Berita Internasional
Belajar Dari Konflik Kawasan Timur Tengah
Apero
Fublic.- Di Asia Tenggara dimana terletak tiga negara yang satu rumpun,
Indonesia, Brunai Darussalam, dan Malaysia. Singapura sesungguhnya juga Negeri
Melayu, namun dikuasi pendatang asing. Singapura dalam geopolitik internasional
lebih dekat dengan Sekutu dari pada ke Asia.
Dari sebab itulah, ada tawaran
pemikiran dan suatu pengajaran. Yaitu, belajar dari Timur Tengah sekarang.
Dimana konflik politik kawasan yang diluncurkan oleh Amerika Serikat dan para
Sekutunya. Akibat dari berkonflik sesama saudara sendiri membuat kawasan Timur
Tengah bergejolak puluhan tahun.
Seperti di Suriah, Irak, dimana terjadi perang saudara. Arab Saudi dan
Iran yang bermusuhan sesama negara Muslim. Memang mazhab syiah banyak perbedaan
dengan Sunni. Tapi setidaknya tetap satu keyakinan dan satu Nabi Muhammad. Di
Libya juga tidak jauh berbeda, perang kelompok dan suku terus terjadi. Antara
pendukung pemerintah dan non pemerintah. Kekacauan ini disebut dengan politik
bela bambu. Sebelah di injak sebela di angkat. Maka belah-belahlah bambu yang
sebatang menjadi bila-bila bambu yang lemah dan mudah sekali dipatahkan.
Dalam politik belah bambu, Ada kelompok yang didukung ada juga kelompok
yang ditekan. Konflik terus di pelihara agar tidak ada kesatuan. Bila perlu
agen-agen pengadu domba disusupkan. Karenag sifat masyarakat di sana yang
masih bodoh dan semi tradisional. Belum memiliki jiwa kesatuan dan belum berpikir
dewasa dalam hal politk. Masih mengedepankan ego dan individualisme kelompok.
Di wilayah masyarakat seperti ini memang rawan konflik. Salah satu
senjata Sekutu, Israel, dan Amerika Serikat adalah politik adu domba atau bela
bambu tersebut. Politik belah bambu sangat ampu untuk kelompok masyarakat yang
kesukuan, dan bersifat keras dan kaku. Politik bela bambu adalah politik yang
sangat kuno. Berhasil diterapkan Belanda di Nusantara. Hampir semua kerajaan
pribumi Indonesia runtuh. Akibat Politik belah bambu tersebut. Namun bagi
masyarakat di sana adalah hal yang tidak mengerti sedikitpun.
Hanya dengan pendidikan dan pandangan luas yang dihasilkan oleh
pengetahuan yang dapat merubah keadaan. Persatuan dan persaudaraanlah yang
dapat memenangkan pertaruang melawan politik belah bambu. Sebagai contoh,
seperti pada masa awal kemerdekaan dimana negara Indonesai dibuat
terpecah-pecah dengan dibentuknya negara-negara boneka oleh Belanda. Kemudian
Muhammad Natsir mencetuskan Mosi Intergral dimana semua negara boneka bersatu
kembali. Sehingga Indonesia menjadi kuat walaupun baru beberapa tahun merdeka.
Kesatuan paling penting dalam membangun sebuah bangsa. Apa pun bentuk
bangsa tersebut, baik itu melalui sistem komunis, religiousme, demokratis,
sekuler, monarki dan Pancasila Indonesia. Semua bentuk pemerintahan dan
kebangsaan membutuhkan persatuan. Hilangkan keserakahan, kedengkian, sifat
sukuisme, perbedaan warna kulit, dan ketamakan agar kita dapat bersatu dan
menang.
Hancurkan kebodohan yang sangat mudah dihasut, mudah diadu domba, dan
mudah berprasangka buruk. Kalau rakyat Suriah, Irak, Libya, dan semua rakyat di
kawasan tersebut tidak bersatu. Maka semuanya akan hancur dan menjadi sampah
permainan sekutu sampai minyak bumi mereka habis. Terus bergejolak dan menjadi
ladang usaha negara mereka. Masyarakat di negara mereka hidup sejahtera.
Sedangkan masyarakat di sana hidup menderita dan berlumuran darah.
Sebagaimana kita ketahui, Yaman perang dengan Arab Saudi. Dimana
kelompok syiah Houti memberontak dan berperang. Kemudian Iran dan Arab Saudi
bermusuhan. Suriah perang saudara, dan Irak kacau balau. Libya kacau balau, dan
Turki tidak dapat berbuat banyak. Kuait di bawah kendali Amerika Serikat. Qatar
dan Yordania, Uni Emirat Arab menjadi negara mandul dalam kemewahan. Afganistan
dengan konflik pemerintah dengan Partai Taliban. Afganistan juga dipatahkan
oleh Amerika Serikat.
