Syarce
Torehan kisah tak sempurnah.
Ada banyak salah, terjadi.
Hari-hari kulalui dengan keras.
Namun di akhir senja, aku menyendiri.
Sy. Apero Fublic
Malam Berbintang
Apero Fublic.- Syarce. Di
suatu malam aku sendiri di teras rumah. Kusaksikan langit yang cerah dan
bintang yang berkelip di langit. Kesendirian ini, membuat aku mengenang masah-masah
sulit dahulu. Dimana luka, dan kesendirian menjadi bagian yang berkepanjangan
dalam hidupku. Rasa tidak bahagia, hati hampa dan kosong.
Malam ini, aku terkenang akan kesalahan pada seseorang. Pada Ayah dan Ibu, pada teman dan tetangga. Aku begitu egois dan tidak mengerti. Sekarang aku menyadari kesalahanku dan diikuti rasa menyesal. Selain itu, kehidupan yang susah dan menyakitkan membuat aku sedih. Aku hidup tanpa harapan. Apakah aku putus asah, atau aku sedang lelah saja.
Aku tidak tahu. Aku memperhatikan bintang-bintang yang berkelip di langit malam. Aku mencoba mencari makna dari setiap cobaan yang aku jalani. Aku mencoba menjawab mengapa hal-hal bodoh terjadi di dalam kehidupanku. Aku benar-benar tidak mengerti akan kehidupan ini. Yang aku tahu dan aku bayangkan adalah rasa sedih, rasa sakit, ketidak beruntungan, dan kehampaan hidup.
Malam ini, aku terkenang akan kesalahan pada seseorang. Pada Ayah dan Ibu, pada teman dan tetangga. Aku begitu egois dan tidak mengerti. Sekarang aku menyadari kesalahanku dan diikuti rasa menyesal. Selain itu, kehidupan yang susah dan menyakitkan membuat aku sedih. Aku hidup tanpa harapan. Apakah aku putus asah, atau aku sedang lelah saja.
Aku tidak tahu. Aku memperhatikan bintang-bintang yang berkelip di langit malam. Aku mencoba mencari makna dari setiap cobaan yang aku jalani. Aku mencoba menjawab mengapa hal-hal bodoh terjadi di dalam kehidupanku. Aku benar-benar tidak mengerti akan kehidupan ini. Yang aku tahu dan aku bayangkan adalah rasa sedih, rasa sakit, ketidak beruntungan, dan kehampaan hidup.
Kesalahanku,
dosaku dan khilafku disebabkan oleh kebodohanku. Aku hidup tanpa dan tanpa
pendidikan. Watak keras dan membuat aku menjadi orang yang aneh. Lidah dan sikapku
sering membuat orang terluka dan kecewa. Aku orang yang tidak sempurna. Aku
menangis ingin mengembalikan waku. Aku ingin dimulai dari kecil sampai aku dewasa
tidak pernah berbuat salah.
Tidak
pernah membuat orang tersinggung, sedih, kecewa, atau sakit hati. Aku ingin
menjadi anak yang baik dengan budi yang baik. Tapi itu tidak mungkin, dan aku
menyadari kalau aku hanyalah manusia yang tidak sempurna. Tapi mengapa aku
sebodoh itu? Tapi mengapa aku begitu tidak mengerti. Aku menyesal sekali Ya
Allah. Ampuni Aku.
Maafkan
Aku, Gemintang
Gemintang
malam di sangkar langit.
Bermain
diantara galaksi malam.
Bersapalah,
jangan membisu.
Aku
tulis asah di malam ini.
Merenung
dalam kidung kehidupan.
Sehingga
tergaris lah, hikayat-hikayat.
Torehan kisah tak sempurnah.
Menancap
sudah suka-duka.
Aku
takut akan ini.
Aku
ragu semuanya.
Ada banyak salah, terjadi.
Semua
bagai terselimut salju.
Dingin,
sepi dan Lengang.
Hari-hari kulalui dengan keras.
Menegang
upuk semesta.
Merapi
pun bergolak hendak meletus.
Namun di akhir senja, aku menyendiri.
Di
tikar ini, diri bersenandung dalam diam.
Walau
mata sudah lama terpejam.
Jiwaku,
tidak jua beranjak tidur.
Jauh
hari terus terkenang.
Yang
berlalu terus membayang.
Satu
salah di jalan ku, aku menyesali.
Satu
keyakinan, aku pegang, aku ragu.
Namun
yang ada, Aku bersalah.
Ku
kata, si jahat diri ini.
Lalu,
tanpa dikau, semuanya tau.
Aku
bisik di angin malam ini.
Maafkan
aku.
Aku
ingin belajar menjadi seseorang yang baik. Menjadi hamba tuhan yang sebenarnya.
Telah banyak kesalahan-kesalahan yang aku perbuat. Aku ingin menghapus semua
itu. Tetapi bagaimana aku menghapusnya sedangkan masa telah berlalu. Yang
terluka telah luka, entah sudah sembuh atau tidak. Atau mungkin dia pelihara
untuk bukti pada Allah untuk diadili. Banyak juga yang kecewa olehku. Sehingga
penyesalan dihari ini.
Aku
ingin berubah dari aku yang dulu. Dahulu aku seorang yang tidak teratur, tidak
disiplin. Sekarang aku ingin menjadi disiplin. Dulu aku berkata dengan cara
kasar. Sekarang aku ingin berkata cara yang lembut. Aku berusaha sabar dan
menyabarkan diri.
Aku memaafkan semua orang yang menyakiti hatiku. Aku juga melupakan atas perlakuan buruk orang-orang pada. Ibadah adalah satu dari jalan yang aku pilih sekarang. Aku melangkah dengan ikhlas dan sabar. Kehilafan dan kesalahan dulu harus berakhir.
Aku hanya menitip kata pada bintang dan angin berhembus. Katakan pada bahwa aku meminta maaf atas semua kesalahan aku dahulu. Ya Allah, berilah aku kesuksesan agar aku dapat menebus kesalahan aku pada mereka-mereka. Aku tahu tidak ada artinya kebaikan. Tapi setidaknya aku memberitahu. Aku bersalah dan meminta maaf. Aku tidak seperti yang dulu.
Aku memaafkan semua orang yang menyakiti hatiku. Aku juga melupakan atas perlakuan buruk orang-orang pada. Ibadah adalah satu dari jalan yang aku pilih sekarang. Aku melangkah dengan ikhlas dan sabar. Kehilafan dan kesalahan dulu harus berakhir.
Aku hanya menitip kata pada bintang dan angin berhembus. Katakan pada bahwa aku meminta maaf atas semua kesalahan aku dahulu. Ya Allah, berilah aku kesuksesan agar aku dapat menebus kesalahan aku pada mereka-mereka. Aku tahu tidak ada artinya kebaikan. Tapi setidaknya aku memberitahu. Aku bersalah dan meminta maaf. Aku tidak seperti yang dulu.
Oleh:
Joni Apero.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang 5 Agustus 2016.
Palembang 5 Agustus 2016.
Syarce. Kategori Fiksi.
Sumber foto. Anita. Lahat.
Via
Syarce
Post a Comment