Sastra Kita
Setitik rasa membenam di hati
Cinta Dalam Diam
Apero Fublic.- Pernah
jatuh cinta pada seseorang yang hampir mustahil kita miliki, atau pernah
mencintai dalam diam, yang hanya memintanya dalam doa. Pada Allah kita mengadu
akan rasa itu. Pernah mengagumi seseorang yang begitu sempurna menurut kita.
Kita menyadari betapa berbeda dia dengan kita.
Dari cara sikap dan ahlaknya,
sampai kehidupannya sengguh berbeda. Namun rasa menyukai begitu dalam,
rasa mengagumi begitu besar. Terkadang hati tertekan oleh rasa itu. Sering
ingin datang menyatakan rasa di dalam hati. Tetapi itu tidak mungkin, dan itu
mustahil.
Rasa rindu merajalela di jiwa kita. Tidak jarang rasa cemburu
menghantui ketika seseorang begitu dekat dengan dirinya. Kadangkala rasa iri
dengan seseorang yang dapat dengan mudah berbicara atau bergurau dengan
dirinya. Sementara kita hanya terdiam, bisu, dan memandang penuh harapan yang
tidak pasti.
Kisa ini sunggu pernah terjadi pada diriku sendiri kawan. Aku pernah
merasakannya. Aku pernah melaluinya. Sunggu tidak mengenakkan hati. Kehidupan
seperti diatur oleh kekuatan yang tidak terlihat. Kadang sedih, kadang luka,
kadang sakit, kadang bahagia dan ceria.
Hal yang paling buruk adalah, dia orang
yang kita kagumi tidak menyadari ini sedikitpun. Dia sibuk dengan dunianya, dia
tidak mau mengerti. Seolah dia begitu kejam dan tidak berperasaan. Namun rasa
sayang padanya begitu dalam.
Kadang bermimpi, kadang menangis, berharap untuk
mendapatkannya. Tetapi, harapan dan cinta hanya tersimpan di hati saja. Hanya
keajaiban yang dapat diharapkan. Manalah mungkin bumi dan langit bersatu,
itulah pepatahnya. Cinta dalam diam, yang menjadi misteri dari seribu misteri.
CINTA DALAM DIAM
CINTA DALAM DIAM
Setitik rasa membenam di hati
Dalam gelombang rembulan jiwaku
Membekas,
membayang sang wajah
Menjadi rahasia hidupku
Harap-harap selalu bertemu
Doa-doa selalu meminta
Bagai sehampar padang rumput
Bagai terbentang seperti gurun
Sakit namun tetap indah, Ku pandang
Indah bertambah di hidupku
Engkau, yang tengah terlelap
Dikau yang tengah tersenyum
Tiada pernah tau harapan Ini.
Wahai manis sungguh sesarang lebah.
Madu membawa sejuta nikmat.
Ingin
Aku Menggapai madu itu,
Seraih tangan.
Seraih tangan.
Namun aku tahu,
Sengat tajam banyak menanti.
Sengat tajam banyak menanti.
Madu tersimpan yang ingin aku reguk
Hanya terhampar dalam pandangan.
Menelan
tanpa meminum.
Dirinya
di dalam jiwaku,
Tiada pula dia tahu.
Tiada pula dia tahu.
Kantung hatiku,
Penuh dengan kisah-kisahnya.
Penuh dengan kisah-kisahnya.
Namun, apalah cinta yang tersembunyi Ini.
Hendaklah angin bertiup,
Sejukkan bumi.
Sejukkan bumi.
Akan aku eja kata-kata:
Cinta
sekasih jiwa, hati sepandang rindu,
aku
damai dalam sayang,
mengenang mu dalam hidupku.
mengenang mu dalam hidupku.
Cintaku
dalam diam.
Waktu
berjalan terasa begitu cepat. Namun harapan dan rasa cinta di hati belum
memiliki kepastian. Aku sadar dengan keadaan ini. Maka aku berlari jauh sekuat
tenaga. Banyak rasa kecewa dan sakit di dalam hatiku.
Banyak hal yang tidak sesuai harapan. Maka sering kecewa dan rasa sakit menghampiri. Sekarang aku mengerti, berharap merubah hati orang tidak mungkin. Berusaha mengambil hati orang juga mustahil. Maka cintaku hanya dalam diam. Aku pasrakan semuanya pada Allah.
Kalau jodoh takkan kemana. Allah juga maha mebolak-balikkan hati. Setelah semuanya aku serahkan pada Allah. Hatiku tenang dan damai. Aku bergantung padanya tentang rasa cinta ini. Aku percaya, takdir itu sudah ada.
Banyak hal yang tidak sesuai harapan. Maka sering kecewa dan rasa sakit menghampiri. Sekarang aku mengerti, berharap merubah hati orang tidak mungkin. Berusaha mengambil hati orang juga mustahil. Maka cintaku hanya dalam diam. Aku pasrakan semuanya pada Allah.
Kalau jodoh takkan kemana. Allah juga maha mebolak-balikkan hati. Setelah semuanya aku serahkan pada Allah. Hatiku tenang dan damai. Aku bergantung padanya tentang rasa cinta ini. Aku percaya, takdir itu sudah ada.
Oleh:
Joni Apero.
Editor.
Selita. S.Pd.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Palembang,
21 Juni 2016.
Kategori. (Syarce) Syair Cerita Fiksi.
Sumber foto. Ayu Faqia. Lokasi wisata Pantai Jilbab, Aceh Barat
Dayah, Provinsi Aceh, Indonesia.
Catatan: Yang
mau belajar menulis: mari belajar bersama-sama: Bagi teman-teman
yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi, pantun,
cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera, biografi
diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata mutiara
dan sebagainya.
Kirim
saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan
sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan
diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama
pengirim.
Sertakan
nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah
karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: fublicapero@gmail.com
idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman
tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Sastra Kita
Post a Comment