Sastra Kita
Sastra Kita
Apero
Fublic.- Sastra Kita adalah kolom bersastra untuk masyarakat dan
terbuka umum. Sastra kita adalah bentuk sastra masyarakat yang dapat berupa
puisi, syair, pantun, cerpen, quote, atau kata-kata indah, lingkungan hidup,
keluhan, saran, motivasi dan sebagainya. Tulisan oleh masyarakat biasa juga
digolongkan kedalam sastra kita. Sastra kita menghimpun hasil buah pikir dari
masyarakat.
Pada kolom sastra kita tidak mengukur kemampuan atau keindahan dari
karya seseorang. Juga tidak diukur apakah dia seorang sastrawan atau bukan,
terkenal atau tidak. Standar pada kolom #sastra kita adalah
keaslian karya, tidak memfitnah, tidak mengandung konten sensitif baik berupa
tulisan, foto, atau video.
Tiak menghina kelompok tertentu, tidak menghujat dan
tidak mengambil karya orang lain. Kolom #sastra kita adalah
wadah untuk mengasa keterampilan menulis, serta membangun percaya diri dalam
mempublikasi karya-karya dari seseorang yang sedang melati kreatifitas menulis.
Harapan kolom #sastra kita adalah untuk mengajak masyarakat
cinta membaca dan menulis. Begitupun dunia baca akan berkembang saat menulis
menjadi budaya di tengah masyarakat. Pada masyarakat maju tulisan dan menulis
adalah kebutuhan. Di tengah masyarakat kita sekarang ini, tingkat menulis dan
membaca sangat rendah. Apabila kita hendak memajukan bangsa kita, jawabnya
dengan cara mencerdaskan masyarakatnya. Kemajuan bangsa akan tercapai apabila
dihuni oleh masyarakat yang cerdas, intelektualnya tinggi.
Sastra Kita adalah bagian dari kehidupan masyarakat sekarang.
Berkembangnya dunia teknologi informasi akan membutuhkan konten baca disetiap
jaringan komunikasi. Saat ini, konten sosial media yang menjadi tren dalam
menggunakan teknologi komunikasi. Tetapi dengan berkembangnya zaman, tren
sosmed akan berganti dengan tren membaca.
Maka hendaknya, #kolom sastra kita
akan dibanjiri oleh tulisan-tulisan masyarakat yang bermanfaat bagi masayrakat
lainnya. #kolom sastra kita dapat dijadikan tempat berbagi informasi dan
tips-tips dalam kehidupan. Sebagai contoh, dalam dunia pertanian, dunia
kesehatan herbal, trik dan teori, nasihat, kisah inspiratif, kesehatan, wisata,
berbagi pengalaman, dan sebagainya. Terutama tulisan-tulisan yang mengajarkan
adad dan kebaikan sosial.
Banyak sekali orang meremehkan sastra, dan menganggap sastra hanyalah
sebatas hiburan sepintas lalu. Sastra juga dianggap sepele dan tidak ada
manfaatnya. Namun, yang perlu diketahui sastra sangat berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat.
Sedikit gambaran, ketika kita melihat seorang gadis dan
seorang pemuda bermesraan di jalanan, mereka berjalan bergandengan tangan, ada
yang berpelukan di atas sepeda motor, berbuat mesum dengan cara-cara aneh, dan bermacam-macam
hal lainnya. Nah, semua itu adalah buah dari konsumsi sastra. Sastra yang
dikelompokkan atau dengan sastra rusak. Sastra yang dikelompokkan
sastra rusak adalah semua sastra yang menyajikan konten amoral.
Generasi kita,
mereka mendapatkan semua itu dari, membaca, menonton televisi atau video.
Sastra rusak demikian ada baiknya kita hilangkan, dan mendukung sastra yang
positif. Sastra-sastra rusak yang muncul di zaman Orde Baru begitu terasa pada
zaman kita sekarang akibatnya.
Kita kehilangan adab dan budaya serta
norma-morma susilah. Remaja kita berpacaran disertai zina, sehingga terjadi
seks bebas. Ini adalah rahasia umum di tengah masyarakat kita. Maka dari itu, #sastra
kita mengajak semua lapisan masyarakat Indonesia untuk membangun
sastra positif.
Pada masa nenek moyang kita dahulu semua sastra untuk mendidik
masyarakat. Maka, kita kembali kembalikan sastra rakyat, budaya-budaya bangsa
kita itu, kemudian hadirkan kembali di tengah masyarakat kita. Dalam beragama,
baik itu Muslim dan Non Muslim agar memperjuangkan kaidah sastra positif.
Sebab
adanya pemahaman dari non muslim yang selalu mengaitkan dengan Islam, apa saja.
Sehingga cenderung membiarkan atau malah berbuat sengaja. Padahal moral adalah
tanggung jawab semua agama. Kewajiban menjaga identitas bangsa adalah kewajiban
bersama. Sehingga sedikit saja larangan atau kritikan tentang hal negatif, maka
akan dicap Islam radikal.
Padahal kebaikan dalam masayrakat adalah inti dari
ajaran agama manapun. Penulis-penulis muslim agar terus menulis sastra-satra
yang positif. Menulis hal yang baik, adalah dakwa dan mendapat nilai pahala
bagi yang menulisnya. Ayo, dakwa melalui sastra atau dakwa melalui literasi.
Saya ucapkan, salam sastra kita.
Bagi
yang ingin berkirim karya tulis ke kolom sastra kita dapat
melalui email. fublicapero@gmail.com. idline. aperofublic. Kiriman karya tulis,agar memisahkan foto dengan tulisan atau foto
dikirim terpisah dari file tulisan. Sertakan data pribadi, seperti nama
lengkap, tanggal dan tempat penulisan. Setiap karya tulisan menjadi tanggung
jawab pengirim.
Oleh.
Joni Apero
Editor.
Desti. S.Sos.
Palembang,
18 November 2018.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Kita
Post a Comment