Buku Populer
Novel Pembangun Bangsa. Garis Merah di Rijswijk.
Apero Fublic.- Sebuah
novel yang sangat bagus telah hadir ditengah kita. Saya berharap novel tersebut
diangkat ke layar lebar. Novel yang terbit pada tahun 2012, dengan judul Garis
Merah di Rijswijk hasil buah karya oleh Li Loh. Diterbitkan oleh
penerbit ternama Republika di Jakarta. Buku novel setebal 436 halaman. Sampul
buku bernuansa Batavia zaman Kolonial Belanda. Isi novel terdiri halaman judul,
persembahan dan kata pengantar. Kemudian dilanjutkan jalan cerita yang diakhiri
dengan biografi singkat penulis.
Li Loh adalah nama kecil dan sekaligus nama pena Ilham Q. Moehiddin.
Jurnalis, cerpenis, novelis, dan essai. Karir jurnalistik penulis putra
kelahiran Kabaena, Sulawesi Tenggara 8 Februari. Li Loh pernah bekerja di
beberapa media dalam dan luar negeri. Selain menulis essai bersifat umum dia
juga menulis essai keislaman.
Selain itu, aktif juga pada teknik gonzo
story sebagai genre baru dalam kepenulisan Indonesia. Yakni genre yang
menggabungkan teknik gonzo journalism (kubisme jurnalisme
sastrawi) dengan teknik penceritaan. Untuk menghapus batas imajiner antara
fakta dan fiksi; dan mempromosikan Telisik Literasi sebagai cabang baru
forensik sastra.
Karya sastra yang sudah diterbitkan diantaranya; Kitab dan
Tafsir Perawan Nemesis (Kumpulan Cerpen dan Puisi, 2000). Khanjar
Gading (2001); Unabomber; Gadis Kecil di Elliot House (Novel
2002). Kabin 21 (Novel, 2003). Li Loh mendirikan perhimpunan
penulis The Indonesian Freedom Writers untuk mempromosikan genre tersebut. Di
Kendari, bersama beberapa novelis, penyair, desain grafis, dan film-maker, ia
mendirikan Komunitas Settung, sebuah komunitas penulis di Sulawesi Tenggara.
Berikut sinopsis dari novel Garis Merah di Rijswijk:
Banyak intrik terjadi menjelang terbentuknya Republik Indonesia.
Kekuatan-kekuatan besar saling bersaing membentuk model dasar republik
Indonesia.
Sudah barang tentu Amir Sjarifuddin terkejut mendengar ucapan terakhir
Dick de Hoogs itu. Mendengarnya, Amir tak menyangka bahwa kalangan
raja, bangsawan dan penguasa wilayah, begitu bodoh dan mudah diperdayai
kesesatan Mason-Zion.
“Politik
Zion akan menggerakkan semuanya dengan tetap mengacu pada garis masing-masing.
Inilah keteraturan Zion itu. Keteraturan tanpa blok yang memisahkannya. Negara
Komunis Hindia akan memperkuat nilai tawar persemakmuran dalam hubungannya
dengan dunia internasional kelak.”
“Rencana
yang berbahaya,” desis Amir. Dick
de Hoog tersenyum puas.
Demikian cuplikan sinopsis novel. Novel Garis Merah di Rijswijk adalah sebuah novel yang sangat bagus.
Mengangkat latar sejarah masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dimana para
bintang adalah tokoh-tokoh pergerakan yang nyata. Gambaran tentang suasana
pergerakan kemerdekaan.
Pergulatan ideologi antara islamisme, nasionalisme dan
komunisme. Adanya pergolakan kaum bangsawan dan pemimpin wilayah yang didukung
Belanda.Adegan jalan cerita konsisten bertema pergerakan dan perjuangan kaum
cendekiawan Indonesia pada masanya.
Membaca novel ini akan memberikan pengetahuan sejarah, budaya, dan
kondisi sosial masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan. Memberikan imejinasi
tentang masa lalu. Menambah wawasan kebangsaaan. Membuka akal dan pemikiran
betapa pentingnya perjuangan dengan pemikiran dan ideologi.
Perjuangan dengan
senjata hanyalah sebatas bentuk tembak menembak. Namun perjuangan dengan paham
dan ideologi akan menentukan kemenangan. Dalam novel ini kita akan menemukan
kesulitan hidup para pemimpin kita. Menemukan jalan cerita tentang kesulitan
dalam bertemu atau rapat para kaum pergerakan.
Novel ini termasuk novel kotemporer Indonesia yang sangat memotivasi dan
memberikan pencerahan pada generasi sekarang dan yang akan datang. Penulisnya
sangat tekun dan kreatif dalam membawakkan jalan cerita dan dialog-dialognya.
Bacalah novel luar biasa ini.
Oleh.
Joni Apero
Editor.
Selita. S.Pd.
Palembang,
4 Februari 2020.
Sumber.
Li Loh. Garis Merah di Rijswik. Jakarta: Republika, 2012.
Sy. Apero Fublic
Via
Buku Populer
Post a Comment