Himpunan Muslim
Dakwah Literasi
Apero Fublic.- Setiap
muslim adalah da’i atau pendakwah. Setiap muslim wajib menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar. Dalam kehidupan ini kemampuan manusia sangat terbatas.
Tidak semua orang dapat memiliki banyak kemampuan untuk menjadi ahli ilmu.
Menjadi seorang intelektual tinggi. Tidak semua muslim dapat ceramah seperti
para ulama, ustadz dan ustazah.
Namun di balik itu semua ada hikma yang harus
kita sadari. Setiap muslim yang kemampuannya berbeda-beda tersebut hendaknya
menjadi pendakwah dibidangnya masing-masing. Seumpama dia seorang ahli
lingkungan hidup. Maka dia berdakwah pada bidang lingkungan hidup. Beritahu
ayat-ayat, hadits, fatwa para ulama dalam bidang lingkungan hidup. Sehingga
kaum muslimin yang tidak menguasai ilmu di bidang lingkungan hidup menjadi
mengerti.
Seandainya kita memiliki kemampuan menulis, maka hendaknya dengan
tulisan itu kita dapat menjadikannya media dakwah. Dakwah bukan berarti
menyampaikan perkara ibadah saja. Menjelaskan perkara haram dan halal. Untuk
dakwah perkara Hukum Islam sudah dipegang oleh para ulama.
Tidak sembarangan
orang menyampaikannya. Dakwah yang paling mudah dilakukan oleh kita sebagai
seorang muslim awam di tengah masyarakat Islam adalah Dakwah Literasi. Dakwah
Literasi ini sangat mudah dan tidak menguras tenaga. Kita dapat menjalankan
dengan santai sekaligus tempat penyalur hobi. Mengasah kreatifitas dengan hal
yang bernilai positif.
Dakwah diartikan dalam kamus Bahasa Indonesia, dengan: sama seperti
penyiaran, seperti propaganda. Dakwah agama yaitu menyiarkan agama atau
mengembangkan agama di tengah masyarakat. Dakwah juga berarti seruan atau
ajakan untuk memeluk agama yang didakwahkan. Di tengah masyarakat yang agamanya
sama dakwah memperkenalkan, mengajarkan ajaran-ajaran agama di tengah masyarakat.
Sedangkan Literasi berasal dari bahasa latin literatus. Literatus bermakna
orang yang belajar. Kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi literasi.
Literasi diartikan secara umum adalah bentuk kemampuan seseorang pada pemahaman
dunia sastra atau aksara. Seperti membaca, menulis, mendengar, dan melihat.
Literasi mendengar adalah literasi dari sumber suara yang bermakna.
Seperti
mendengar berita dari radio, seorang anak mendengar dongeng, atau mendengar
musik. Sedangkan memasuki perkembangan teknologi komunikasi. Literasi melihat
juga muncul, seperti menonton di televisi adatu di smart
phone. Literasi melihat juga dapat melalui menonton pertunjukan atau
melihat peristiwa sekeliling. Semua hal tersebut adalah bentuk literasi.
Kata literatus atau literasi yang bermakna orang yang belajar
tersebut. Memberi kesan pada kita bahwa semua literasi adalah guru.
Sedangkan individu yang berinteraksi adalah pembelajar. Maka semua itu memberi
petunjuk kalau literasi adalah pengajaran. Kita mengakui kalau dari semua
sastra yang menyajikan literasi akan mempengaruhi pembaca, pendengar, penonton,
atau yang melihat.
Maka literasi yang banyak di internet. Yang ditayangkan melalui
televisi. Atau yang tertulis di buku-buku. Akan berpengaruh dengan kehidupan
masyarakat. Literasi yang buruk seperti novel seks, cerita seks, berita seks,
video forno, akan mempengaruhi pikiran orang menjadi cabul.
Begitupun
seandainya literasi yang penuh ujaran kebencian. Maka akan mempengaruhi pikiran
orang untuk membenci. Maka, dakwah Literasi sangat diperlukan di tengah
masyarakat sekarang. Apalagi di Internet tersebar jutaan konten negatif, baik
berupa tulisan atau video dan film. Siapa saja dapat berdakwa secara literasi.
Bagaimana dakwah literasi? Dakwah literasi adalah dakwah yang
menggunakan media sebagai penyampai pesan. Dakwah ini disebut dengan dakwah
tidak langsung atau dakwah pasif. Dakwah Literasi adalah kita menghadirkan atau
memunculkan bahan-bahan bacaan yang mengandung pesan Islam atau pesan moral
yang sesuai dengan Islam (Agama).
Seperti menulis buku ilmiah, novel, cerpen,
quote, artikel, puisi, pantun, syair, komik, kata-kata mutiara, staus di media
sosial kita, menulis dongeng yang sesuai dengan pesan-pesan keislaman.
Begitupun pembuatan video, film yang sesuai dengan ajaran moral keislaman.
Teater, musik, drama, komedi yang menyampaikan pesan-pesan keislaman atau moral
kebaikan. Tidak salah apabila pemuda pemudi muslim membentuk grup teater yang
berteman keislaman. Sebab ini juga termaksuk dakwah, yaitu Dakwah Literasi.
Sehingga saat orang-orang membaca, menonton, atau mendengar mendapat
pengetahuan dan pengaruh yang baik. Mereka tahu dengan hukum agama, makna
ajaran agama, maksud suatu ayat, hikma dari ajaran, mafaat dari ilmu Islam.
Dakwah Literasi semua orang muslim dapat melakukannya, apapun profesinya.
Ketika kalian melakukan itu, maka ada dua hal yang dilakukan, menyalurkan hobi,
bakat, bisnis bersamaan dengan dakwah. Dakwah Literasi pahalahnya lebih besar
dari dakwah langsung. Sebab Dakwa Literasi akan dibaca, ditonton, dilihat,
didengar oleh orang dalam waktu yang panjang. Pahalah jariyah juga akan
mengiringi.
Bayangkan kalau literasi yang dimunculkan anda adalah literasi buruk,
maka dosa dan kerusakan moral masyarakat ditanggung oleh anda. Dosa-dosa orang
yang terinspirasi dari literasi anda juga dibagi dengan anda. Mari kita
berdakwah di dunia literasi. Jadikan literasi sebagai dakwah dan ibadah.
Memunculkan sastra Keislaman. Hubungkan literasi dengan agama Islam.
Lalu
sajikan dengan cerita sosial dan makna-makna secara sosial masyarakat. Jangan
kita hanya mengetengahkan berimbas surga dan neraka saja. Tapi adanya keburukan
atau kebaikan yang terjadi di tengah kehidupan kalau melanggar atau mentaati
aturan agama. Wujudkan itu kedalam cerita, tulisan, video yang kita buat. Yok,
Dakwah Literasi
Oleh.
Joni Apero
Palembang,
27 Juli 2019.
By. Apero Fublic
Via
Himpunan Muslim
Post a Comment