Daratan
Mengenal dan Melestarikan Penampungan Air Alami di Hutan Tropis
Apero
Fublic.- Lingkungan hidup sangat penting untuk di lestarikan, dijaga dan
dirawat. Untuk keberlanjutan hidup manusia. Di Indonesia pendidikan lingkungan
hidup belum mencukupi. Penduduk dan pemerintah cenderung mengabaikan. Selain
itu, ilmu tentang lingkungan hidup hutan tropis Indonesia juga belum memadai.
Tidak ada penelitian yang mendalam dan mendetail. Juga tidak berkelanjutan
untuk mengenal pola alam dan geografis secara utuh. Penelitian biasa
hanya bersifat formal bias yang dilakukan oleh akademisi hanya untuk syarat
lulus. Atau penelitian kepentingan industri saja. Dilain pihak, pelaku
perkebunan yang tidak mengerti dan tidak ada pendampingan ahli lingkungan.
Hanya tahu membuka hutan dan menanam. Begitu pun dalam pembangunan, juga tidak
memperhatikan aspek lingkungan hidup kawasan air. Hal yang paling tidak
diindahkan oleh semua orang dari lingkungan hidup adalah penampungan sumber air
alami. Selama ini, dalam dunia pendidikan sekolah-sekolah. Kita belum
menemukan pelajaran yang mengajarkan tentang pelestarian lingkungan hidup.
Hanya yang sering familiar kita dengar atau tertulis, "jangan buang sampah
sembarangan, jagalah kebersihan, jangan menebang hutan. Hewan langkah yang
dilingdungai, seperti harimau, badak sumatera. Itulah tentang lingkungan yang
diajarkan disekolah. Setelah itu, tidak ada lagi pembahasan yang lebih
mendalam. Di perguruan tinggi hanya pada jurusan lingkungan hidup.
Guna dari masyarakat tahu agar saat ada sosialisasi masyarakat mengerti.
Kemudian muncul kelompok-kelompok peduli. Mereka dapat memanfaatkan sumberdaya
alam di tempat mereka. Tulisan ini mencoba menjelaskan sedikit tentang
lingkungan hidup. Di observasi di daerah Sumatera Selatan. Kata-kata istilah
tempat penampungan air alami yang diambil dari bahasa Melayu Sumatera Selatan.
1.
Benca
Benca
dibedakan dengan anak sungai. Anak sungai dicirikan dengan keadaan arus yang
terlihat, badan sungai terbuka dan bertebing, serta bermuara di sungai yang
lebih besar. Sedangkan benca badan tidak tampak terbuka
seperti sungai. Mengalir diantara semak, akar-akar pohon. Ada badan benca yang
lebar panjang. Tapi kemudian menyempit lagi dan terputus.
Saat hujan lebat air
mengalir beberapa hari dan menyatu dengan bagian benca terputus. Kalau lama
tidak hujan airnya mulai tersendat. Kedalam benca tidak merata di sepanjangnya.
Dari sepuluh sentimeter sampai satu meter, serta dipenuhi sarap. Sarap adalah
dedaunan kering yang gugur dari pohon dan menumpuk dipermukaan tanah atau di
dalam sumber air. Benca
aliran airnya menuju anak sungai.
Benca hampir sama seperti selokan dengan air
yang mengalir sepanjang musim penghujan. Benca biasanya ada di hutan-hutan
renah dan bergambut, rawa. Kalau penduduk menyebutnya tanah renah-pematang. Benca
adalah tempat penampungan air alami. Yang sangat rentan dan sangat mudah hilang
terkikis oleh tanah. Terutama saat pembukaan hutan dan dikelolah oleh industri
perkebunan atau pembangunan sembarangan. Dengan cara didorong buldoser sekali
maka akan hilang.
Foto
bentuk badan benca yang dijadikan penduduk setempat sebagai tempat mandi dan
sumber air bersih. Airnya jernih dan mengalir perlahan selama musim penghunjan.
Di hilir benca akan bermuara ke anak sungai. Benca juga bercabang-cabang seakan
memiliki anak seperti sunga-sungai. Benca adalah sistem terkecil dari struktur
sungai-sungai.
2.
