Berita Nasional
Buat Gadis: Jangan Tertipu Hanya Karena Berseragam
Apero Fublic.- Tentara
Nasional Indonesia (TNI), dan Polisi Republik Indonesia (POLRI), adalah dua
lembaga negara yang sangat penting untuk batang tubuh berdirinya negara ini.
TNI dengan semboyan dari rakyat untuk rakyat membuat masyarakat merasa satu
dengan TNI. TNI menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.
Masyarakat sangat
bahagia kalau mendengar berita tentang kehebatan TNI. Sangat antusias kalau
mendengar TNI memiliki alutsista yang baru dan canggi. Apalagi kehebatan
teknologi senjata sejajar dengan teknologi Rusia dan Amerika Serikat. Saat
melihat parade HUT TNI masayrakat sangat bangga. Terasa aman dan terlindungi
oleh TNI.
Sehingga saat mereka berhadapan dengan sosok seorang prajurit TNI
sangat menghormati. Prajurit TNI yang dipercaya serta pasti satria yang baik.
Pokoknya segalanya bagi rakyat Indonesia. Menjadi TNI adalah cita-cita pertama
anak laki-laki di Indonesia, walau cita-cita kadang tidak kesampaian.
Kemudian POLRI, memang masyarakat kadang jengkel dengan oknum individu
POLRI yang nakal. Namun POLRI kedudukannya tetap sama dengan TNI. Masyarakat
juga merasa percaya, bangga dan segan. Masyarakat tahu POLRI melindungi rakyat.
POLRI bekerja mengamankan masyarakat dan memburu penjahat. POLRI bagian dari
kedamaian di tengah masyarakat. Sehingga masyarakat sangat segan dan
menghormati POLRI sebagai prajurit yang baik, jujur, dan pelindung masyarakat.
Masyaakat bangga dengan seorang prajurit Bhayangkara tersebut.
Dalam pembahasan ini akan menyoroti tentang penipuan oleh orang sipil
yang menjadi TNI atau POLRI gadungan (Palsu). Banyak orang menipu dengan
berbekal seragam TNI dan POLRI. Mengapa orang-orang tersebut berani menipu
dengan menjadi prajurit TNI atau POLRI.
Karena mereka tahu kalau Prajurit TNI
dan POLRI sangat dihormati dan dihargai oleh masyarakat. Masyarakat yakin tidak
akan ditipu oleh seorang prajurit. Maka akar permasalahannya bukan hanya dari
pemikiran masyarakat tersebut. Tapi dengan mudahnya mereka mendapatkan seragam
TNI dan POLRI di pasaran dan entah dari mana.
Sehingga ada baiknya, seragam TNI dan Polri dilakukan penataan dengan
baik. Dari produksi, penyaluran dan pemusnahan seragan bekas. Untuk
meminimalisir dan mengakhiri kejahatan bermodal memakai seragam TNI atau POLRI.
Kejadian demikian sangat sering terjadi sekarang. Pemerinta ada baiknya juga
membuat layanan pengecekan data tentang TNI dan Polri yang aktif. Agar
masyarakat dapat mengetahui kalau ada orang yang mengaku-ngaku TNI atau POLRI.
Ini juga sangat berbahaya diwilayah komplik.
Produksi, Distribusi seragam TNI dan POLRI seharusnya diserahkan pada
satu pihak, misalnya koperasi atau badan usaha yang terpercaya. Seragam TNI dan
Polri tidak lagi dijual bebas di pasar. Terutama pakaian seragam dan sepatunya.
Jangan disalurkan oleh masyarakat sipil secara bebas. Jangan sampai seperti
seragam anak sekolah saja.
Atau paling tidak seragam TNI dan POLRI jangan
sampai dimiliki oleh orang sipil. Seandainya orang sipil memerlukan misalnya
untuk suatu kegiatan 17 Agustus dapat melalui pendataan. Mereka juga ada
baiknya memberikan jaminan kalau seragam jangan sampai jatuh ketangan orang
yang tidak bertanggung jawab. Atau pemerintah membuat Undang-Undang melarang
masyarakat sipil menyimpan atau memiliki seragam TNI atau POLRI.
