Mitos
Mitos Harimau Jejadian: Hingga Krisis Harimau 1960-1980
Apero Fublic.- Harimau
Sumatera adalah subspesies harimau di dunia. Habitat aslinya adalah Pulau
Sumatera. Harimau sumatera dalam bahasa latin bernama Panthera Tigris
Sumatera. Pada masyarakat di Pulau Sumatera ada mitos tentang harimau
jadi-jadian. Mitos ini muncul karena banyaknya harimau Sumatera. Kemudian rasa
takut yang sangat besar terhadap hewan buas ini juga memicu adanya anggapan
kalau harimau setengah hewan setengah siluman.
Muncul cerita-cerita seram
tetang harimau jadi-jadian. Baik harimau jadi-jadian penjelmaan mahkluk halus.
Juga harimau jadi-jadian penjelmaan manusia sakti atau manusia yang ada ilmu
kesaktian (mantera), menjadi harimau. Banyak orang-orang masa lalu ingin diakui
dapat berubah menjadi harimau.
Aku pernah diceritakan oleh kakek saya waktu kecil. Dia bercerita
bagaimana kakek buyut berubah menjadi harimau. Suatu hari kakek buyut ingin
mengerjai warga desaku tetangga. Di menuju desa tetangga dengan temannya.
Sesampai di desa itu dia melihat ada seekor kerbau sedang makan rumput di
tengah lapangan terbuka.
Di sekeliling lapangan yang terbuka itu terdapat rumah
penduduk. Banyak penduduk yang sedang bersantai di halaman rumah dan sekitar
lapangan. Kakek buyut ingin mencoba ilmu berubah menjadi harimaunya. Setelah
selesai membaca mantra harimau jadi-jadiannya dia mencabut gobang dari
pinggangnya.
Melangkah menuju kerbau yang sedang makan rumput. Kemudian dia
menggorok leher kerbau tersebut. Warga yang melihat kejadian tersebut
berteriak. “Harimau, Harimau menerkam kerbau. Itulah yang diteriakkan oleh
penduduk sekitar yang melihat. Tikaman pada leher kerbau seakan terlihat
terkaman harimau sesungguhnya di mata penduduk.
Ada juga cerita masyarakat kalau suatu masa ada seorang tokoh yang mampu
berubah menjadi harimau jadi-jadian. Orang tersebut tinggal di Kawasan
Kecamatan Sungai Keruh sekarang. Kadang tokoh ini di sangkutkan dengan hewan
peliharaan Puyang-Puyang di Kecamatan Sungai Keruh di kabupaten Musi Banyuasin.
Namun ada juga yang bercerita mereka memang orang sakti yang memiliki kemampuan
berubah menjadi harimau secara sempurna. Bukan hanya berubah secara penipuan
mata (sihir) sebagaimana cerita kakekku.
Puyang Harimau Kumbang adalah tokoh yang dapat berubah menjadi harimau
kumbang. Puyang Harimau Belang tokoh yang dapat berubah sebagai harimau belang.
Harimau belang adalah bentuk harimau asli Pulau Sumatera. Ada juga Puyang
Harimau Putih adalah seorang sakti yang dapat berubah menjadi harimau putih.
Orang-orang yang dapat berubah menjadi harimau jadi-jadian ini sangat hebat.
Melebihi harimau biasa dan mampu mengalahkan harimau biasa kapanpun.
Ada juga mitos harimau gunung. Harimau gunung adalah salah satu mitos
yang menakutkan. Dahulu pernah ada cerita tentang serangan sekawanan harimau ke
sebuah Talang masyarakat. Serangan yang hampir menewaskan semua penghuni
Talang. Menurut cerita masyarakat serangan tersebut akibat ada warga yang
selesai memotong rambut.
Kemudian mereka membakar rambutnya bekas pemotongan.
Sehingga bau rambut terbakar terbawa angin dan tercium oleh harimau gunung.
Harimau gunung disini menurut pemikiran masyarakat dulu secara luas adalah
harimau sakti. Atau harimau yang setenga siluman dan setenga hewan.
Bermacam-macam cerita mitos harimau muncul. Ada juga mitos ilmu
harimau jadi-jadian yang bersifat turun temurun. Seperti cerita mitos tujuh
harimau jadi-jadian dari tujuh orang satu perguruan. Ketahayulan yang sangat
tinggi itu telah membuat orang Melayu menjadi sangat tertutup akalnya.
Karena
hidup dilingkaran mitos harimau sebagai mahluk setengah siluman dan setengah
hewan membuat orang Melayu tidak mau berburu harimau. Semasa pemerintahan
Hindia Belanda memberikan hadia pada penduduk yang berhasil membunuh harimau. Namun
itu tidak menjadi daya tarik karena takut dengan lingkaran mitos tentang
harimau.
Puncak dari semua mitos tersebut. Membuat populasi harimau sumatera
tidak terkendali. Jumlah harimau meningkat jumlahnya. Setiap saat penduduk
mendengar auman harimau. Hewan buruan harimau mulai sedikit. Selain karena
jumlah harimau yang banyak. Hewan juga diburu oleh manusia.
Sehingga tanpa
sadar terjadi komplik manusia dengan harimau. Lahan pertanian terus meluas
seiring bertambahnya jumlah penduduk. Banyak harimau yang sudah tua dan kurang
gesit lagi berburu. Maka salah satu mangsa yang dapat mudah di taklukkan adalah
manusia. Mulailah terjadi komplik nyata antara harimau sumatera dengan
masyarakat sumatera.
Dari komplik tersebut, kemudian dikenal dengan gariti harimau, atau
krisis harimau. Puncak serangan harimau di Pulau Sumatera antara tahun 1960-an
sampai 1980-an. Masa itu dalam sebulan mencapai seratusan orang tewas di terkam
harimau di seluruh Pulau Sumatera.
Maka usaha-usaha perburuan dan penangkapan
harimau terus menikat juga. Penduduk menangkap dengan umpan jebakan. Berburu
dengan senjata tradisional jenis kecepek, dan sebagainya. Memburu dengan
senjata otomatis peninggalan Belanda dan jepang. Mitos harimau setengah siluman
setengah hewan berakhir. Orang Melayu mulai berani dan akhirnya harimau
sumatera menuju kepunahan.
Selain diburu untuk mengamankan hutan sekitar tempat
tinggal. Harimau diburu untuk bisnis, seperti hewan peliharaan di sebuah kebun
binatang, untuk fashion mantel bulu, untuk sepatu, tas, hiasan dan sebagainya.
Sekarang bukan hanya harimau yang hampir punah. Mitos tentang harimau
jadi-jadian juga mulai hilang dari ingatan orang-orang Melayu di Pulau Sumatera.
Arti
Kata: Gobang: Senjata tradisional masyakart Kecamatan Sungai
Keruh. Berupa pedang pendek. Gariti: Gariti dalam bahasa Melayu berarti krisis.
Kacepek: Senjata api tradisional masyarakat zaman dahulu.
Oleh.
Joni Apero.
Editor.
Selita. S.Pd.
Palembang,
19 Oktober 2019.
Sy. Apero Fublic
Via
Mitos
Post a Comment