Jurnalisme Kita
KKN Mandiri Kelompok 7. Studi Pengolahan Sampah di TPS Maju Jaya
Apero Fublic.- Indonesia
adalah negara yang sedang berkembang. Dinamakan negara yang sedang berkembang
karena pola kehidupan bangsa Indonesia yang belum teratur, baik segi aktivitas
dan SDM. Permasalahan sosial terus bertumpuk menjadi pekerjaan rumah bagi
pemerintah dan para cendekiawan negeri ini. Ledakan penduduk yang sangat besar
membuat penata kesosialan Indonesia kalang kabut dalam memenuhi kebutuhan dan
dari dampak ledakan sosial tersebut.
Ditambah lagi kesadaran individu yang
sangat rendah dalam kepedulian umum. Masyarakat Indonesia yang terus berkembang
dan berbenah diri ini, semakin sadar dengan tindakan pada kearifan sosial.
Tugas-tugas penyampai kearifan sosial tersebut di emban oleh generasi yang
terdidik. Generasi terdidik Indonesia harus siap menghadapi masa depan dengan
gejolak sosial yang besar ini.
Berbicara tentang permasalahan sosial tentu kita harus tahu permasalahan
yang mana saja sangat sulit di lakukan, sebab melibatkan masyarakat banyak yang
memiliki watak masing-masing. Dapat kita sasikan dengan mata kepala
sendiri. Seperti permasalahan banjir, narkoba, korupsi, pendidikan,
ekonomi, lingkungan hidup, dan kebersihan lingkungan dari sampah.
Permasalahan
sosial yang luas seperti ini sangat sulit diatasi, sebab menyangkut masyarakat
banyak. Kita contohkan dalam permasalahan sosial mengatasi sampah hasil rumah
tangga. Permasalahan sampah ini, memberikan pekerjaan rumah bagi semua komponen
bangsa ini. Sampah bukan hal yang sepeleh, apabila terdapat di lingkungan padat
penduduk. Penduduk yang sibuk, memiliki aktivitas yang padat, akan sulit
mengolah sampah.
Terkadang agar cepat sampah dibuang sekedarnya saja. Setiap
hari sampah di produksi oleh rumah tangga dan pihak industri. Baik industri
besar dan menengah. Berbagai dampak pada lingkungan hidup yang disebabkan oleh
sampah. Mulai dari pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran sumber air,
seperti sungai, selokan, danau, dan laut. Maka semua itu disebut
pencemaran lingkungan hidup.
Untuk menjawab tantangan tersebut, perlu adanya tindakan nyata dari
generasi muda sekarang. Penduduk semakin banyak, produksi industri semakin
besar untuk memenuhi kebutuahan masyarakat. Sehingga sampah berton-ton
bertambah setiap tahunnya. Maka generasi muda harus siap dari sekarang.
Seperti
yang dilakukan oleh para mahasiswa dari KKN Mandiri Kelompok 7 dari Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Usuluddin dan Pemikiran Islam,
Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Mereka mengagendakan kegiatan KKN Mandiri
mereka belajar tatacara mengolah sampah. Maka mereka melakukan studi ke Tempat
Pengolahan Sampah (TPS), yang terletak di Perumnas Talang Kelapa, Kelurahan
Talang Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, bernama TPS 3R Maju
Jaya.
TPS tersebut berdiri pada tahun 2015 lalu. TPS mengolah
sampah organik dan sampah anorganik. Dalam studi para mahasiswa mempelajari
tatacara mengolah sampah, baik sampah organik dan anorganik.
Dalam
studi, Ibu Evitamala seorang stap dari TPS Maju Jaya menjelaskan tentang TPS.
Menurutnya, awal pendiriannya adalah karena kepedulian masyarakat setempat
terhadap sampah yang berserakan dan mengotori lingkungan, terutama saat hujan.
Maka mereka mendirikan TPS Maju Jaya. Kebetulan sebuah yayasan pencinta
lingkungan hidup dari Jepang sedang mencari tempat percontohan dalam pengolahan
sampah.
Tahun itu, terpilihlah daerah percontohan di Kota Makasar dan Kota
Palembang yang berlokasi di Talang Kelapa. Tidak tanggung-tanggung JICA (Japan
International Cooperation Agency), juga menghibahkan mesin pengolahan
sampah. TPS Maju Jaya memiliki bank sampah Sakura dalam
mengolah sampah.
Pada tahun 2017 TPS Maju Jaya sempat mengikuti studi banding
ke Kota Malang. TPS Maju Jaya juga berkerjasama dengan Bank Pegadaian dalam
mengelolah bank sampah. Penduduk yang menabung sampah, uangnya akan di
tabungkan ke bank Pegadaian sesuai nilai jualnya.
Hasil pengolahan sampah selain daur ulang, juga
dijadikan barang kerajinan. Misalnya bekas plastik minuman ringan dijadikan
tas. Ada kerajinan menjadi hiasan, pigura, keranjang, pas bunga, bros, dan sebagainya.
Hasil-hasil percontohan kerajinan disimpan di galeri TPS Maju Jaya. Hasil
kerajinan dipasarkan oleh para pengepul atau masyarakat yang berbisnis.
Begitupun dalam pengolahan sampah organik yang menjadi pupuk kompos. Hendaknya
para pelaku perkebunan seperti perkebunan sawit, karet, sayur, dapat mendukung
dengan bekerja sama, yaitu dengan membeli pupuk kompos dari TPS. Penggunaan
pupuk kompos juga ramah lingkungan dan tidak berdampak pada hara tanah.
Dengan
adanya TPS Maju Jaya, penangganan permasalahan sampah di sekitarnya akan lebih
baik. Sampah bukan lagi sesuatu yang tidak berharga, tetapi mejadi suatu yang
bernilai. Lalu munculnya nilai ekonomis, kebersihan lingkungan, dan lapangan
kerja. Semoga kedepanya akan banyak bermunculan TPS-TPS lainnya,
sehingga sampah tidak lagi menjadi permasalahan sosial di Indonesia.
Foto
kegiatan mahasiswa KKN Mandiri Kelompok 7, dalam studi pengolahan sampah di TPS
Maju Jaya. Kemudian Foto-foto hasil-hasil kerajinan dari sampah anorganik di
galeri TPS.
Video Wawancara di TPS
Ibu
Evitamala salah satu stap di TPS Maju Jaya memandu dan menjelaskan pada para
mahasiswa tentang prosedur dan tatacara pengolahan sampah. Selain itu, dia juga
menjelaskan tentang hasil-hasil dari kerajinan dari sampah.
Laporan.
Julia Anggraini.
Editor.
Selita. S.Pd.
Palembang,
25 Januari 2019.
Sumber
foto dan video: Julia Anggraini.
Sy. Apero Fublic
Via
Jurnalisme Kita
Post a Comment