Problematika Seks
Sy. Apero Fublic
Seks: Bukan Rasa Cinta
Apero Fublic.- Pernah
kita bertanya, apa perbedaan cinta dan seks?. Cinta
orang-orang zaman sekarang selalu diiringi seks !!!. Cinta
adalah perasaan peduli dan melindungi. Perasaan cinta adalah perasaan yang
positif dalam menghadapi orang yang dicintai. Seperti rasa khawatir akan takut
kehilangan. Menjaga dan merawat dengan ikhlas. Cinta tidak memiliki kebosanan
sepanjang waktu. Penggambaran cinta dapat kita amati pada cinta sekeliling
kita. Seperti cinta anak pada orang tua. Cinta orang tua pada anak-anaknya.
Cinta saudara pada saudara-saudaranya. Cinta keluarga dengan keluarganya. Cinta
sahabat dengan sahabatnya. Cinta muslim dengan sesama saudara muslimnya. Cinta
adalah perasaan peduli dan melindungi. Rasa cinta orang tua mendidik dan
mendukung kebaikan pada anak-anaknya. Cinta anak pada orang tuanya adalah tidak
mengecewakan kedua orang tuanya. Nah, pada cinta-cinta ini apakah ada seks.
Tidak ada, sebab cinta adalah perasaan kejiwaan yang tulus. Bukan kebutuhan
biologis.
Sedangkan
seks adalah kebutuhan biologis dari manusia dewasa. Seks akan mendorong manusia
untuk disalurkan. Penyaluran seks tidak ada sangkut pautnya dengan cinta.
Penyaluran seks membutuhkan lawan jenis. Membutuhkan tempat pelampiasan. Ibarat
seperti rasa lapar yang akan berhenti ketika kita makan. Begitupun dengan seks.
Saat libido seks naik maka penyalurannya seks juga. Tidak dapat diganti dengan
yang lain.
Maka
seks sama halnya dengan kebutuhan hidup lainnya. Seperti kebutuhan pakaian,
makan, minum, tempat tinggal, tidur, istirahat. Saat manusia dewasa kebutuhan
seks terus meningkat dan mengikuti. Di usia remaja atau akil baligh kebutuhan
seks mulai meningkat. Kebutuhan ditandai dengan munculnya hayalan tentang seks.
Memikirkan berhubungan seks dengan lawan jenis. Karena manusia normal
sangat membutuhkan. Memikirkan seseorang untuk teman bermain seks inilah
bertopeng dengan kata cinta.
Dalam
kenyataan sesungguhnya manusia menyimpan kebutuhan seksnya. Kadang
disalurkan dengan cara-cara tersendiri. Diam-diam atau terang-terangan
menyalurkan harsat seksnya. Orang-orang yang memasuki pase kebutuhan seks
meningkat cenderung rentan dengan seks tidak sehat.
Seperti onani, maturbasi,
oral seks, menyewa pelacur, berzina dengan pacar, lesbian,
selingkuh, memperkosa, mencabuli anak kecil. Kemudian banyak juga yang menikah
akibat dorongan seks. Seks adalah kebutuhan biologis bukan cinta. Jadi jangan
heran misalnya orang yang sering ibadah tiba-tiba berzina.
Melihat
seks sebagai kebutuhan biologis tidak dapat ditentang atau dikekang. Karena
seks kebutuhan alami dari dalam tubuh manusia. Sehingga dalam Islam untuk
mengatasi permasalahan seks ada tiga cara. Pertama dengan menikah. Kedua,
mencegah yaitu menutup aurat bagi kaum wanita. Tidak berdua-dua dengan orang
yang bukan mahrom di tempat sepi.
Tidak pergi bersama laki-laki yang bukan
mahrom. Untuk laki-laki menundukkan pandangan matanya. Tidak merayu atau
mengajak mendekati zina (pacaran). Ketiga, adalah dengan akal sehat. Akal sehat
dalam pengendalian seks adalah menggunakan pikiran positif. Misalnya dia
berpikir itu dosa besar. Banyak keburukan yang dia dapat, seperti malu, terkena
penyakit kelamin, mengecewakan keluarga dan lain-lain. Kalau dia istri orang
menyadari itu akan merusak rumah tangga. Kalau diketahui masyarakat bisa malu.
Tidak sesuai dengan perbuatan orang terdidik. Tidak sesuai dengan perbuatan
wanita terhormat. Merusak masa depan anak dan membuat malu orang tua. Inilah
yang disebut akan sehat. Mampu berpikir panjang dan tidak menuruti hawa nafsu
sesaat. Akal sehat itu di dapat dari ilmu agama. Kalau hanya ilmu umum tidak
menjamin. Sebab ilmu umum hanya mengajarkan pengetahuan tapi tidak mengajarkan
ahlak dan adab.
Maka
orang berpacaran dengan menyatakan cinta itu didorong oleh nafsu seks. Misalnya
dia melihat tubuh wanita bagus, kulit putih, seksi, harum. Dalam hayalan tentu
akan sangat menggairahkan saat berhubungan seks. Saat melihat ibu jari wanita,
si lelaki akan berpikir bentuk dari kemaluan wanita. Sebab ibu jari akan
mengisyaratkan bentuk kemaluan seseorang. Itulah mengapa Islam menyebutkan
kalau aurat wanita kebawa hanya telapak kaki. Bukan rahasia saat berdua-dua
lelaki mulai menggerayangi tubuh pacarnya.
Sang pacar juga membiarkan karena
dia merasa dimiliki oleh kekasih. Yang paling pokok dia juga suka. Sebab dari
itu dia juga mendapat kepuasan biologisnya. Setelah merasakan kenikmatan seks
timbul rasa ingin mengulang dan mengulang (kecanduan). Disini mereka ditipu,
dengan alasan cinta, kangen, dan rindu. Padahal hayalan mereka sebenarnya
adalah untuk memenuhi seks.
Di
dalam Islam seks bukan tujuan pada sebuah hubungan. Yang menjadi tujuan adalah
rumah tangga. Seks hanya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup atau nafkah. Maka
Islam melarang umatnya berpacaran. Sebab dalam pacaran hanya bumbu-bumbu seks
yang mengiringi perjalanannya. Kalau cinta tujuannya adalah rumah tangga bukan
berpacaran (seks). Sehingga laki-laki muslim dianjurkan melamar atau taaruf
untuk menikah. Agar tujuannya pada wanita jelas untuk ibadah, menikah, bukan untuk
tujuan seks.
Oleh.
Joni Apero
Editor. Desti. S.Sos.
Palembang, 25 Juni 2019.
Palembang, 25 Juni 2019.
Post a Comment