Islam dan Budaya
Keramat Puyang Tengah Laman
Apero Fublic.- Desa
Gajah Mati adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sungai Keruh,
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Desa dengan penduduk yang
etnis Melayu, beragama Islam. Mendiami dataran rendah Sungai Keruh. Mata
pencaharian penduduknya sebagi besar petani karet, buruh perkebunan kelapa
sawit, pedagang, jasa angkutan, pertukangan, bisnis dan Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
Sungai Keruh yang menjadi penyubur dataran Kecamatan Sungai Keruh juga
sebagai jalan sejarah dan kebudayaan. Sunga Keruh anak dari Sungai Musi
telah memberikan akses transportasi dari masa lalu. Sungai keruh sebagi akses
masuknya pengaruh budaya melalui perdagangan dengan wilayah lain di Provinsi
Sumatera Selatan yang diistilahkan Batang Hari Sembilan.
Pada Masa lampau
perdagangan sungai, seperti dari daerah Palembang, Kayu Agung. Transportasi
menggunakan perahu kajang. Perahu yang cukup besar dan memiliki atap sehingga
dapat dijadikan tempat tinggal. Benda-benda yang di jual seperti berbagai jenis
gerabah seperti guci, teko, periuk, piring. Jenis senjata, seperti parang,
tombak, pisau dan sebagainya.
Selain dalam perdagangan, Sungai Keruh jadi transportasi masuknya
pengaruh luar. Islam masuk juga melalui Sungai Keruh. Islam masuk ke Kecamatan
Sungai Keruh atau Marga Sungai Keruh nama pada masa Kesultanan Palembang dan
masa Kolonial Belanda. Islam masuk diperkirakan pada abad ke 16 Masehi. Sebagai
bukti masuknya Islam.
Sebuah tempat keramat peninggalan seorang ulama di Desa
Gajah Mati, Kecamatan Sungai Keruh. Sekarang dikenal dengan nama Keramat Puyang
Tengah Laman. Konon namanya, Ahmad Mangkubumi atau juga dikenal dengan nama
Syaik Djafar Sidik. Ulama ini datang dari daerah Kudus, Jawa Tengah.[1] Apabila
ditelusuri masa ini memang masa pesebaran Islam ke pedalaman di Sumatera
Selatan. Banyak ulama dari wilayah lain di Nusantara berdakwah ke daerah
pedalaman Sumatera Selatan.
Situs Keramat Puyang Tengah Laman terletak di Dusun Lama (laut) Desa
Gajah Mati. Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin. Situs Keramat
Puyang berbeda dengan Situs Kepuyangan. Situs Kepuyangan adalah situs yang
benar-benar terdapat makam dari seorang puyang (leluhur).
Sedangkan situs
Keramat Puyang adalah berupa benda-benda peninggalan dari Puyang atau leluhur
tersebut. Kata puyang selain bermakna dengan orang yang
sudah tua, juga bermakna orang yang dianggap sakti, dihormati, berjasa. Atau
Orang yang memiliki kemapuan supranatural lebih (karomah). Contoh keramat
puyang, seperti alat-alat peninggalan diantaranya gerabah, senjata, tempat
aktivitas, atau lokasi kediaman sang puyang.
Seperti Keramat Puyang Tengah Laman yang merupakan tempat aktivitas
Puyang Tengah Laman. Di sana tempat beliau mengajar mengaji, mengajar
mengempuh, mengajar ilmu-ilmu lainnya. Kemudian setelah dakwah dirasa cukup
beliau pergi ke daerah lain untuk berdakwah.
Masyarakat yang menghormati beliau
dan percayah beliau adalah ulama yang memiliki karomah. Sehingga masyarakat
menjadikan tempat kediaman beliau sebagai kenangan atau keramat. Konon
kepergian puyang tidak ada yang tahu, menghilang. Kemudian secara aneh tempat
beliau itu muncul tanah tumbuh yang kemudian dijaga oleh masyarakat.
Dalam perkembangannya tempat Keramat Puyang Tengah Laman menjadi tempat
ziarah. Sehingga semakin lama semakin berkembang tatacara dalam menghormati Puyang.
Tata cara ini diajarkan melalui mimpi pada penjaga kunci terdahulu. Peringatan
keras yang disertai karomah beliau. Berikut adalah tata cara ziarah ke
Keramat Puyang Tengah Laman:
Hal-Hal
Yang Tidak Dibolehkan Atau Dilarang Saat Ziarah.
1.
Harus bersih dari hadas kecil dan hadas besar.
2.
Bagi yang perempuan harus menutup aurat sesuai hukum Islam.
3.
Bagi wanita yang sedang Haid tidak diperbolehkan masuk rumah keramat.
4.
Tidak bole meminta-minta seperti meminta togel. Sebab Puyang Tengah Laman adalah
ulama atau wali pendakwah Islam.
5.
Tidak bole menjadi sirik seperti menghibah-hibah, meminta rezeki, meminta
keselamatan, meminta jodoh, meminta kesembuhan dan meminta apa saja. Saat
ziarah di Kepuyangan Tengah Laman.
