Berita Internasional
Latar Belakang Pendirian Israel Oleh Zionis dan Sekutu
Apero
Fublic.- Mungkin kita merasa bingung dengan keadaan dunia sekarang. Dimana
Amerika Serikat yang mengaku polisi dunia?. Begitupun dengan masyarakat Inggris
secara tidak resmi mendukung separatis Papua (KKB). Lalu diikuti masyarakat
Australia dan Belanda. Mereka berteriak HAM dan mendukung kelompok separatis
tersebut. Padahal mereka tahu dengan akal sehat kalau Indonesia adalah pewaris
Pemerintahan Kolonial Belanda yang sudah diakui mereka berabad-abad lamanya.
Tapi mereka bersemangat mendukung.
Tapi ketika diarahkan ke Palestina mereka acu tak acu. Pura-pura tuli dan pura-pura buta. Tidak ada tuntutan sidang HAM di Belanda untuk orang Yahudi-Israel. Mereka seakan tidak tahu dan seolah buta terhadap HAM dan pelanggaran HAM di Palestina. Berbeda kalau itu terjadi di Indonesia. Suara mereka sangat keras dan lantang. Teriakan mereka pada Muslim Xinjiang begitu digembar gemborkan mereka. Sebab mereka berkepentingan untuk menjatuhkan Cina.
Mungkin diantara kita bertanya-tanya. Mengapa di Ameriak Serikat selalu ada Presidennya yang keras untuk mendukung Yahudi-Israel?. Padahal sangat jelas kalau orang Yahudi itu datang dari luar Palestina. Mengapa mereka tidak pernah berbuat banyak pada Palestina. Amerika Serikat dan Sekutu diam-diam saja, mendukung. Padahal di Palestina pembunuhan dan perampasan tanah secara biadap terjadi tapi mereka diam saja. Tidak ada sangsi-sangsi dan tekanan pada Israel. Berikut ulasannya.
Tahun 1896 Dr. Theodor Herzl penduduk asli Budapest dan koresponden Paris untuk Neue Freie Presse di Wina memberikan pembukaan politik bagi Zionisme. Dia menulis “karakter bangsa kami dalam sejarah sangat terkenal, dan meskipun ada penurunan. Penurunan itu terlalu halus untuk menginginkan pelenyapannya. Nasionlitas Yahudi yang sangat jelas, tidak mau, dan tidak boleh dihancurkan.” Pada tahun 1897 Herzl menerbitkan majalah mingguan Die Welt sebagai sarana resmi bagi polemik Yahudi-Zionisme. Tahun 1904 Herzl meninggal dunia, namun idenya terus berkembang.
Tahun pembukaan Konferensi Perdamaian di Paris, delegasi Zionis yang kuat hadir, baik dari Inggris maupun dari Amerika Serikat. Mereka berhasil menarik perhatian delegasi lainnya. Pada 25 April 1920 Dewan Tertinggi Sekutu memberikan mandat atas Palestina kepada Inggris. Pada 22 Juli 1922 Inggris secara formal dinyatakan sebagai penguasa mandat yang disahkan oleh LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
Mandat itu dengan tugas menyediakan bagi bangsa Yahudi tempat tinggal nasionalnya di Palestina, yang memasukkan ke dalam teksnya (Deklarasi Balfour). Pemerintahan mandat ini bertanggung jawab atas atas pengembangan kelembagaan pemerintahan sendiri. Ada pengakuan suatu Agen Yahudi dan bekerjasama dengan pemerintahan mandat.
Sir Herbert Samuel, tokoh terkemuka Inggris-Yahudi, bukan Zionis diangkat sebagai komisaris tinggi pertama bagi Palestina. Politik kamuplase sekutu yang sangat jitu dalam mendukung Zionis-Yahudi dalam pendirian Israel sekarang. Saat itu orang Yahudi hanya berjumlah 55.000 orang saja (1920).
Zionis Yahudi menggunakan tameng sekutu untuk masuk ke Palestina. Kemudian berlindung di belakang Pemerintahan Mandat Inggris di Palestina. Selama Inggris berkuasa di Palestina. Inggris menjadi perisai orang-orang Yahudi untuk menguasai Palestina. Semasa Yahudi belum kuat di Palestina. Inggris selalu menjadi penengah dan berpura-pura netral. Sehingga orang-orang Yahudi terus terlindungi sampai mereka memiliki kekuatan penuh.
