Syarce
Syair Cerita. Tanya Jiwaku
Apero Fublic.- Syarce. Waktu
itu malam yang sepi sekali. Semua orang telah pulang ke kampung yang jauh.
Sedangkan aku sendirian pulang ke sebuah gubuk ditempat yang terpencil. Aku
jauh dari keluarga, ibu dan ayah, dan semua saudara-saudaraku. Hari-hari aku
lalui dengan kesepian dan kesendirian.
Hanya buku-buku yang menjadi temanku sehari-hari. Sedih hati begitu merasakan kesepian hidup ku. Tiada pernah aku tau bagaimana indahnya dicintai dan disayangi oleh seseorang. Cinta selama ini hanyalah membuat sakit di relung hatiku. Belum aku temukan, ada seseorang yang ingin bersamaku.
Hanya buku-buku yang menjadi temanku sehari-hari. Sedih hati begitu merasakan kesepian hidup ku. Tiada pernah aku tau bagaimana indahnya dicintai dan disayangi oleh seseorang. Cinta selama ini hanyalah membuat sakit di relung hatiku. Belum aku temukan, ada seseorang yang ingin bersamaku.
Ada
cita-cita yang aku perjuangkan di sini, ada banyak mimpi yang ingin aku jadikan
kenyataan. Aku berjuang berusaha untuk merubah sejarah hidup ku. Aku berusaha
kuat dan sabar. Aku berusaha tegar dalam kesendirian ini. Sering aku memberi
perhatian dan kepedulian pada orang-orang. Namun semua itu tidak pernah aku
dapatkan dari siapa pun. Aku mengeluh, ya Allah, ya Tuhan ku, aku manusia
biasa, keluhku.
Aku
membutuhkan seseorang di sampingku. Jiwaku bertanya, dalam kerasnya cita-cita
ku, apakah benar yang aku lakukan ini tuhan. Aku takut cita-cita ku akan
berakhir seperti sebuah mimpi di pagi hari. Aku benar-benar membutuhkan
seseorang. Aku membutuhkan sesuatu yang dapat menguatkan tekadku. Aku butuh
orang yang dapat menguatkan hati ku. Tiada henti jiwa aku bertanya? Benarkah
jalan yang aku pilih ini.
TANYA
JIWA KU
Tanya
jiwa ku pada semesta.
Pada
waktu di mana, tak ku kenal.
Wahai
malam yang berintik.
Hitam
awan yang menggantung.
Seisi
gelap dalam waktu, malam.
Secerca
kelip bintang.
Kunanti
dan kutunggu.
Dalam
rintik dan gelap.
Menyapa
sendu seluru nasib.
Wahai
malam kapan aku tertawa.
Wahai
gelap di mana jalan ku.
Buta
dalam sengsara, terpejam dalam nestapa.
Aku
tak tau hidup ini.
Kusam
dalam seribu duka.
Sedihlah
bilaka hidup ini, sepanjang zaman.
Bila
hanya mengeruk duka.
Untuk
menghapus air mata.
Ke
mana jua aku mengadu.
Mampukah
malam hitam menjawab.
Bisikan
jiwa yang merana.
Aku,
aku ke mana.
Kadang
tangis, kadang jeritan.
Sesering
mungkin serintih-rintihnya.
Ya
Allah, jawablah tanya jiwaku.
Hanya
padamu aku mengharap.
Lelah
aku mencari.
Aku.
Malam
itu gerimis dan gelap, tiada bintang-bintang, apalagi sang rembulan. Aku
terbaring ditikar pandan yang lapuk. Dibawa atap-atap daun ilalang gubuk reot
milikku. Di bukit sepi itu, aku menimba ilmu, dengan belajar dan belajar.
Dibalik itu aku memendam harapan-harapan. Kisah ini telah kutulis di dalam
hatiku. Hati yang penuh luka-luka.
Dara yang menetes itu aku jadikan tintanya
dalam menulis. Penderitaan ini bagai tidak berujung, dan kesepian jiwa bagai
tiada akhirnya. Laluku pejamkan mata, kemudian beberapa butir air mataku
mengalir, di cela-cela lekuk pipiku. Hanya tuhan yang tahu, di balik gelap
malam-malam sepi, terbaring jiwa yang kalah dan lemah. Itulah aku,
sang penderita dalam sejuta kemalangan hidup.
Oleh:
Joni Apero.
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra
Palembang, 15 Juni 2016.
Kategori. Syarce Fiksi.Fotografer. Dadang Saputra
Palembang, 15 Juni 2016.
Catatan: Yang mau belajar menulis: mari
belajar bersama-sama: Bagi
teman-teman yang ingin mengirim atau menyumbangkan karya tulis seperti puisi,
pantun, cerpen, cerita pengalaman hidup seperti cerita cinta, catatan mantera,
biografi diri sendiri, resep obat tradisional, quote, artikel, kata-kata
mutiara dan sebagainya.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Kirim saja ke Apero Fublic. Dengan syarat karya kirimannya hasil tulisan sendiri, dan belum di publikasi di media lain. Seandainya sudah dipublikasikan diharapkan menyebut sumber. Jangan khawatir hak cipta akan ditulis sesuai nama pengirim.
Sertakan nama lengkap, tempat menulis, tanggal dan waktu penulisan, alamat penulis. Jumlah karya tulis tidak terbatas, bebas. Kirimkan lewat email: joni_apero@yahoo.com. idline: Apero Fublic. Messenger. Apero fublic. Karya kiriman tanggung jawab sepenuhnya dari pengirim.
Sy. Apero Fublic
Via
Syarce
Post a Comment