Bencani
Bencani
adalah penampungan air alami yang juga terdapat di hutan-hutan tropis dataran
renah. Kata renah menjelaskan wilayah yang terletak diantara sungai-sungai yang
tergenang banjir alami dimusim hujan. Hutan bergambut atau semi bergambut atau
dataran renah biasa. Bentuk benca biasanya bundar tidak rata. Lebar bencani
dari satu meter persegi sampai lima meter persegi.
Bencani tidak menyatu
seperti benca. Bencani bersipat tunggal terbentuk terpisah-pisah seperti danau
kecil. Saat musim banjir alami akan tergenang air dan bertelurlah ikan-ikan. Fungsi ikan
untuk mengendalikan jentik nyamuk hutan yang akan bertelur. Setelah beberapa
bulan, telur ikan yang sudah besar akan pindah kesungai saat terjadi banjir
alami kembali. Bencani saat pembukaan hutan industri seperti perkebunan kelapa
sawit, karet oleh perusahaan.
Saat melakukan penataan tanah, tanam. Bencani akan
tertimbun atau ditimbun dengan sengaja. Seharusnya saat bertani atau menanam
hutan industri bencani dibiarkan. Justru dibuat bencani-bencai buatan untuk
penampungan air. Selain membantu perkembangan ikan, juga membuat simpanan air
saat hujan mulai menyusut menjelang kemarau panjang.
Foto
bencani ukurannya selebar dua kali dua meter. Tapi disisinya ditutupi
semak-semak. Seiring waktu, mengikuti proses alam. Tumbuhan sekeliling membesar
dan semak-semak mati. Badan bencani tersebut akan terlihat seperti danau mini.
Ada istilah lain oleh penduduk menyebut sekumpulan bencani, yaitu lompatan
burung. Lompatan burung adalah kumpulan bencani yang terdapat di satu tempat.
Misalnya terdapat puluhan bencani dalam ukuran dua puluh meter persegi.
Sehingga tepi-tepi bencani itu hanya berbatas sejengkal tanah saja, antara satu
dengan yang lain. Burung-burung sering melompat-lompat mencari makan atau minum
diantara bencani tersebut. Dari itulah, disebutlah dengan Lompatan Burung.
Kalau mereka menyebut lompatan burung. Berarti terdapat banyak bencani.
3.
Lebung
Lebung
adalah tempat penampungan air alami. Lebung hampir mirip bencani, hanya saja
lebung lebih luas. Ukuran lebung dari luas sepuluh meter persegi, sampai lima
puluh meter persegi. Lebung lebih dalamnya mecapai dua meter saat musim hujan.
Lebung juga disatukan oleh semacam terusan alami yang tercipta oleh aliran air
hujan dan banjir.
Lebung menyimpan air dan ikan-ikan. Banyak pohon tropis yang besar
tumbuh sebagai stok oksigen untuk makhluk hidup. Lebung juga rentan hilang,
baik oleh tanah hanyut karena pengikisan air saat hujan. Atau rusak oleh
manusia, misalnya perusahaan pengolahan hutan industri dan pembangunan oleh
manusia.
4.
Lebak.
Lebak
juga tempat penampungan air alami. Hanya saja lebak terletak disekitar
rawa-rawa. Ukuran lebak cukup luas, memanjang dan tanah yang berlumpur,
kedalamnya rata. Lebung terletak di tengah hutan. Lebak terletak didaerah semi
rawa-rawa. Belum dinamakan rawa-rawa karena cakupan genangan air belum seluas
rawa-rawa.
Tidak terlalu berair seperti rawa-rawa. Lebak juga masih dikeliling
tanah-tanah yang dapat ditanami atau ditumbuhi pepohonan. Lebak juga tempat
penampungan air alami. Selain air hujan, lebak sering mendapat air langsung
dari pasang surut sungai besar dan laut.
Lebak
berbentuk memanjang dan bersatu ke rawa-rawa. Ada juga lebak yang kemungkinan
bekas danau kecil disuatu tempat. Atau rawa-rawa yang terputus dan terkurung
menjadi lebak. Lebak masa sekarang sering dibuat menjadi sawa atau peternakan
ikan. Lebak juga kering dimusim kemarau. Lebak airnya dangkal dan berlumpur.
Tapi berfungsi menampung air hujan dan air pasang.
Tentu kalau lebak tertutup
dan hilang maka air kehilangan tempat penampungan. Pasang juga akan bergerak
naik atau pindah. Kawasan lebak harusnya menjadi catatan pembangunan berjangka
panjang. Tentu juga menjadi tugas aktivis lingkungan. Pemerintah ada baiknya
membuat Undangan-undang untuk pengelolaan lebak.