6.
Tidak boleh berbuat mesum walau hanya berpegangan tangan antara wanita dan
laki-laki, walau suami istri.
7.
Tidak boleh mengotori area makam puyang dengan darah apa saja, seperti darah
hewan, seperti kambing, sapi, ayam atau darah orang. Sebab darah adalah najis
dalam hukum Islam.
8.Tidak
boleh bernazar atas nama Puyang. Bernazar hanya boleh atas nama Allah. Nazar
hanya di rumah kita saja.
9.
Jangan berkata-kata kotor, mencaci maki, atau membicarakan keburukan orang lain.
10.
Tidak boleh memberi sesajen atau persembahan. Kalau ingin memberi sesuatu ada
baiknya sedekah ke Masjid atau ke orang miskin. Karena puyang lebih suka
sesuatu yang tidak mubazir. Puyang akan tersinggung, karena dia bukan pengemis
dan bukan pula peminta-minta. Beliau ulama bukan siluman atau setan yang
diberikan sesajen. Kalau mau sedekah atau makan-makan makan saja di rumah.
Peringatan: Sepuluh larangan tersebut di wakilkan dengan sepuluh
malaikat. Setiap larangan dijaga oleh satu malaikat. Kalau anda sial melanggal
larangan yang dijaga malaikat maut, entah hukuman apa yang anda dapatkan. Atau
yang anda langgar larangan yang dijaga malaikat malik penjaga neraka.
Kemungkinan anda akan demam panas. Beruntung kalau pantangan yang dilanggar
sedang dijaga malaikat Jibril atau malaikat Ridwan. Mungkin anda akan ditegur
terlebih dahulu. Sebab Malaikat Ridwan malaikat penjaga surga yang baik dan sopan.
Penting: Menurut orang-orang tua dan keterangan dari penjaga kunci
Bapak Arianto. Seandainya orang berziarah melanggar hal-hal yang tidak
diperbolekan tersebut. Akan terkenah sumpah Puyang. Sumpah berbunyi: Barang
siapa melanggar pantangan tersebut, maka dia tidak akan selamat sampai tujuh
keturunannya. Atau akan terkenah musibah yang sangat besar-besar di sepanjang
hidupnya.[2]
Hal-Hal
Yang Dibolehkan Untuk Para Peziara Ke Keramat Puyang Tengah Laman:
1.
Meminta izin dari penjaga kunci.
2.
Meniatkan hanya untuk berziarah saja. Bukan niat yang lain-lain.
3.
Mengucap salam saat masuk dan keluar dari Rumah Puyang Tengah Laman.
4.
Mendoahkan Puyang agar diterima oleh Allah SWT semua amal ibadahnya.
5.
Mengirim Al-Fatihah untuk Puyang Tengah Laman. Sebelum mengirim Al- Fatihah
sebut nama dan bin Anda.
6.
Membaca surah yasin bersama-sama atau sendiri.
Catatan: enam
yang dibolehkan ini dilambangkan dengan rukun iman. Di harapkan oleh Puyang
Tengah Laman atau Syaik Djafar Sidik agar anak cucunya kelak yang datang atau
siapa saja yang ziarah. Jangan sampai saat ziarah merusak iman. Seperti
menyimpang ke kesyrikan dan melanggar pantangan. Syirik adalah dosa
besar. Rukun iman: 1. Percaya pada Allah. 2. Percaya kepada
malaikat. 3. Percaya pada kitab Suci Al-Quran. 4. Percaya pada Rasulullah SAW.
5. Percaya pada hari kiamat. 6. Percaya pada Qadha dan Qadhar.
Setelah ziarah ada baiknya bagi yang memiliki hajat pergi ke masjid.
Atau pulang kerumah dan beribadah. Shalat di tengah malam atau shalat tahajud,
shalat istikhoroh, lalu meminta pada Allah SWT apa yang di inginkan dan di
niatkan. Maka Puyang Tengah Laman sebagi ulama akan ikut mendoakan agar Allah
mengabulkan apa yang kita minta pada Allah.
Sesering apa kita berdoa pada Allah
sesering itu juga Puyang Ikut mendoakan kita. Doa seorang ulama shaleh di
ijabah oleh Allah. “misalnya Puyang berdoa pada Allah, “Ya Allah ya Tuhanku,
kabulkanlah doa si A karena dia sunggu-sunggu butuh pertolongan engkau.”
Tapi kita juga harus berdoa sungguh-sungguh juga. Jangan membiarkan Puyang saja
berdoa pada Allah. Maka berdoalah setelah shalat wajib, atau shalat sunah.
Jadi bagi para peziarah jangan salah kapra berdoa. Jangan meminta pada
Puyang, tapi meminta pada Allah. Istilah kata Puyang itu membantu berdoa dari jauh
untuk kita. Insya Allah doa kita dikabulkan oleh Allah SWT. Kita yang berziarah
itu sebagai perkenalan saja. Agar Puyang tahu siapa yang dia bantu doakan dari
jauh. Maka saat membaca yasin atau mengirim Al-Fatihah sebut nama dan bin anda.
