Sejarah Islam
Situasi Internasional Pada Masa Permulaan Islam
Bagaimana
situasi internasional saat permulaan kebangakitan Islam? situasi itu juga
memiliki pengaruh yang menunjang keberhasilan dakwa Islam. Saat Rasulullah
bersedih dengan kekalahan Rum (Bizantium), dari Persia. Untuk menghibur dan
menenangkan hati kaum muslimin Allah SWT mengabarkan dalam Surat Ar-Rum,
di mana bangsa Rum lemah, yang akan kuat beberapa waktu kemudian.
Al-quran
diwahyukan pada awal abad ketujuh Masehi di Kota Mekah dan Madinah di bagian
barat-tengah Arabia. Pada masa itu juga, para misionaris dari Columba membawa
agama Kristen ke Skotlandia dan Inggris bagian Utara, sementara Agustin dari
Canterbury menyebarkannya ke arah utara, dan di barat Kent. Di Prancis,
Raja-raja Merovingian hanya memerintah secara nominal. Kekaisaran Romawi Barat
di kalahkan oleh bangsa Barbar. Sedangkan Romawi Timur atau Bizantium dengan
ibu kota Konstatinopel, lolos dari amukan orang Barbar. Pada masa pemerintahan
Justinian (528-565 M), Bizantium mencapai kekuasaan dan peradaban yang
mantap. Di Timur, Bizantium bersaning keras dengan kekaisaran Sassanid
dari Persia, yang wilayahnya merentang dari Irak dan Mesopotamia di barat
sampai perbatasan timur Iran Modern dan Afganistan. Ibu kotanya Ctesiphon
(al-Mada’in). Terletak kira-kira sepuluh mil sebelah tenggara di
tempat yang kelak menjadi Bagdad. Sejarah abad ke enam dan akhir abad ke tujuh
di dominasi oleh pertikaian antara kedua raksasa tersebut. pada masa
pemerintahan Justinian tercipta perdamaian antara Persia dan Bizantium, namun
setelah berganti pemerintahan perang berkepanjangan dimulai lagi pada tahun 602
M.
Memanfaatkan kelemahan Bizantium, Khosrau II dari Persia memulai lagi
tindakan permusuhan dengan Bizantium. Dengan alasan menuntut balas atas
pembunuhan Kaisar Maurice, yang membantunya pada awal pemerintahan. Akhirnya
Asia Kecil di taklukan ketika Bizantium berada pada titik terendah kejayaannya
pada tahun 610 M. Heraklius, putra Gubernur Afrika Utara tiba dengan armada
perangnya tiba di depan Konstatinopel. Phocas (kaisar Bizantium)
dibuang dan Heraklius dinobatkan sebagai kaisar. Gelombang pasang
dapat dikatakan mulai berbalik. Kemudian orang-orang Persia menyerang Suriah
dan Mesir, pada tahun 614 M. Kemudian terjadi pengerusakan Yerusalem sesudah
timbulnya pemberontakan melawan tentara Persia. Pembantaian penduduknya, dan
mengangkut apa yang diyakini sebagai Salib yang asli, sehingga membangkitkan amarah
umat Kristen di seluruh kekaisaran Bizantium, yang kemudian di manfaatkan oleh
Heraklius untuk membentuk pasukan perlawanan. Kemudian Heraklius berbalik dan
melawan Persia pada tahun 622 M. Pada tahun 627 M Heraklius dengan berani
menyerbu Irak dan berakhir dengan kekalahan tentara Persia. Dalam bulan
februari 628 M Khosrau II dibunuh, dan putranya yang menggantikannya mempunyai
banyak musuh dan menginginkan perdamaian. Perang panjang, dan besar akhirnya
usai.