5.
Paya
Paya
adalah bentuk penampungan air alami yang juga diabaikan. Payah berbentuk
memanjang seperti sungai. Kedalaman badan satu sampai dua meter. Tapi airnya
dangkal dan tidak mengalir. Baru mengalir saat hujan lebat dan akan tergenang
kembali saat tidak hujan. Paya sama saja dengan kanal alami didalam hutan. Paya
juga rentan menghilang oleh pengikisan tanah saat hujan dan banjir. Atau di
timbun oleh manusia untuk keperluan mereka. Paya juga bagian dari sistem
penampungan air alami. Terjalin dalam koneksi saluran air di kawasan tanah
renah.
Bentuk
paya lebih lebar dari benca. Kedalaman juga lebih dalam dari benca dan bencani.
Paya terletak di dataran yang sama rata. Panjangnya juga terukur di sekitar
tempat tersebut. Sehingga air paya tidak mengalir. Saat hujan deras, dan musim
banjir baru air paya bergerak. Paya juga terdiri dua, paya sungai-sungai yang
berarti berujung ke sungai. Paya lebak yang berarti berujung ke lebak atau
rawa-rawa. Di sisi paya biasanya selalu ditumbuhi sejenis tumbuhan pandan
hutan. Nama daerah dari tumbuhan tersebut, selensing, umbai,
dan sejenisnya. Daun selensing dan umbai diolah masyarakat menjadi bahan
kerajinan anyaman, tikar. Foto paya di ambil beberapa saat setelah hujan lebat.
Tampak air bergerak mengalir sangat perlahan.
6.
Tebat.
Kata
tebat dalam bahasa Indonesia sama dengan bendungan. Tapi pengertian tebat
adalah bentuk bendungan yang kecil. Boleh juga diartikan, tebat adalah
bendungan kecil. Tebat juga sumber penampungan air yang semi alami. Tebat
terbentuk karena dibuat oleh manusia. Tebat pada mulanya dibuat oleh penduduk
yang mendiami kawasan berbukit-bukit.
Karena sumber air jauh, penduduk membuat
semacam bendungan kecil pada kedua sisi bukit yang curam, mirip sungai.
Masyarakat Melayu menyebutnya bluran. Bluran tempat berkumpul dan mengalir
aliran air bukit-bukit saat hujan. Kadang penduduk juga membendung sungai kecil
untuk keperluan air mereka. Dari itulah penduduk menyebutnya tebat. Tebat
berarti sumber air yang terbentuk oleh bendungan.
Tebat kemudian bermunculan saat pembangunan jalan-jalan pada zaman
Kolonial Belanda. Saat membangun jalan-jalan di daerah berbukit-bukit dan
sungai-sungai. Otomatis saat pembangunan jalan tersebut ada pembendungan sungai
kecil atau membendung aliran air bluran saat musim hujan.
Karena pada masa itu,
industri beton sungai belum semaju sekarang. Maka terpaksa sungai kecil dan
bluran ditutupi oleh badan jalan. Sekaligus menjadi bendungan dan terciptalah
semacam penampungan air yang luas, panjang dan dalam. Tebat akhirnya menyimpan
potensi ikan yang besar, air yang melimpah.
Tebat selain menjadi sumber air untuk ternak, pertanian, pariwisata, dan
sumber ikan. Dapat dikembangakn menjadi sumber air ledengan mini masyarakat
sekitar. Pihak pemerintah dan swasta dapat bekerja sama dalam pembentukan
lapangan pekerjaan dengan membangun perusahaan air bersih (ledeng).
Karena
tebat ada yang terletak di sekitar desa atau pemukiman. Tebat juga rentan
hilang atau kering. Industri beton sungai yang besar membuat tebat menjadi
kering saat di pasang beton jalan. Erosi dan pengikisan tanah saat hujan
membawa lumpur. Ada sebaran rumbut air yang menutupi lalu mengikat lumpur
sehingga membuat tebat dangkal.
Kemudian ada pembangunan dengan penimbunan juga membuat tebat menjadi
menyemput. Tebat, menurut hemat saya sangat perlu diperhatikan untuk
kesejahteraan masyarakat kita. Tebat yang airnya dalam biasanya sampai
saat kemarau panjang tiga sampai lima bulan masih belum kering. Tentu ini
menjadi ketahanan pangan dan ketahanan air. Kekurangan air juga akan merepotkan
pemerintah.
