Kampus
KKN Mandiri Fakultas Dakwah. Pemberdayaan Masjid dan Potensi Berdakwah
Apero Fublic.- Dakwah
adalah kewajiban bagi setiap muslim. Kesejahteraan sosial dan kesehatan rohani
sulit di temukan apabila tidak ada para pendakwah. Sehingga dakwah menjadi hal
yang sangat penting dalam agama Islam. Sehingga membutuhkan kader-kader
pendakwah masa depan.
Di dalam berdakwa memiliki basis-basis yang berbeda.
Dakwah jangka panjang seperti di dunia pendidikan, pesantren, madrasah, dan
sebagainya. Kemudian salah satu basis dakwah yang juga sangat setrategis adalah
masjid. Masjid menjadi ujung tombak dalam dakwah.
Tidak heran dahulu pada masa
penjajahan kolonial Belanda, mereka berusaha menghalangi pendirian
masjid-masjid. Ini terbukti dengan sulitnya mendapat Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) untuk masjid-masjid. Masjid juga bangunan pertama dalam kebudayaan Islam.
Dalam penyebutan kata masjid sering juga disebut mesjid. Tetapi menurut Sidi
Gazalba, kata dan ejaan yang benar adalah masjid bukan mesjid.
Melihat potensi dakwa dari masjid sangat besar, maka mahasiswa KKN Mandiri
(Kulia Kerja Nyata), Kelompok 17 dari Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang, mengangkat tema KKN mereka “Pemberdayaan Masjid dan
Potensi Berdakwah. KKN Mandiri kelompok 17, terdiri tiga jurusan dari
Fakultas Dakwah.
Yaitu Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), dan Jurusan Jurnalistik. Kelompok KKN yang
terdiri dari sepuluh orang mahasiswa itu, di ketuai oleh Dedi Septian. KKN
Mandiri mereka, di fokuskan pada satu masjid. Yaitu, Masjid Baitul Makmur, di
Kelurahan Sukabangun, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang.
Pada Masjid Baitul Makmur sering di adakan kegiatan keislaman, seperti
pengajian yang dilakukan di setiap hari Jumat. Kemudian pengajian dari Kelompok
Pengajian Muhammadiyah yang dilaksanakan dua kali sebulan. Kelompok pengajian
Muhammadiyah di ketua oleh Ibu Mey Tanjung.
Sehingga mahasiswa KKN Mandiri dari
Fakultas Dakwa, dapat mengikuti dan banyak belajar. KKN yang menjadi ajang
aplikasi keilmuan yang sudah di pelajari, dimaksud untuk melatih mental
mahasiswa dalam menghadapi masyarakat secara langsung. Di sinilah intelektual
emosional mereka dipraktekkan secara langsung. Di sini mereka akan memahami
bagaimana dalam berdakwa secara langsung, serta menemui berbagai pola pikir
dalam umat.
Mereka dituntut untuk bijak dan belajar mengerti. Bahwa tingkat
pemahaman masyarakat secara awam dan secara intelektual itu berbeda. Dengan
hikmah, supaya berhati-hati dalam berkata dan memberikan pemahaman, agar tidak
terjadi gejolak di tengah masyarakat Islam. Karena mahasiswa calon pemimpin
pada masa depan. Aamiiinnn.
(Foto
mahasiswa KKN Mandiri Fakultas Dakwa UIN Raden Fatah Palembang di Masjid
Baitul Makmur, Sukabangun).
Oleh. Elsa Lestari.
Editor. Desti. S.Sos.
Sukabangun, 14 Januari 2019.
Sumber foto. Elsa Lestari.
Oleh. Elsa Lestari.
Editor. Desti. S.Sos.
Sukabangun, 14 Januari 2019.
Sumber foto. Elsa Lestari.
Sy. Apero Fublic
Via
Kampus
Post a Comment