannya.
Cinta
yang begitu indah.
Bawalah,
cinta ini ke surga.
Sekilas tentang penyair cantik ini. Dia bernama lengkap Intan Hardianti.
Lahir di Kota Palembang pada 23 Desember 1995. Beragama Islam, dan menyukai
warna pink putih. Makanan favoritnya bakso dan tekwan, dengan cabai yang
banyak. Kalau minuman favoritnya kelapa muda.
Untuk boneka yang disukainya
boneka beruang yang besar. Jadi bagi yang mau kadoi boneka, tinggal beli aja
boneka beruang ya. Motto hidupnya, “tiada alasan beruhenti untuk mencari ridho
Allah subhana wataalah. Dia berpesan untuk kita semua, “jangan pernah
tinggalkan shalat. Dia sarjanah lulusan Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang, Fakutas Adab dan Humaniorah, bidang studi Sejarah Peradaban Islam.
Lulus pada tahun 2017.
Dia sudah bekerja di sebuah perusahaan swata di Kota
Palembang. Ada hal-hal yang dia tujukan dalam perjalanan hidupnya. Yaitu,
berbakti pada orang tua, dan berhijrah pada keimanan yang konsisten. Kemudian
istiqomah menjalankan shalat lima waktu, apabila mendapatkan rizki dapat
berinfaq dan bersadaqoh, berpuasa.
Lalu membaca Al-Quran dan terjemahannya agar
memahami maknanya, kemudian mengikuti semua firman Allah di dalam Al-Quran.
Kemudian berbuat baik pada mahluk Allah dan lingkungan atau alam. Tidak kalah
penting, saat bertemu jodoh nanti adalah, menjadi istri yang shaleha.
Oleh.
Intan Hardianti.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang,
23 Januari 2018.
Sumber
foto. Intan Hardianti.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan
nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat
email: fublicapero@gmail.com idline: Apero Fublic.
Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Kita
Post a Comment