Syarce
Syair Cerita. Sebuah Kebanggaan.
Apero Fublic.- Syarce. Pernah
kalian mendengar orang tua dari teman-teman kita, orang tua dari saudara kita,
orang tua dari tetangga kita, yang menceritakan kelebihan anaknya. Mereka
menumpuhkan harapan pada anaknya. Mereka membanggakan anaknya.
Semisal kuliah di
perguruan tinggi ternama, atau barangkali anaknya sudah bekerja di suatu tempat
yang terhormat. Dimana orang-orang tua itu selalu memuji-memuji anaknya.
Apabila sang anak memenuhi harapannya, maka selalu bercerita mereka pada
orang-orang, bangga sekali. Terkadang hal yang sepeleh saja mereka
banggakan.
Kadang kita begitu prihatin apabila kita tahu kelakuan,
kenakalan anak-anak mereka di luar. Seandainya mereka tahu, alangkah kecewanya
mereka. Begitulah orang tua, yang selalu percaya dengan ucapan anak-anaknya
walaupun hati mereka berkata lain.
Selalu bangga dan berharap banyak. Bagi kita yang belum menjadi orang
tua tentulah aneh saat ada orang tua yang tidak henti-hentinya bercerita
tentang kelebihan anak mereka. Lalu setelah tahu akan hal ini, masihkah kita
tega membohongi mereka dengan kenakalan kita, sedangkan dibalik itu ada harapan
si tua dan kebanggaan si tua. Lihatlah kulitnya mulai keriput dan matanya mulai
rabun.
Betapa bahagia mereka melihat anaknya hidup terhormat. Mereka tidak
meminta itu dari kita, mereka cukup dengan gubuk mereka dan melihat anaknya
sukses, membanggakan, dipuji semua orang, terpandang. Lalu mereka membawa
kebahagiaan itu sampai mereka menghembuskan napas terakhir mereka. Sebuah
kebanggaan, harta tak ternilai dari si tua-tua renta.
Sebuah
kebanggaan
Emas
atau berlian, sangat bernilai.
Namun
laut tetap berdebur, kata malam.
Walau
sepanjang hari di hempas ke pantai.
Tidak
dan tidak, membanggakan mereka.
Aku
tak mengerti kebanggaanmu.
Hanya
merekalah yang tau.
Kau
jua harapan, Kata Langit.
Merekalah
orang tua, yang berbangga.
Berbangga
di balik kenakalanku.
Tak
usah membalas jasa Nak, Kata bulan.
Mereka
impikan sebuah prestasi.
Untuk kalian
yang merah mudah.
Bangga,
bahagia, menjadi keberhasilan mereka.
Keringat,
darah, dan dahaga itu kebahagiaan, mereka.
Semua
terbayar oleh tepuk tangan orang-orang.
Ayah, ibu, maafkan
anakmu.
Di
antara jantung kalian, berhembus nafasku.
Maaf
kan kesalahan dan kenakalanku.
Maafkan
aku tak bisa membanggakan-mu.
Bukan
salah kalian dalam mendidikku.
Sungguh,
tak kan terbalas jasa kalian padaku.
Ayah, ibu,
bapak-ibu guru ku, inilah anakmu.
Nakal
dan selalu nakal.
Bukan
salah kalian dalam mendidik aku.
Kata
mentari, akulah yang nakal.
Akulah
yang tidak mampu mempersembahkan sesuatu.
Maafkan
aku, anakmu.
Oleh:
Joni Apero.
Palembang,
2013.
Kategori.
Syarce Fiksi.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi
teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi,
pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera,
biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata
mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat
karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain.
Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak
cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis,
tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas,
bebas. Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero
Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya
kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Syarce
Post a Comment