Surat Kita
Surat Kita. Kepada Pengagum Senja
Apero Fublic.- Surat Kita. Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatu. Kepada
pengagum senja dimanapun kau berada. Aku tulis surat ini, kepadamu yang entah
di mana.
Wahai pengagum senja yang merindu fajar. Dari balik mega merah senja aku
memanggil kalbumu. Tidakkah kau dengar, suaranya seperti dentuman air terjun.
Kau dimana bersama mimpimu yang telah tertulis di hatimu sejak lama. Kau sering
menyusuri pantai yang berpasir menunggu senja, bukan. Kau hendak menceritakan
padanya tentang hatimu yang sepi, dan kadang ada goresan kecil tetapi terasa
pedih.
Dengan menghampiri senja, lalu kau ceritakan semua tentang itu. Pernah
juga suatu senja kau menangis dengan terseduh-seduh, karena dunia begitu tidak
memihak denganmu. Kemudian senja tersenyum sejuk memelukmu dalam keheningan,
hingga tegar kembali hatimu. Kau tahu, pengagum senja yang jauh. Aku pun di
sini juga merasakan hal yang sama. Aku sering berteriak dengan lantang memanggil
dunia. Aku menjerit dengan kemarahan yang memuncak. Hingga tubuhku terjatu oleh
habisnya tenaga.
Hidupku sepi, tanpa teman yang mengerti. Kemudian senjalah
yang menjadi tempat aku mengadu. Senjapun memeluk aku dalam hening, dan akupun
kembali tersenyum sabar. Kau tahu, ternyata senja telah memeluk kita bersamaan.
Hanya tempat yang berbeda. Senja yang kita lihat adalah senja yang sama kau
lihat. Langit yang memerah yang kau kagumi disana itu, langit yang sama yang
aku kagumi di sini.
Wahai pengagum senja, pernahkah engkau berkata-kata pada kalbumu.
Mungkin di waktu senja yang sama, tetapi di tempat yang berbeda, hatiku dan
hatimu pernah berharap dan meminta dipertemukan dengan seseorang. Mungkin di
waktu senja itu juga, ada doa yang kita lepaskan lewat angin bersamaan. Atau
kau gantung sebuah harapan di warna kemerahan di langit senja kala itu,
sehingga hatiku dapat merasakan sesuatu yang ada di hatimu.
Ada rasa yang sama,
ada kejadian yang sama diwaktu yang sama. Kau berlari di tepian pantai mengejar
senja itu. Sedangkan aku berlarian di perbukitan ilalang mengejar senja itu.
Kau mengintip dari bali bebatuan, aku mengintip dari balik rerimbunan
pepohonan. Lalu kita tertawa bersama di temaran sore. Hanya saja kita berbeda
tempat sehingga kita tak saling menyadari.
Pengagum senja, dimapun kau berada, aku menunggumu disuatu senja, dimana
kita akan bersama-sama menikmati senja di sore-sore yang akan kita temui. Di
suatu tempat yang sama, entah di pantai atau di perbukitan. Aku yakin bukan
cerita hari ini yang kita bicarakan.
Atau luka-luka kecil yang kita tangisi.
Tetapi cerita hari esok di mana kita memimpikan masa depan bersama-sama. Hari
itu kita hanya berdua menikmati senja. Tak seberapa lama kita mungkin bertiga,
atau berempat dimana mereka memanggil aku ayah, dan memanggilmu ibu. Dariku
yang merindumu, pengagum senja. Wassalam.
Oleh.
Joni Apero.
Editor. Selita. S. Pd.
Palembang. 17 Februari 2019.
Catatan:
Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman yang
ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun, cerpen,
cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi diri
sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil
tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah
dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan
ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal
dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas.
Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero
Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya
dari pengirim.
By. Apero Fublic
Via
Surat Kita
Post a Comment