Orang-orang Palestina tidak menyadari manuver Ingris yang menyokong Yahudi. Mengapa di katakan demikian. Karena pemerintahan Inggris dan LBB tahu dan merestui pendirian negara Nasional Yahudi di Palestina. Inggris menjalankan politik menentramkan untuk mencegah pemberontakan Arab. Karena waktu itu masyrakat Arab masih sangat terbelakang. Sehingga mereka menjadi bulan-bulanan politik moderen Inggris. Bahkan sampai sekarang (2020) masyarakat di Timur Tengah menjadi bulan-bulanan politik sekutu.
Menjelang pecahnya perang Dunia II. Melalui Dr. Weizmann, dengan alasan untuk siap berdampingan dengan demokrasi dan Inggris. Mereka menuntuk agar diciptakan militer Yahudi merdeka bagian dari tentara sekutu. Tapi Inggris masih mengumumkan secara umum, menerima dari kalangan Yahudi dan Arab.
Baru pada tahun 1944 inggris menyetujui pembentukan brigade Yahudi. Pasukan sukarela, dan pasukan yang dibentuk Inggris inilah kemudian akan menjadi cikal bakal tentara Yahudi. Politik ini dilakukan Yahudi untuk mendukung kemenangan sekutu terhadap Nazi-Jerman. Karena orang Yahudi masih memerlukan tenaga dan manfaat bersama Inggris dan Sekutu.
Pada 11 Mei 1942 Organisasi Zionis Amerika yang dilakukan oleh Zinonis Amerika bersidang di New York dan menghasilkan Program Biltmore yang diajukan oleh David Ben Gurion, ketua Komisi Eksekutif Agen Yahudi. Program Biltmore yang diajukan berisi tiga poin.
Pada bulan Oktober 1946 Presiden Truman menegaskan kembali menghimbaunya bagi izin 100.000 Yahudi terlantar. Organisasi Yahudi Dunia yang menyokong politik “keras kepala” terhadap Inggris. Para pemimpin Zionis Amerika Serikat didukung kaum revisionis, dalam Kongres Zionis Dunia di Basel (Desember 1946) mengecam politik “menentramkan” dan menganggap kekuasaan Inggris di Palestina ilegal. Zionis Amerika Serikat tetap bersikeras untuk mendirikan negara Yahudi di seluruh wilayah Palestina.
Kalau kita perhatikan dizaman sekarang. Ketika pembantaian warga Palestina oleh orang-orang Yahudi-Israel tetapi dunia tidak dapat berbuat apa-apa. Dunia cenderung membiarkan Israel merampas tanah-tanah orang Palestina. Tapi dunia barat terutama Amerika Serikat seakan tidak peduli. Tanah Palestina semakain kecil dan kecil diambil paksa dijadikan pemukiman Yahudi-Israel. Karena memang pada awalnya kemunculan Yahudi di Palestina di dukung oleh dunia Barat.
Apabila kita menyaksikan Presiden Amerika Serikat sekarang, Donald Trum dengan sesuka hatinya memutuskan apa-apa mengenai Yerusalem dan Palestina secara umum. Apabila kita mengetahui betapa berambisinya Zionis Yahudi di Amerika Serikat sejak dahulu sampai sekarang adalah hal yang wajar.
Patut diakui kehebatan Zionis Yahudi, mereka mampu menggunakan tenaga-tenaga kuat negara-negara barat. Pertama kekuatan Inggris, kemudian kekuatan Amerika Serikat sampai sekarang. Masyarakat dunia tidak mempermasalahakan orang Yahudi. Tapi mempermasalahkan dan mengecam Amerika Serikat dan Inggris.
Dunia selalu menyerukan pembentukan dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Namun selalu ditolak oleh Israel yang berhaluan keras. Andai Naskah Putih diajukan Inggris, dijalankan. Maka di tanah Palestina sekarang telah tumbuh sebuah negara demokrasi yang didiami tiga pemeluk agama dengan rukun; Islam, Kristen dan Yahudi.
Menjawab pertanyaan diatas adalah, karena memang semua yang terjadi di Palestina memang program mereka jangka panjang. Bukan orang barat kalau tidak berbuat sesuka hatinya. Coba kalau kita bandingkan dengan kasus Timor-Timur atau Timur Leste. Belum sampai dua tahun sudah lepas dari Indonesia akibat tekanan mereka (Sekutu).
Bahkan tentara Australia yang bertugas sebagai pasukan perdamaian. Sangat berani dan kurang ajar menembak prajurit TNI yang sedang beristirahat dan saat sedang mengambil kayu untuk membuat tenda pengungsi. Luka ini tidak akan pernah terlupakan oleh rakyat Indonesia.