Nama saya si A bin si B, mengirim Puyang Tengah Laman Al-Fatihah.
Berikut adalah silsilah dari pengurus Situs Keramat Puyang Tengah Laman.
Silsilah ini dimulai dari yang masih diingat oleh keluarga pengurus.
Selebihnya pengurus atau penjaga kunci Keramat Puyang Tengah Laman tidak dapat
mengingat nama silsilah di atas. Karena tidak adanya sistem silsilah tertulis.
Sistem kepengurusan atau penjaga kunci keramat puyang dengan sistem turun
temurun atau monarki. Pengurus yang masih diingat namanya dari Bapak Delatif. Kemudian
dilanjutkan oleh anaknya bernama Bapak Hakim bin Delatif. Dari bapak Hakim
diwariskan ke anak beliau Bapak Agus bin Hakim. Berikut silsilah dari keluarga
pemegang kunci Keramat Puyang Tengah Laman.
Silsilah
Bapak Hakim dan Ibu Muna
1.
Cik Sena
2.
Homsia
3.
Agus
4.
Umbuk
5.
Husni
6.
Subir
Dari
bapak Agus dan Ibu Sona
1.
Rohati.
2.
Arianto
3.
Idestri
4.
Along
Silsilah
dari Bapak Arianto dan Ibu Maryati
1.
Tiara Nova
2.
Roli Saputra.
Silsilah
dari Bapak Subir dan Ibu Kartini
1.
Sultan Efendi
2.
Kurniati
3.
Oki Aleksander
4.
Tarmizi Tahar
5.
Tarmizi Tahir
6.
Deka Yuliana.
Apabila
ditelusuri dari silsilah garis laki-laki dan tertua. Bapak Arianto menjadi
keluarga tertua dari silsilah Penjaga Kunci Puyang Tengah Laman. Maka penjaga
kunci jatuh ke Bapak Arinto. Peninggalan arkeologi Puyang Tengah Laman: Kendi
Air: Kegunaan kendi zaman dahulu untuk Puyang mengobati masyarakat yang sakit.
Senjata Pedang Puyang. Tepak (paliman) tempat alat menyirih atau makan sirih.
Bentuk budaya yang terjadi disekitar keramat puyang adalah sedekah rami
atau sedekah bumi. Dilaksanakan, setiap tahun setelah panen masyarakat
mengadakan syukuran bersama di sekitar Keramat Puyang. Suatu kegiatan budaya
masyarakat menjalin silaturahmi. Namun sayang, dalam pelaksanaannya tidak
semeriah dahulu. Tidak ada perhatian dari pemuda-pemudia di Desah Gajah Mati,
terutama Karang Taruna, Pemerintahan Desa, tetua desa.
Tidak ada kepedulian,
misalnya pengumpulan dana dari masyarakat. Tidak ada pembentukan panitia yang
bertugas. Sehingga kegiatan kebudayaan tersebut dilakukan sederhana sekali
seadanya dikordinasi keluarga penjaga kunci kepuyangan. Kemungkinan dalam waktu
dekat akan hilang ditelan zaman ketika para orang tua telah tiada lagi.
Benda-benda peninggalan Puyang Tengah Laman atau Syaik Djafar
Sidik atau Ahmad Mangkubumi. Ulama atau wali penyebar agama Islam di Desa Gajah
Mati.
Suasana saat pelaksanaan acara Sedekah Bumi. Rumah tersebut adalah
rumah turun temurun dari Penjaga Kunci Keramat Puyang Tengah Laman. Bangunan di
samping adalah Rumah Keramat Puyang Tengah Laman.
Foto
Bapak Arianto saat wawancara pada tanggal 5 Juni 2019. Pemegang Kunci Keramat
Puyang Tengah Laman, Desa Gajah Mati.
Oleh.
Joni Apero
Gajah
Mati, 5 Juni 2019.
Sumber
wawancara: Bapak Arianto Penjaga Kunci Keramat Puyang Tengah Laman. Wawancara
dengan Bapak Sultan Efendi, Oki Aleksander, Bapak Along mereka adik dari Bapak
Arinto.
Sumber foto. Sedekah Bumi atau Sedekah Rami. Ernita Yanti.
Sumber foto. Sedekah Bumi atau Sedekah Rami. Ernita Yanti.
[1]Wawancara dengan Bapak Arianto, Penjaga Kunci Keramat Kepuyangan Tengah
Laman, Desa Gajah Mati, 5 Juni 2019. Pukul 10:40 WIB.
[2]Wawancara dengan Bapak Arianto, Penjaga Kunci Keramat Puyang Tengah Laman, Desa Gajah Mati, 5 Juni 2019. Pukul 11: 00 WIB.
By. Apero Fublic.
Via
Islam dan Budaya
Post a Comment