Syarce
Lara Arum Sari. Hujan
Apero Fublic.- Syarce. Hujan
telah menghadirkan banyak kenangan. Dalam tetesan hujan menyimpan banyak rakmat
dari tuhan untuk bumi ini. Hujan mampu menumbuhkan dan menyejukkan dunia ini.
Aku sewaktu kecil sangat suka bermain dan mandi dikalah hujan.
Kadang kesendirianku dapat terobati dengan memandangi setiap tetes hujan yang jatu diteratak rumah. Aku ingin rasanya seperti anak kecil yang bebas bermain hujan. Ada banyak mimpi yang dibangun dan ada banyak harapan yang hadir. Aku berharap air hujan yang jatuh dan mengalir akan menguap kembali kelangit.
Kemudian dia menyampaikan harapan dan mimpi pada Allah. Diantara hujan yang aku benci adalah hujan rindu dan hujan dikalah senja. Namun kadang hujan sebelum senja menjadi sebab cerahnya langit disenja hari. Sehingga pencinta senja harus berterimahkasih pada hujan yang telah membersihkan langit. Aku juga berdoa meminta rahmat dan lindungan Allah sebanyak tetes hujan dari langit.
Kadang kesendirianku dapat terobati dengan memandangi setiap tetes hujan yang jatu diteratak rumah. Aku ingin rasanya seperti anak kecil yang bebas bermain hujan. Ada banyak mimpi yang dibangun dan ada banyak harapan yang hadir. Aku berharap air hujan yang jatuh dan mengalir akan menguap kembali kelangit.
Kemudian dia menyampaikan harapan dan mimpi pada Allah. Diantara hujan yang aku benci adalah hujan rindu dan hujan dikalah senja. Namun kadang hujan sebelum senja menjadi sebab cerahnya langit disenja hari. Sehingga pencinta senja harus berterimahkasih pada hujan yang telah membersihkan langit. Aku juga berdoa meminta rahmat dan lindungan Allah sebanyak tetes hujan dari langit.
HUJAN.
Hujan.
Dikala, hujan menyapa.
Hadir, rasa kerinduan yang sangat mendalam.
Tak tahu harus bagaimana, Mengungkapkannya.
Dingin, Panas.
Semuanya adalah rasa.
Tak perduli seberapa besar rasa itu.
Akan ada selalu kehangatan, yang dirasakan.
Di sini, dalam kalbu ku.
Oh Hujan.
Andai engkau tahu.
Ada kerinduan yang tak terungkap.
Hadir dihari-hari yang sepi, dan gunda.
Saat hati ini terbakar akan adanya rasa.
Rasa yang menggelebuh di gelora jiwa, Ku.
Aku tak tahu.
Aku tak Tahu.
Pada siapa akan aku sampaikan.
Pada siapa.
Beritahu aku, agar rasa ini terbalaskan.
Ku cubo ceritakan pada angin, tak mendengar.
Ku kisakan pada rumput, tak perduli.
Ku ungkapkan pada pohon, tak menole.
Kemana ku, bawa segala rasa.
Kemana aku mengadu.
Kemana aku bertolong diri.
Satu, dua, tiga.
Saat aku tak menemukan jawabnya.
Lalu, aku temukan pada yang Kuasa.
Maka aku ceritakan semuanya, Pada sang pencipta.
Dialah, selalu mendengar.
Semua kelu kesah yang ada.
Di saat rasa ini, menggelora di dalam jiwa.
Pada hujan ada harapan, dan ada mimpi yang tersimpan pada setiap tetesnya. Hujan kadang menjadi momen pertemuan seseorang dengan seseorang lainnya. Saat kita menyaksikan hujan, memperhatikan tetesnya yang bening, beriak di genangan, kadang kita terbawa ke-masa lalu.
Kemudian kita akan masuk dalam kenangan yang tersimpan dalam memori kita. Selanjtnya, kita terbawa kenangan pada masa-masa yang indah, atau sesuatu yang kita sesali. Rasa yang indah itulah nantinya akan mencerminkan isi hati kita. Sekilas tentang penyair cantik ini, nama lengkapnya Lara Arum Sari. Berasal dari Kabupaten Banyuasin.
Dia lahir pada tanggal 23 Februari 1999, punya hobi membaca dan memasak. Panggilan akrabnya adalah Lara. Lara sekarang sedang kuliah di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, bidang studi Pendidikan Agama Islam. Moto hidupnya, “Selalulah berbuat baik, bukan untuk dikenal atau untuk membanggakan diri, tetapi untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.” Maksudnya berbuat baik yang ikhlas. Karena kebaikan yang ikhlas bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Oleh: Lara Arum Sari.
Hujan.
Dikala, hujan menyapa.
Hadir, rasa kerinduan yang sangat mendalam.
Tak tahu harus bagaimana, Mengungkapkannya.
Dingin, Panas.
Semuanya adalah rasa.
Tak perduli seberapa besar rasa itu.
Akan ada selalu kehangatan, yang dirasakan.
Di sini, dalam kalbu ku.
Oh Hujan.
Andai engkau tahu.
Ada kerinduan yang tak terungkap.
Hadir dihari-hari yang sepi, dan gunda.
Saat hati ini terbakar akan adanya rasa.
Rasa yang menggelebuh di gelora jiwa, Ku.
Aku tak tahu.
Aku tak Tahu.
Pada siapa akan aku sampaikan.
Pada siapa.
Beritahu aku, agar rasa ini terbalaskan.
Ku cubo ceritakan pada angin, tak mendengar.
Ku kisakan pada rumput, tak perduli.
Ku ungkapkan pada pohon, tak menole.
Kemana ku, bawa segala rasa.
Kemana aku mengadu.
Kemana aku bertolong diri.
Satu, dua, tiga.
Saat aku tak menemukan jawabnya.
Lalu, aku temukan pada yang Kuasa.
Maka aku ceritakan semuanya, Pada sang pencipta.
Dialah, selalu mendengar.
Semua kelu kesah yang ada.
Di saat rasa ini, menggelora di dalam jiwa.
Pada hujan ada harapan, dan ada mimpi yang tersimpan pada setiap tetesnya. Hujan kadang menjadi momen pertemuan seseorang dengan seseorang lainnya. Saat kita menyaksikan hujan, memperhatikan tetesnya yang bening, beriak di genangan, kadang kita terbawa ke-masa lalu.
Kemudian kita akan masuk dalam kenangan yang tersimpan dalam memori kita. Selanjtnya, kita terbawa kenangan pada masa-masa yang indah, atau sesuatu yang kita sesali. Rasa yang indah itulah nantinya akan mencerminkan isi hati kita. Sekilas tentang penyair cantik ini, nama lengkapnya Lara Arum Sari. Berasal dari Kabupaten Banyuasin.
Dia lahir pada tanggal 23 Februari 1999, punya hobi membaca dan memasak. Panggilan akrabnya adalah Lara. Lara sekarang sedang kuliah di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, bidang studi Pendidikan Agama Islam. Moto hidupnya, “Selalulah berbuat baik, bukan untuk dikenal atau untuk membanggakan diri, tetapi untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.” Maksudnya berbuat baik yang ikhlas. Karena kebaikan yang ikhlas bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Oleh: Lara Arum Sari.
Palembang, 8 Oktober 2018.
Sumber
foto. Lara Arum Sari
Kategori.
Syarce Fiksi
Editor.
Joni Apero.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi
teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi,
pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera,
biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata
mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat
karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain.
Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak
cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis,
tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas,
bebas. Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero
Fublic. whatsApp: 081367739872. Messenger. Apero fublic. Karya
kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Syarce
Post a Comment