Dalam peristiwa ini sudah di kabarkan dalam Al-Quran 30:2/1-5/4,
sehingga terhibur hati kaum muslimin yang waktu itu bersedih atas kekalahan
kaum Kristen atau bangsa Rum (Bizantium), terhadap Persia. Kenapa rasulullah
begitu bersedih. Karena sesungguhnya apabila Persia menang perang maka kemungkinan
Mekah juga akan masuk ekspansi Persia berikutnya. Karena peristiwa sebelumnya,
Bangsa Yaman yang berada di semenanjung tanah Arabia berada dibawa kekuasaan
orang Abessinia sampai kira-kira tahun 575 M. kemudian orang-orang Abessinia di
usir oleh sebuah ekspedisi laut dari Persia. Sehingga, Persia juga menguasai
sejumlah kota kecil di pantai timur dan selatan Arabia. Bangsa Persia, sebelum
melakukan ekspansi selalu mencari kelompok yang memihak mereka untuk dijadikan
raja boneka mereka. Biasanya dilakukan dengan mendukung satu faksi yang
pro-Persia. Seperti, insiden pada sekitar tahun 590 M yang berkaitan dengan
nama “Usman ibn al-Huwairis harus dianggap sebagai upaya Persia untuk menguasai
Mekah dengan membantu seseorang menjadi penguasa boneka di sana.
Dari tahun-tahun di atas dapat di bandingkan dengan tahun-tahun yang
terjadi di Mekah. Pada tahun 571 waktu itu Rasulullah baru lahir sebagai
seorang keturunan Quraisi di Mekah. Wahyu pertama turun menjelang akhir bulan
Ramadan tahun 610 M. saat itu mulai memasuki awal permulaan Islam dengan
turunnya surat Al-alaq. Dalam perjalanan perkembangan Islam, karena pengikut
Rasulullah mendapat perlakuan kasar, maka pada tahun 615 M hijrah ke Abessinia.
Kemudian pada tahun 620 M sekitar 75 orang Yatstrib (Madinah), mengundang kaum
muslimin untuk tinggal di Yatstrib. Orang-orang Yatstrib berharap Rasulullah
dapat mendamaikan mereka di Yatstrib. Kemudian sekitar 200 orang muslim hijrah
ke Madinah, dan Rasulullah saw sendiri menyusul kemudian tiba di Yatstrib pada
24 September 622 M. Kemudian, perang Badar terjadi pada bulan Ramadan 624 M.
Setahun kemudian perang Uhud terjadi pada 625 M. Pada tahun 627 sebuah
persekutuan yang terdiri dari orang-orang Mekah dan tentara bayaran dari suku
Badui dan Abissinia, kembali memerangi Madinah, yang dikenal perang parit.
Peristiwa itu, bertepatan dengan tahun terjadinya perang Bizantium
dengan Persia di Irak. Kemudian pada tahun 628 orang-orang Yahudi Khaibar,
sebuah daerah Oasis yang dikelilingi benteng di sebelah Madinah menyerah pada
kaum muslimin. Pada 628 terjadinya perjajnjian Hudaybiyah. Di Persia tahun ini
terjadinya pembunuhan terhadap kaisar Persia, Khosru II, yang berdampak
terjadinya perdamaian antara Persia dan Bizantium. Dua tahun kemudian karena
orang-orang Mekah melanggar perjanjian, maka kaum muslimin menyerang Mekah,
tahun 630 M. Kemenangan terhadap pihak kaum muslimin setelah menaklukkan Mekah.
Setelah Mekah di kuasai kaum muslimin, terjadilah perdamaian di tanah Arabia,
dan juga terjadi perdamaian di kawasan Timur Tengah, dengan berdamai-nya
Bizantium dengan Persia. Maka situasi damai ini menjadi jalan untuk
perkembangan umat Islam yang nantinya sebagai penakluk-penakluk baru di Asia
Barat dan menyebar ke seluruh dunia.
Oleh:
Joni Apero.
Palembang,
29 Juli 2018.
Sumber:
Philif
K. Hitty, History of The Arab, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi, 2002.
W.
Montgomery Watt, Rhichad Bell: Pengantar Quran, Jakarta: INIS,
1998.
By. Apero Fublic
Via
Sejarah Islam
Post a Comment