Budaya Daerah
Janur Kuning Sebagai Simbolisasi Pengantin
Apero
Fublic.- Janur Kuning adalah simbol adanya pengantin laki-laki atau
wanita yang siap untuk menikah secarah sah dan membangun sebuah rumah tangga
baru. Janur kuning terbuat dari daun kelapa mudah yang masih berwarna kuning.
Daun yang di rangkai dan di modivikasi membentuk memanjang, atau bulat. Motif-motif hiasan janur sesuai selera dari pembuat janur, motif daun, persegi, melengkung arau bersayap. Membuat motif-motif tersebut menggunakan pisau silet. Dalam membuat dibutukan keterampilan tangan dan kerjasama yang baik anatara pembuat janur kuning.
Alat-alat membuat janur kuning adalah daun kelapa mudah yang masih berwarna kuning, bila bambu, batang bambu yang panjang dengan ukuran sedang untuk pemasangan, tali secukupnya, pisau silet, straples, carter, pisau. Belum diketahui sejarah janur kuning, kemungkinan bentuk pengaruh kebudayaan pra-Islam di Indonesia.
Janur Kuning adalah simbol dari pengantin, dan merupakan kebudayaan masyarakat Indonesia. Sehingga timbul ungkapan dalam dunia pencarian jodoh, “sebelum janur kuning melengkung masih ada waktu. “Atau sebelum janur kuning melambai masih ada waktu. Batasan tersebut berarti seseorang belum dapat di anggap milik orang lain sebelum ia menikah secara sah, orang lain masih berhak mendapatkan seseorang tersebut.
Namun, apabila janur kuning sudah terpasang di depan rumahnya maka tidak boleh lagi mengganggu gadis atau bujang tersebut. Apabila merujuk ungkapan tadi, tidak heran apabila banyak orang yang ditinggal menikah oleh kekasih hatinya. Maka sebuah lirik lagu juga muncul, jangan tunggu lama-lama nanti aku di ambil orang.
Lirik lagu ini juga bagian dari dampak ungkapan sebelum janur kuning melambai masih ada waktu. Ngomong-ngomong tentang janur kuning, tidak selalu tentang pengantin. Apabila anda memasuki kampung Masyarakat Bali yang setiap di depan rumahnya ada janur yang terpasang, jangan dibilang ada pengantin sebab itu adalah bagian dari tradisi mereka.
Dalam perkembangan janur kuning tidak hanya di pasang melengkung di depan rumah pengantin, tetapi mulai di pasang di tenda resepsi pengantin. Di atas panggung dan di depan panggung resepsi.
Pembuatan janur di panggung resepsi masuk dalam istilah dekorasi atau penghiasan pada panggung resepsi. Di panggung selain di pasang janur yang menempel di dua tinagn tengah panggung, disamping pelaminan, ada juga pembuatan hiasan-hiasan berbentuk origami-origami dan penataan hiasan lainnya.
Di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musih Banyuasin, pembuatan janur dan dekorasi panggung resepsi dilakukan secara gotong royong antara pemuda-pemudi di desa-desa di kecamatan itu. Solidaritas dan kerja sama yang kompak tersebut membuat pekerjaan menjadi mudah dan cepat.
Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Gajah Mati, 29 September 2018.
Sumber foto. Apero Fublic. Ilustrasi foto. Anak-anak muda di Desa Gajah Mati sedang berkerjasama membuat janur kuning dari daun kelapa muda.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama. Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Daun yang di rangkai dan di modivikasi membentuk memanjang, atau bulat. Motif-motif hiasan janur sesuai selera dari pembuat janur, motif daun, persegi, melengkung arau bersayap. Membuat motif-motif tersebut menggunakan pisau silet. Dalam membuat dibutukan keterampilan tangan dan kerjasama yang baik anatara pembuat janur kuning.
Alat-alat membuat janur kuning adalah daun kelapa mudah yang masih berwarna kuning, bila bambu, batang bambu yang panjang dengan ukuran sedang untuk pemasangan, tali secukupnya, pisau silet, straples, carter, pisau. Belum diketahui sejarah janur kuning, kemungkinan bentuk pengaruh kebudayaan pra-Islam di Indonesia.
Janur Kuning adalah simbol dari pengantin, dan merupakan kebudayaan masyarakat Indonesia. Sehingga timbul ungkapan dalam dunia pencarian jodoh, “sebelum janur kuning melengkung masih ada waktu. “Atau sebelum janur kuning melambai masih ada waktu. Batasan tersebut berarti seseorang belum dapat di anggap milik orang lain sebelum ia menikah secara sah, orang lain masih berhak mendapatkan seseorang tersebut.
Namun, apabila janur kuning sudah terpasang di depan rumahnya maka tidak boleh lagi mengganggu gadis atau bujang tersebut. Apabila merujuk ungkapan tadi, tidak heran apabila banyak orang yang ditinggal menikah oleh kekasih hatinya. Maka sebuah lirik lagu juga muncul, jangan tunggu lama-lama nanti aku di ambil orang.
Lirik lagu ini juga bagian dari dampak ungkapan sebelum janur kuning melambai masih ada waktu. Ngomong-ngomong tentang janur kuning, tidak selalu tentang pengantin. Apabila anda memasuki kampung Masyarakat Bali yang setiap di depan rumahnya ada janur yang terpasang, jangan dibilang ada pengantin sebab itu adalah bagian dari tradisi mereka.
Dalam perkembangan janur kuning tidak hanya di pasang melengkung di depan rumah pengantin, tetapi mulai di pasang di tenda resepsi pengantin. Di atas panggung dan di depan panggung resepsi.
Pembuatan janur di panggung resepsi masuk dalam istilah dekorasi atau penghiasan pada panggung resepsi. Di panggung selain di pasang janur yang menempel di dua tinagn tengah panggung, disamping pelaminan, ada juga pembuatan hiasan-hiasan berbentuk origami-origami dan penataan hiasan lainnya.
Di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musih Banyuasin, pembuatan janur dan dekorasi panggung resepsi dilakukan secara gotong royong antara pemuda-pemudi di desa-desa di kecamatan itu. Solidaritas dan kerja sama yang kompak tersebut membuat pekerjaan menjadi mudah dan cepat.
Oleh. Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra.
Gajah Mati, 29 September 2018.
Sumber foto. Apero Fublic. Ilustrasi foto. Anak-anak muda di Desa Gajah Mati sedang berkerjasama membuat janur kuning dari daun kelapa muda.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama. Bagi teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Budaya Daerah
Post a Comment