Seharusnya masyarakat menjaga tebat yang ada di kawasan masing-masing.
Dengan cara membersikan rumput pengikat lumpur. Mengeruk badan tebat agar
kedalaman tetap terjaga. Meminta pembangunan jalan jangan memasang beton besar
tapi cukup beton kecil sebagai fungsi pengaliran kecil. Agar tebat tidak
kering. Mengkokohkan dan meninggikan bendungannya.
Potensi
ekonomi tebat sangat besar untuk kesejahteraan penduduk sekitar. Menjadi sumber
air (pertanian, peternakan, kebutuhan sehari-hari), menyuburkan tanah, tempat
rekreasi. Usaha cuci kendaraan. Dijadikan usaha air bersi yang akan cukup
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar (PDAM).
Usaha sewa perahu untuk
pengunjung diwaaktu libur atau senggang. Di masa damai zaman sekarang rekreasi
menjadi kebutuhan khusus manusia. Menjadi tempat penampungan air dan persediaan
air musim kemarau. Sumber daging ikan dan keong.
Kesimpulan
Semua
jenis penampungan air alami tersebut. Harus diperhatikan oleh masyarakat,
pemerintah, aktivis lingkungan hidup, para akademisi diseluruh Indonesia. Bukan
hanya di Indonesia diseluruh kawasan iklim tropis memang harus memperhatikan
serta melestarikan tempat-tempat penampungan air alami.
Selain itu juga,
membuat penampungan-penampunga air buatan juga sangat diperlukan sekarang.
Mengingat penduduk yang semakin padat dan mobilitas pertanian yang harus
tinggi. Kita tidak bisa kekurangan air terutama anak cucu kita nanti. Mereka
akan mencaci maki kita yang tidak menjaga sumber air sehingga mereka kekurangan
air.
Kalau tidak dilestarikan atau tidak diganti tempat penampungan air
tersebut. Maka daya tampung air bersih dunia akan berkurang. Air juga akan
berkumpul di satu titik yang menyebabkan banjir di suatu kawasan yang
wilayahnya lebih rendah menjadi naik dan lebih luas. Kalau di seluruh dunia
penampungan air alami tertimbun dan hilang.
Maka air akan berkumpul di laut,
menyumbang debit naiknya air permukaan laut. Itulah mengapa penampungan air
alami sangat perlu dilestarikan untuk menjaga keseimbangan cuaca dan iklim dunia.
Penampungan air alami yang dapat mengurai perjalanan air langsung, tapi air
akan berbagi, dari tempat tertampung, mengalir dan penguapan yang lebih merata.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengganti penampungan air alami dengan
membuat lebung-lebung buatan, benca atau bencani buatan. Membentuk tebat-tebat
di kawasan perbukitan dan sungai-sungai. Menanam pohon rengas atau pohon-pohon
lain di tempat-tempat terdapat sumber air.
Baik itu di kawasan pribadi, swasta,
dan milik pemerintah. Edukasi tentang pelestarian sumber air dan pelestarian
tempat penampungan air alami juga perlu dilakukan disekolah-sekolah, Perguruan
Tinggi. Kalau selama ini PPKN menjadi mata pelajaran wajib. Maka pelajaran
lingkungan hidup juga dijadikan mata pelajaran wajib.
Pelestarian sumber air adalah bentuk penjagaan kesejahteraan manusia
yang sangat penting berjangka panjang. Sesungguhnya satu gelas air lebih
berharga dari satu ton emas. Karena saat kita haus airlah yang dapat membuat
kita hidup. Kita bisa hidup tanpa emas tapi kita tidak dapat hidup tanpa air.
Kita harus bersyukur pada Allah, dengan cara menjaga lingkungan hidup. Bukan
hanya cukup berkata Alhamdulillah saja. Bayangkan betapa berdosanya kita
apabila dibandingkan dengan daerah Afrika yang selalu kekeringan.
#Salam
lestari, Selamatkan bumi kita. Sejahtera Bersama-sama.
#Jadi
manusia baik dan manusia bijak.
Oleh.
Joni Apero
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang,
25 Desember 2019.
Sy. Apero Fublic
Via
Daratan
Post a Comment