Menurut hemat saya, masyarakat harus berhati-hati ketika dekat atau
menjalin relasi dengan seorang yang mengaku TNI atau POLRI. Ada beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mengecek. Tanyakan dia dari kesatuan mana dan tugas
di mana. Setelah dia menjawab maka lakukan kalrifikasi ke tempat tersebut.
Misalnya dimengaku dari kesatuan A dan bertugas di KODIM B (POLRESTA),
misalnya. Diam-diam foto orangnya dengan HP anda. Setelah melakukan pengecekan
maka akan tahu yang sebenarnya. Begitupun apabila dia berseragam Polisi. Jangan
langsung percaya. Kalau anda seorang gadis, misalnya dia mengajak pacaran atau
mau melamar.
Masyarakat juga berpikir dua kali, sebelum Meminjamkan uang atau
kendaraan dan sebagainya. Karena belum tentu dia anggota TNI atau POLRI
sesungguhnya. Mungkin saja dia seorang TNI atau POLRI gadungan (palsu) yang
sedang mencari korban. Jangan tertipu lantaran berseragam, jadilah masyarakat
cerdas.
Hal yang paling buruk adalah ketika seorang wanita berkenalan dengan
orang berseragam gadungan tersebut. Hanya karena oknum memajang foto berseragam
di media sosialnya. Atau bertemu sekali dua kali dan berseragam. Sehingga
korban begitu percaya, ditambah dengan bualan-bualan penipuan.
Korban langsung
percaya tanpa klarifikasi. Lalu berpacaran, kemudian dizinahi, di hotel atau
dimana saja. Kadang korban gadis yang sudah berpendidikan tinggi. Sungguh
ironiskan kalau masih tertipu dengan hal sederhana seperti itu. Dimana seorang
yang sudah berpendidikan tinggi seharusnya memiliki pikiran kritis. Kecuali
memang memiliki sifat materialisme membabi buta.
|
|
Menipu Untuk Pacaran
|
Mengaku-Ngaku Aparat
|
|
|
Mencari Pacar
|
Menipu Mahasiwi, Perawat
dan Polwan
|
|
|
Menipu PNS
|
Menggadaikan Kendaraan Korban |
|
|
Memperkosa
|
Tipuan dan Mencabuli
|
Rangkuma
tersebut hanyalah sebagian kecil. Tipuan yang paling banyak adalah untuk
mendapatkan cinta. Kemudian korban terbanyak juga dari wanita, yaitu diperkosa
dan dicabuli. Bahkan banyak yang suka relah memberikan harga dirinya lantara
memakai seragam TNI atau POLRI. Mengapa para gadis yang menjadi korban
terbanyak. Karena para gadis tidak kritis. Ada juga karena suka dengan penampilan gagah.
Lumra saja, karena dari melihat seragam. Orang akan mudah percaya. Kemudian sikap mudah percaya dan baik hati para gadis. Sehingga mudah tertipu karena mereka berhati lembut. Sebab itulah mereka menjadi makanan empuk lelaki penipu. Masihkah kalian tidak mau mengambil pelajaran para wanita yang sudah menjadi KORBAN.
Buat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak ada penertiban seragam TNI dan POLRI. Hal ini baru bermodus cinta atau materi. Bagaimana kalau sebuah kegiatan terorganisir. Aksi masa atau operasi intelijen asing. Musuh negara seperti separatisme yang ingin mencari dalih HAM. Entah apa yang akan terjadi hanya karena seragam!!!.
Buat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak ada penertiban seragam TNI dan POLRI. Hal ini baru bermodus cinta atau materi. Bagaimana kalau sebuah kegiatan terorganisir. Aksi masa atau operasi intelijen asing. Musuh negara seperti separatisme yang ingin mencari dalih HAM. Entah apa yang akan terjadi hanya karena seragam!!!.
Oleh.
Joni Apero.
Palembang, 25 Oktober 2019.
Scrincut: Media-media terpercaya Indonesia.
Palembang, 25 Oktober 2019.
Scrincut: Media-media terpercaya Indonesia.
Sy. Apero Fublic
Via
Berita Nasional
Post a Comment