Sementara Mesir sibuk dengan masalah internal. Pemerintahan otoriter
yang selalu membelenggu Mesir. Pemerintahan otoriter tersebut tentu ada
dukungan Ameriak Serikat, Israel, dan sekutu. Sehingga menjadi pion dalam
percaturan politik Kawasan Timur Tengah. Sama halnya dengan munculnya
pemerintahan otoriter semasa perang dingin. Menjadi kepanjangan tangan Amerika
Serikat dalam menumpas kelompok komunis. Sehingga Mesir menjadi mandul dalam
percaturan politik Timur Tengah.
Sehingga membuat kondisi politik kawasan lemah dan sangat kacau. Siapa
yang untung,???. Yang untung adalah Israel dengan programnya menguasai seluruh
tanah Palestina. Mereka berani memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem karena
mengambil kesempatan dari situasi kacau tersebut. Sesungguhnya juga adalah
bagian dari skenario mereka.
Bahkan salah satu kandidat calon presiden Israel,
yang berani berkampanye untuk mencaplok lembah Yordania kalau dia terpilih
menjadi presiden. Itu menunjukkan betapa lemah masyarakat Islam di Kawasan
Timur Tengah dan mereka anggap remeh sehingga mereka dapat berbuat sesuka hati.
Kemudian Amerika Serikat dan Sekutu, mereka menguasai ladang-ladang
minyak di Suriah, Libya dan Irak. Negera-negara lain seperti Jerman, Rusia,
Cina, Amerika Serikat dan negara lainnya untung dengan penjualan industri
senjata-senjata mereka. Rusia dapat mengakses perairan hangat melalui Suria.
Iran dengan program nasionalisme syiah-nya.
Lalu apa yang di dapat oleh rakyat Libya, Rakyat Suriah, Rakyat Irak,
selain dari terkena sasaran peluru dan bom. Rumah hancur, menjadi pengungsi,
mejadi miskin, menjadi bodoh dan menjadi terbelakang. Banyak yang terluka, meninggal,
anak menjadi yatim, istri-istri yang menjadi janda dan sebagainya. Semoga
rakyat di sana segera sadar dan kembali bersatu. Kemudian bangkit dan
bermusyawara untuk membangun negara yang maju dan damai. Hal yang paling utama
adalah agar rakyat sipil tidak lagi membeli senjata-senjata. Biarlah senjata
dikendalikan negara.
Sesungguhnya kawasan Timur Tengah kalau bangkit dari politik tradisional
seperti begitu. Masuk dalam transpormasi politik moderen dan mengedepankan
persatuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Maka Timur Tengah akan menjadi kekuatan
dunia saat ini. Untuk merobohkan Amerika Serikat dan para sekutunya terutama
Israel cukup dengan politk minyak bumi. Amerika Serikat akan segera roboh sebab
60% produksi minyak dunia masuk dan dibutuhkan oleh Amerika Serikat. Apakah
kita tidak mengambil pelajaran dari semua itu?
Begaimana di kawasan Asia Tenggara, khususnya untuk Indonesia, Malaysia,
dan Brunai Darussalam. Jangan sampai terjadi konflik dan kekacauan antar
negara. Kadang masyarakat Indonesia dan masyarakat Malaysia berkomplik melalui
media sosial dan media berita. Itu menunjukkan kalau pemikiran pendek dan
terbelakang masih tinggi. Kadang hanya karena suporter sepak bola saja ribut
seperti antara muslim dan kafir. Saling membalas caci maki, dan saling ejek.
Padahal hanya karena urusan sepeleh-sepeleh begitu, tolol.
Wawasan kebangsaan Masyarakat Islam Indonesia, Malaysia, Brunai
Darussalam harus luas. Bersatu dan bekerjasama dalam membangun Islam. Menjaga
stabilitas keamanan dan pertahanan dalam negeri dan kawasan. Jangan sampai kita
berkonflik secara internal atau eksternal. Masyarakat Islam Indonesia harus
benar-benar dewasa dalam melangkah dan mengarahkan pandangan politik. Saya juga
berharap agar masyarakat di Provinsi Aceh untuk tidak lagi menyuarakan
pemisahan dari NKRI.
Mari kita bersatu dan mencari jalan terbaik dalam memperjuangkan agama
Islam. Dengan bersatu kita menjadi kuat. Jangan sampai pihak Asing masuk dan
menjalankan politik belah bambu di negara kita. Mari kita bangun Islam dan
bergandengan tangan dengan pemerintah. Hancurkan bibit yang tumbuh antara
radikal dan non radikal yang marak sekarang. Sesungguhnya semua itu lelucon
tolol yang emosional tanpa ilmu. Mari kita cari jalan tengah dari keduanya.
Kita bersatu. #Himpunan
Muslim.
Oleh. Joni Apero
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 26 November 2019.
Oleh. Joni Apero
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 26 November 2019.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment