Opini
Kekuasaan: Tidak Akan Ada Kepuasan
Apero
Fublic.- Dunia kekuasaan pada saat ini, begitu sangat dikuasai oleh nafsu
keserakahan. Mereka masyarakat yang digelari golongan kelas atas. Namun
sejatinya masyarakat kelas rendahan. Pada dunia kekuasaan selalu berusaha tidak
mau sampai kehilangan dominasi dan kekuasaan mereka. Mereka berusaha agar tetap
bertahan dalam kekuasaan tersebut.
Mereka berlomba-lomba bagaimana tetap berkuasa untuk selama-lamanya. Begitupun sebaliknya nanti, mereka yang baru terpilih juga akan menjadi seperti yang sudah-sudah. Apabila masa akhir dari jabatan mereka, mereka kembali berusaha dengan berbagai cara agar kekuasaan itu tetap tidak terlepas dari genggaman mereka. Paling tidak tetap pada kelompok mereka.
Dosa bagi mereka adalah hal yang biasa. Sehingga cara apapun akan menjadi halal dikemudian hari apabila mereka berkuasa. Dalam perkataan mereka mengaku memikul amanah, tetapi dalam praktek mereka hanyalah seorang atau segerombolan perampok uang rakyat.
Mereka berlomba-lomba bagaimana tetap berkuasa untuk selama-lamanya. Begitupun sebaliknya nanti, mereka yang baru terpilih juga akan menjadi seperti yang sudah-sudah. Apabila masa akhir dari jabatan mereka, mereka kembali berusaha dengan berbagai cara agar kekuasaan itu tetap tidak terlepas dari genggaman mereka. Paling tidak tetap pada kelompok mereka.
Dosa bagi mereka adalah hal yang biasa. Sehingga cara apapun akan menjadi halal dikemudian hari apabila mereka berkuasa. Dalam perkataan mereka mengaku memikul amanah, tetapi dalam praktek mereka hanyalah seorang atau segerombolan perampok uang rakyat.
Mereka tidak mengindahkan tentang pedihnya siksa Allah. Mereka tidak mau
mengakui bahwa kekuasaan itu hanyalah sebuah amanah. Bukan pula suatu hal, yang
dijadikan jalan keserakahan, perebutan dan pertikaian. Allah memerintahkan
bahwa pemegang kekuasaan adalah orang-orang pengemban amanah.
Tetapi mereka
melihat dengan berkuasa akan mendapatkan semua yang mereka inginkan. Dari harta
benda, uang, kehormatan, dan wanita. Alasan mereka berebut kekuasaan atau ingin
berkuasa adalah untuk mencari kekayaan semata. Tanpa pernah sedikitpun
memikirkan masyarakat banyak. Rakyat hanya berguna saat pemilihan saja. Semua
hukum mereka langgar, baik hukum negara atau hukum agama.
Mereka yang berkuasa, tidak mengindahkan semua peringatan Allah. Semunya
memang hanyalah sekelompok orang-orang yang tidak memiliki kompeten sebagai
pemimpin. Sekelompok brandalan dengan baju rapi dan dasi. Tetapi perampok dan
pemerkosa keadilan di dalam negeri ini. Di dalam ajaran Islam, kekuasaan
hanyalah seperti angin yang berlalu. Setelah berhembus akan hilang tanpa bekas.
Apakah mereka takut dengan acaman dan siksa Allah. Sesungguhnya mereka
hanyalah orang-orang yang buta mata hati. Walau mereka mengakui adanya tuhan
tetapi bagi mereka secara pribadi itu hanyalah lelucon. Tuhan hanyalah sebentuk
retorika saja. Mereka orang-orang setengah ateis.
Hasil mereka merampok uang
rakyat akan mereka gunakan untuk bersenang-senang. Baik itu kepuasan perut atau
kepuasan kelamin mereka. Hari demi hari mereka melakukan itu terus menerus.
Sangat sedikit dari golongan orang-orang yang berkuasa itu jujur dan amanah.
Untuk mereka yang mendapatkan uang dengan hasil yang halal, baik dalam
mempergunakan.
Orang-orang
ini sangat langkah dan hanya beberapa saja. Sangat sedikit yang berkuasa itu
menjadikan tugas mereka sebagai ibadah dan mencari rhidah Allah SWT. Sungguh
apabila mereka orang yang benar-benar beriman, pasti mereka berlomba-lombah
dalam kebaikan.
Semoga
mereka mendapat hidayah.
Semoga negeri kita akan muncul banyak
pemimpin-pemimpin yang amanah. Puaskanlah dengan nafsu dan kekuasaan kalian.
Karena kalian dari debu akan kembali menjadi debu. Lalu dihembus dan
ditebangkan angin. Pada suatau masa kalian yang berkuasa juga akan
mempertanggung jawabkan semua perbuatan kalian nantinya.
Oleh.
Muhammad Syaifullah. S. Hum
Editor.
Desti. S.Sos.
Palembang,
26 April 2019.
Sumber
foto. Zulkifli Adi Putra. & Ramadhani.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya. Kirim saja ke Apero Fublic.
Dengan
syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media
lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan
khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan
nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat
email: fublicapero@gmail.com. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya
dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Opini
Post a Comment