Tim. Apero Fublic.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 14 Februari 2020.
Sumber. George Lenczowski. Timur Tengah Di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1993.
Tapi ketika diarahkan ke Palestina mereka acu tak acu. Pura-pura tuli dan pura-pura buta. Tidak ada tuntutan sidang HAM di Belanda untuk orang Yahudi-Israel. Mereka seakan tidak tahu dan seolah buta terhadap HAM dan pelanggaran HAM di Palestina. Berbeda kalau itu terjadi di Indonesia. Suara mereka sangat keras dan lantang. Teriakan mereka pada Muslim Xinjiang begitu digembar gemborkan mereka. Sebab mereka berkepentingan untuk menjatuhkan Cina.
Mungkin diantara kita bertanya-tanya. Mengapa di Ameriak Serikat selalu ada Presidennya yang keras untuk mendukung Yahudi-Israel?. Padahal sangat jelas kalau orang Yahudi itu datang dari luar Palestina. Mengapa mereka tidak pernah berbuat banyak pada Palestina. Amerika Serikat dan Sekutu diam-diam saja, mendukung. Padahal di Palestina pembunuhan dan perampasan tanah secara biadap terjadi tapi mereka diam saja. Tidak ada sangsi-sangsi dan tekanan pada Israel. Berikut ulasannya.
Tahun 1896 Dr. Theodor Herzl penduduk asli Budapest dan koresponden Paris untuk Neue Freie Presse di Wina memberikan pembukaan politik bagi Zionisme. Dia menulis “karakter bangsa kami dalam sejarah sangat terkenal, dan meskipun ada penurunan. Penurunan itu terlalu halus untuk menginginkan pelenyapannya. Nasionlitas Yahudi yang sangat jelas, tidak mau, dan tidak boleh dihancurkan.” Pada tahun 1897 Herzl menerbitkan majalah mingguan Die Welt sebagai sarana resmi bagi polemik Yahudi-Zionisme. Tahun 1904 Herzl meninggal dunia, namun idenya terus berkembang.
Tahun pembukaan Konferensi Perdamaian di Paris, delegasi Zionis yang kuat hadir, baik dari Inggris maupun dari Amerika Serikat. Mereka berhasil menarik perhatian delegasi lainnya. Pada 25 April 1920 Dewan Tertinggi Sekutu memberikan mandat atas Palestina kepada Inggris. Pada 22 Juli 1922 Inggris secara formal dinyatakan sebagai penguasa mandat yang disahkan oleh LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
Mandat itu dengan tugas menyediakan bagi bangsa Yahudi tempat tinggal nasionalnya di Palestina, yang memasukkan ke dalam teksnya (Deklarasi Balfour). Pemerintahan mandat ini bertanggung jawab atas atas pengembangan kelembagaan pemerintahan sendiri. Ada pengakuan suatu Agen Yahudi dan bekerjasama dengan pemerintahan mandat.
Sir Herbert Samuel, tokoh terkemuka Inggris-Yahudi, bukan Zionis diangkat sebagai komisaris tinggi pertama bagi Palestina. Politik kamuplase sekutu yang sangat jitu dalam mendukung Zionis-Yahudi dalam pendirian Israel sekarang. Saat itu orang Yahudi hanya berjumlah 55.000 orang saja (1920).
Zionis Yahudi menggunakan tameng sekutu untuk masuk ke Palestina. Kemudian berlindung di belakang Pemerintahan Mandat Inggris di Palestina. Selama Inggris berkuasa di Palestina. Inggris menjadi perisai orang-orang Yahudi untuk menguasai Palestina. Semasa Yahudi belum kuat di Palestina. Inggris selalu menjadi penengah dan berpura-pura netral. Sehingga orang-orang Yahudi terus terlindungi sampai mereka memiliki kekuatan penuh.
Orang-orang Palestina tidak menyadari manuver Ingris yang menyokong Yahudi. Mengapa di katakan demikian. Karena pemerintahan Inggris dan LBB tahu dan merestui pendirian negara Nasional Yahudi di Palestina. Inggris menjalankan politik menentramkan untuk mencegah pemberontakan Arab. Karena waktu itu masyrakat Arab masih sangat terbelakang. Sehingga mereka menjadi bulan-bulanan politik moderen Inggris. Bahkan sampai sekarang (2020) masyarakat di Timur Tengah menjadi bulan-bulanan politik sekutu.
