Sastra Kita
Syair Cerita. Hatiku Terdiam
Apero Fublic.- Cerita
Hatiku yang terdiam, berawal dari perasaan kasih yang tak berbalas. Kisah ini
adalah kisah cintaku yang mencintai seseorang gadis. Tetapi ternyata cintaku
bertepuk sebelah tangan. Walau mengetahui aku berusaha memperjuangkan cintaku. Dengan segala upaya aku berusaha untuk mendapatkan pujaan hatiku.
Namun semua
usahanya kandas, dan terhenti karena orang yang aku cintai lebih memilih,
pemuda lain. Telah memiliki seorang yang ia cintai. Aku juga menyadari si
pemuda itu, lebih sempurna dari aku. Sehingga si dia menolak cintaku
dengan keras, dengan sangat menyakitkan. Ada rasa tidak dapat menerima
kenyataan, kecewa yang dalam. Aku hanya bisa pasrah dengan kenyataan, dan
mencoba mengerti, secara logika.
Namun, ada hal yang tidak dapat menerima logika. Hatiku tidak menerima,
hatiku tetap memujanya. Hatiku terus meminta hatinya. Hatikulah yang meminta
cinta itu. Hatikulah yang memaksa dan selalu merengek untuk meminta hatinya.
Ketika penolakan begitu menghebat dan itu tidak mungkin.
Barulah hati mengerti
dan terdiam. Terdiam seribu bahasa, terdiam dari bahasa Rindu. Terdiam dalam
kelam, terdiam dalam sepi. Ada sembilu di mulutnya, yang menyayat jiwaku. Teras
pilu di hatiku, dan terasa pahit rasanya. Hatiku seperti menjadi bisu seketika,
sehingga membawa murung di hari-hariku kemudian. Aku berkata; bersabarlah wahai
hatiku, nanti kita mencari sahabat yang baru.
Dunia luas terbentang, aku tau
kau kesepian selama ini. Semoga sebuah hati segera bertemu untuk teman mu,
sepanjang hayat ini. Hatiku, diamlah untuk beberapa saat, dan kemudian
tersenyumlah. Kau tahu, suatu hari nanti dia akan menyesali sebab dia melukai
hati yang tulus.
HATIKU TERDIAM
Adakah
sanggahan maha dahsyat
Sanggahan
yang menutup semua pintu
Langit
pun sedikit gemetar
Sehingga
kilat bagai bersilap diantara dua gunung
Pecah
sudah segala cermin
Hancur
berkeping dalam pecahan-pecahan
Berserak
bagai pasir di pantai
Bertabur
bagai debu disapu angin
Hancur
bagai tetes hujan menghantam batu
Duh,
pedih-pedih perih
Nan
sembilu bersilang di kulitku
Mata
memercik bulir bening
Denyut
sakit menahan napas
Lalu
hatiku terdiam
Terdiam
dari harapan, terdiam dari mimpi
Terdiam
keindahan, terdiam dari manis
Terdiam
dalam harapan, terdiam dari kasih
Terdiam
dari rindu, terdiam dari rasa sayang
Saat
kau berkata, kau punya kekasih
Kau
menjelas, tak cinta akan aku
Hatimu
bermilik orang lain
Aku
bukan apa-apa
Sampai
kapan pun itu
Hatiku
terdiam, menahan pilu
Hatiku
terdiam karena menangis
Hatiku
terdiam karena sakit
Kini
hatiku sepi, berhenti menyebut namamu
Sering
sendiri dalam lamunan
Akan
hidup yang tak bertua, pikirnya
Hatiku
terdiam, tak lagi meminta mu
Hatiku
terdiam ia tak mau bertemu denganmu
Tak
berkata-kata, tak berucap, menjadi bisu
Hatiku
terdiam
Diam
seribu bahasa cinta.
Oleh:
Joni Apero.
Editor.
Desti. S.Sos
Fotografer.
Dadang Saputra.
Palembang,
1 September 2017.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan
nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com
idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman
tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Kita
Post a Comment