Puisi
2). Bumi Merindu
Bagaimana aku bisa memulai bumi?
Bagaimana aku dapat memulai bumi?
Lupa yang selama ini aku kira
Oleh. Purnama.
3). Merajut Hujan
Aku mencari, mencuri kesempatan,
Aku gembira, aku menang.
Aku senang, aku menang.
Purnama. e-Antologi Puisi Cerita Kehidupan
Apero Fublic.- Perjalanan
hidup akan menempuh kisah-kisah yang membuat hidup kita berwarna. Dari ragam
warna kisah kehidupan ada kisah yang memberi arti bahwa kita memang hidup.
Tanpa kisah hidup yang berwarna tersebut tidak ada alur pendewasaan kita. Maka
bersyukurlah apabila anda memiliki kisah kehidupan yang memiliki berbagai
warna.
Sebab hal tersebut seperti pupuk yang memberi kekuatan dalam menghadapi
kehidupan ini. Lebih keren kalau cerita kehidupan tersebut, baik yang buruk
atau yang membahagiakan di tulis, agar ada dokumentasi yang akan kita jadikan
rujukan kehidupan kita.
Antologi puisi bertema cerita kehidupan adalah antologi yang mengisahkan
warna-warna kehidupan penyair dalam mengarungi lautan jiwanya. Kejadian yang
telah terjadi membawanya kedalam arus perenungan, yang kemudian ia torehkan
kedalam bait-bait puisinya. Kegetiran hidup telah membuahkan imejinasi sehingga
menjadi lirik-lirik puisi.
Puisi, bukan hanya sekadar tulisan-tulisan yang
sarat makna dan sulit di tangkap artinya. Namun bagi penyair puisi adalah
bentuk ungkapan jiwa, sehingga apa yang ia tulis menyiratkan perasaan dan
pengalaman hidupnya. Puisi adalah bentuk terapi kejiwaan yang sangat sehat.
Coba bandingkan dengan orang yang melakukan pelampiasan emosional mereka dengan
perbuatan negatif, seperti narkoba atau bunuh diri.
Maka dari itu, puisi telah
berjasa dalam menyelamatkan kehidupan seseorang. Begitulah sekiranya keajaiban
dari puisi, selain media hiburan juga media berdialog dengan kehidupan. Berikut
ini adalah e-antologi yang menceritakan kehidupan, "Cerita Kehidupan."
1). Paragraf
Terakhir
Tidak
ingin di akhiri,
Tidak
mau mengakhiri.
Semesta
memang sering bercanda.
Mempermainkan
waktu.
Mempermainkan
rasa.
Aku
ingin tetap di dekat mu.
Meneduhkan
lelah di hari mu.
Membuat,
Lekuk
sabit di senyum kecil mu.
Tetapi
terus di akhiri.
Sabit
tengah sementara, senyumnya hilang.
Bukan
memili berganti menjadi purnama.
Dia
memilih tenggelam dalam pekat malam.
Bukan
dia yang tega, dan mau tenggelam.
Tetapi
semesta tidak restu.
Aku
hilang seperti kamu.
Kita
tenggelam.
Kita
mati.
Kita
hancur.
Kita
jatuh.
Pada
sesuatu yang belum dimulai,
Tetapi
harus di akhiri.
Oleh.
Purnama.
Palembang,
15 Agustus 2018.
2). Bumi Merindu
Bagaimana aku bisa memulai bumi?
Peti-peti
hati sudah tak mampu aku buka.
Kepingannya
sudah terlalu melebur,
Berserakan
di hamparan tanah.
Hancur
sekali bumi.
Mungkin
sehancur-hancurnya, bak padang pasir
Atau
bagai pasir di tepian pantai,
Yang
selalu tergerus oleh ombak, hilang.
Bagaimana aku dapat memulai bumi?
Sedangkan
rindu datang sesukanya.
Kadang
rindu jua, menjatuhkan semangat.
Lupa yang selama ini aku kira
Ternya
pura yang sedang aku rasa.
Bantu
aku bumi,
Pada
terang-terang yang ciptakan.
Dari
rindu-rindu yang menghancurkan.
Agar
aku dapat memulai,
Mencintai
hati, hati yang baru.
Oleh. Purnama.
Palembang,
17 Januari 2019.
3). Merajut Hujan
Aku mencari, mencuri kesempatan,
Pada
basah,
Manusia
yang berlarian dari hujan.
Dari
jas hujan yang mereka kenakan.
Dari
dingin hujan yang mereka takutkan.
Aku gembira, aku menang.
Berbisik
pada tuhan.
Sampaikan
rinduku, semoga dia rasa.
Dingin
hujan memelukku, seakan berkata.
Dia
juga rasa.
Aku senang, aku menang.
Pada
doa di dingin hujan
Dari
hujan yang dingin,
Yang
mereka takutkan.
Oleh.
Purnama.
Palembang,
18 Januari 2019.
Sekilas
tentang penyair cantik ini. Dia lahir di Kota Palembang pada tanggal 1
September 1996. Gadis cantik yang menyukai warna biru dan hitam. Biru
melambangkan keabadian dan ketulusan, sedangkan hitam mewakili misteri. Ada
banyak misteri dalam perasaannya, dan kehidupan cintanya. Walau demikian ia
tetap menjalani hidup dengan ikhals. Dalam hal menyukai seorang pemuda si
cantik ini menyukai pemuda yang sederhana, serta berpenampilan apa adanya.
Seorang pemuda yang pendiam dan sopan sehingga apabila melihat dan berada di
dekatnya terasa nyaman dan tenang. Pemuda yang penuh rahasia tetapi penuh
kejutan, serta berlaku yang ceria. Apabila di nilai dari warna kesukaannya biru
dan hitam. Biru adalah kecerahan, ketulusan, dan hitam misteri. Sama
semisterinya cowok yang kalem atau pendiam.
Dalam menjalani hidup ia selalu berpikir positif. Maka ia berpesan,
tuhan itu maha romantis menciptakan, mungkin kau diciptakan tidak menyukai
keramaian. Tidak mempunyai banyak teman dan pergaulan yang luas. Tetapi tuhan
memberimu kelebihan, dimana kau dapat menulis cerita hidupmu pada kertas-kertas
yang kau temui dengan pena sebagai temanmu. Maka dari itu, berpikirlah positif
pada semua yang telah di takdirkan.
Oleh.
Purnama.
Editor. Desti. S.Sos.
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang,
18 Januari 2019.
Sumber
foto. Purnama.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya
hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah
dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan
ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal
dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas.
Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero Fublic. Messenger.
Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Puisi
Post a Comment