Menjelang pecahnya perang Dunia II. Melalui Dr. Weizmann, dengan alasan untuk siap berdampingan dengan demokrasi dan Inggris. Mereka menuntuk agar diciptakan militer Yahudi merdeka bagian dari tentara sekutu. Tapi Inggris masih mengumumkan secara umum, menerima dari kalangan Yahudi dan Arab.
Baru pada tahun 1944 inggris menyetujui pembentukan brigade Yahudi. Pasukan sukarela, dan pasukan yang dibentuk Inggris inilah kemudian akan menjadi cikal bakal tentara Yahudi. Politik ini dilakukan Yahudi untuk mendukung kemenangan sekutu terhadap Nazi-Jerman. Karena orang Yahudi masih memerlukan tenaga dan manfaat bersama Inggris dan Sekutu.
Pada 11 Mei 1942 Organisasi Zionis Amerika yang dilakukan oleh Zinonis Amerika bersidang di New York dan menghasilkan Program Biltmore yang diajukan oleh David Ben Gurion, ketua Komisi Eksekutif Agen Yahudi. Program Biltmore yang diajukan berisi tiga poin.
1.
Pendirian negara Yahudi yang mencakup seluruh Palestina.
2.
Pembentukan militer Yahudi.
3.
Penolakan naskah putih 1939 dan diteruskannya imigrasi tak terbatas ke
Palestina yang tidak hanya diawasi oleh Inggris tapi juga diawasi oleh Agen
Yahudi.
Pada bulan Oktober 1946 Presiden Truman menegaskan kembali menghimbaunya bagi izin 100.000 Yahudi terlantar. Organisasi Yahudi Dunia yang menyokong politik “keras kepala” terhadap Inggris. Para pemimpin Zionis Amerika Serikat didukung kaum revisionis, dalam Kongres Zionis Dunia di Basel (Desember 1946) mengecam politik “menentramkan” dan menganggap kekuasaan Inggris di Palestina ilegal. Zionis Amerika Serikat tetap bersikeras untuk mendirikan negara Yahudi di seluruh wilayah Palestina.
Kalau kita perhatikan dizaman sekarang. Ketika pembantaian warga Palestina oleh orang-orang Yahudi-Israel tetapi dunia tidak dapat berbuat apa-apa. Dunia cenderung membiarkan Israel merampas tanah-tanah orang Palestina. Tapi dunia barat terutama Amerika Serikat seakan tidak peduli. Tanah Palestina semakain kecil dan kecil diambil paksa dijadikan pemukiman Yahudi-Israel. Karena memang pada awalnya kemunculan Yahudi di Palestina di dukung oleh dunia Barat.
Apabila kita menyaksikan Presiden Amerika Serikat sekarang, Donald Trum dengan sesuka hatinya memutuskan apa-apa mengenai Yerusalem dan Palestina secara umum. Apabila kita mengetahui betapa berambisinya Zionis Yahudi di Amerika Serikat sejak dahulu sampai sekarang adalah hal yang wajar.
Patut diakui kehebatan Zionis Yahudi, mereka mampu menggunakan tenaga-tenaga kuat negara-negara barat. Pertama kekuatan Inggris, kemudian kekuatan Amerika Serikat sampai sekarang. Masyarakat dunia tidak mempermasalahakan orang Yahudi. Tapi mempermasalahkan dan mengecam Amerika Serikat dan Inggris.
Dunia selalu menyerukan pembentukan dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Namun selalu ditolak oleh Israel yang berhaluan keras. Andai Naskah Putih diajukan Inggris, dijalankan. Maka di tanah Palestina sekarang telah tumbuh sebuah negara demokrasi yang didiami tiga pemeluk agama dengan rukun; Islam, Kristen dan Yahudi.
Menjawab pertanyaan diatas adalah, karena memang semua yang terjadi di Palestina memang program mereka jangka panjang. Bukan orang barat kalau tidak berbuat sesuka hatinya. Coba kalau kita bandingkan dengan kasus Timor-Timur atau Timur Leste. Belum sampai dua tahun sudah lepas dari Indonesia akibat tekanan mereka (Sekutu).
Bahkan tentara Australia yang bertugas sebagai pasukan perdamaian. Sangat berani dan kurang ajar menembak prajurit TNI yang sedang beristirahat dan saat sedang mengambil kayu untuk membuat tenda pengungsi. Luka ini tidak akan pernah terlupakan oleh rakyat Indonesia.
Tim. Apero Fublic.
Editor. Selita. S.Pd.
Palembang, 14 Februari 2020.
Sumber. George Lenczowski. Timur Tengah Di Tengah Kancah Dunia. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1993.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment