Jurnalisme Kita
Angin berhembus sejuk, dengan langit biru. Pepohonan menghijau membentuk tinggi rendah, mengikuti bentuk lereng yang naik turun, sehingga dedaunannya nampak bergelombang indah. Moment berfoto juga tidak boleh di tinggalkan untuk kenangan pikirku. Tidak menyesal menjadi anak biologi. Kulia biologi aja ya.!!!
Perjalanan di Kota Pelajar. Yogyakarta
Apero Fublic.- Langit
biru dengan awan putih, bagai iringan raja raksasa. Tibalah aku dan para
sahabat di sebuah Kota yang banyak sejarah, Kota Pelajar. Bel dan klason
terdengar, sepasang burung terbang di udara. Dua ekor anak kucing berlari di
pedestrian jalan. Dan suara ketuk gerobak yang menawarkan dagangan, memberi
ilham bagi perut yang lapar.
Serombongan kami mengenakan almamater kuning
datang, mengingatkan tentara Sriwijaya pada masa lalu datang ke Yogyakarta dan
mendirikan candi Borobudur. Sriwijaya dari Palembang, dan kami juga dari
Palembang. Maka dari itu, saya katakan seakan mengingatkan, karena kami
mahasiswa Universitas Sriwijaya dari tanah Melayu, Palembang.
Pada tanggal 10 Maret 2017, kami mahasiswa Pendidikan Biologi,
FKIP, Universitas Sriwijaya melakukan Praktek Kuliah Lapangan,
di Kota Yogyakarta. Pada saat kunjungan di Kota Pelajar
itu, ada tiga tempat yang kami kunjungi. Yaitu, Jalan
Malioboro, Kaliurang, dan Candi Borobudur.
Namun yang paling berkesan bagi kami
semua adalah kunjungan ke Puncak Pronowijoyo. Aku tidak dapat melupakan
perjalanan dan kegiatan di sana. Kaliurang, begitulah di dalam benakku
bertanya-tanya. Sebuah sungai, yang benar saja. Sebagai anak Sumatera sungai
adalah hal biasa. Setelah melakukan perjalanan panjang, teka-teki di benakku
terjawab.
Ternyata Kaliurang adalah nama sebuah tempat wisata meliputi, gunung
dan pemandangannya, beserta air terjunnya. Disinilah pembelajaran kami dimulai,
kami berangkat dengan bus dari jam 08.00 pagi menuju ke Kaliurang,
dan tiba disana sekitaran pukul 10:00 WIB.
Setelah
tiba, kami mendapat arahan apa yang harus di lakukan. Yaitu, kami harus mencari
tumbuhan yang akan dibuat herbarium. Terutama tumbuhan yang tidak terdapat di
pulau Sumatra. Specimen ini dijadikan herbarium dan digunakan dalam
pembelajaran biologi nanti.
Banyak sekali tumbuhan yang ada di Kaliurang. Mulai
dari tumbuhan menjalar, tumbuhan paku yang hidup di tempat lembab, ada tumbuhan
yang mampu hidup di dekat gunung yang aktif, dan ada tumbuhan yang
memiliki bagian tubuh yang besar-besar, entah apa namanya.
Salah satu tumbuhan
yang kami cari ternyata juga ada di daerah ini, yaitu tumbuhan dengan
anak kelas asteridae. Setelah selesai mencari tumbuhan untuk
specimen, kami kemudian melakukan pendakian ke puncak.
Perjalanan dimulai, bersama teman-teman, aku berjalan
menyusuri lereng gunung.Dalam pendakian suasana alam sangat mempesona mata
kami. Di tengah perjalanan kami menjumpai air terjun yang menawan. Suara air
terjun yang jatuh menimpa batu-batuan bagai nyanyian alam. Suara beburung juga
bagai panggilan merdu untuk bermain. Maka, rasa capek terobati.
Kami pun,
seperti mendapat tenaga baru dan menjadi kuat kembali. Perjalanan begitu
melelahkan, karena jalan mendaki. Tentu saja membuat kaki terasa pegal dan
tubuh capek sekali. Walau capek, namun observasi terus berjalan seiring kaki
terus melangkah ke atas puncak gunung.
Di perjalanan kami banyak menjumpai
beberapa tanaman yang memiliki bintik kuning, yang bereaksi dengan sulfur di
pergunungan. Kali ini, setelah kecapean yang sangat, akhirnya berganti
kebahagiaan yang luar biasa. Karena melihat keindahan alam dari puncak
Pronowijoyo.
Dari menara pandang, dapat menyaksikan alam terbentang luas.
Puncak Pronowijoyo terletak di ketinggian 1040 MDPL, dengan
kelembapan udara 710 dengan suhu 260c, 3314
kaki. Taman Nasional Gunung Merapi. Dari menara pandang,
dapat menyaksikan pucuk pepohonan yang menghijau terbentang bagai permandani.
Angin berhembus sejuk, dengan langit biru. Pepohonan menghijau membentuk tinggi rendah, mengikuti bentuk lereng yang naik turun, sehingga dedaunannya nampak bergelombang indah. Moment berfoto juga tidak boleh di tinggalkan untuk kenangan pikirku. Tidak menyesal menjadi anak biologi. Kulia biologi aja ya.!!!
Jujur ini adalah untuk pertama kalinya bagiku berjalan kaki menuju
puncak gunung dengan berjalan kaki. Keadaan alam gunung yang masih alami, dan
asri. Sangat melelahkan tapi saya sangat bahagia dan bangga mejadi anak
biologi. Bahwa kebesaran allah SWT sungguh luar biasa dapat aku ketahui dari mempelajari
alamnya.
Begiltulah sedikit kisah aku dalam mengunjungi Kaliurang. Semoga suatu
saat nanti aku dapat kembali datang berkunjung. Kurang waktu rasanya berada di
sana. Moment perjalanan ini, juga menjadi ikatan kenangan bersama teman-teman
satu jurusan, Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya.
Saat menulis ini, datang kerinduan dengan para sahabat, dan rindu waktu
itu. Aku menulis bukan untuk di kenal, tetapi untuk pengobat rindu pada saat
itu. Sekaligus pengobat rindu pada teman-teman semua. Setelah di tulis, sering
aku membaca berulang-ulang.
Seakan saat itu berulang kembali. Hati bertanya,
masih adakah kesempatan untuk mengulang masa-masa itu, sahabat. Jangan ditanya,
karena air matalah yang akan menjawab. Hal yang aku ilhami di sini adalah, berbahagialah
saat kalian bersama sahabat-sahabat kalian, jangan membuat mereka terluka di
waktu yang sedikit itu.
Tidak seberapa kita bersama, dan perpisahanlah yang
abadi. Buat kenangan terindah, dan berikan kasih dan sayang pada mereka.
Bermacam-macam sifat sahabat kita, maka hadapilah dengan pengertian dan
kedewasaan. Saya akhiri, wassalam.
Foto kenangan saat berkunjung ke Candi Borobudur, setelah kami pulang dari mengunjungi Puncak Pronowijoyo, di Kaliurang
Oleh. Ulandari.
Editor. Desti. S.Sos.
Yogyakarta, 10 Maret 2017.
Sumber foto. Ulandari.
Praktik Kulia Lapangan, FKIP-Biologi. Universitas Sriwijaya.
Editor. Desti. S.Sos.
Yogyakarta, 10 Maret 2017.
Sumber foto. Ulandari.
Praktik Kulia Lapangan, FKIP-Biologi. Universitas Sriwijaya.
Sy. Apero Fublic
Via
Jurnalisme Kita
Post a Comment