Berita Daerah
Namun saat kita masuk ke lokasi danau. Kita akan disambut tanah berlumpur merah dengan gapura yang tidak terurus. Begitupun dengan di sekitar tebing danau. Hanya ada selajuran jalan setapak mirip trotoar. Beberapa kursi kayu yang tampaknya dibangun pedagang beberapa tahun lalu.
Eceng gondok tumbuh subur memenuhi tepian danau. Sedangkan tempat swafoto berupa bangunan beton mirip tepian mandi berdiri di tepian tebing. Sinar matahari membuat silau dan panas apabila kita mampir. Apabila melihat sekeliling semak dan pepohonan lebat yang menutupi.
Kalau kita lihat gapura hanyalah pemanis saat warga melintas. Baik dari atau ke Kota Sekayu. Melihat itu, orang-orang berpikir di sana mungkin telah dibangun tempat wisata yang bagus atau bermanfaat. Namun saat masuk ke lokasi melewati di bawah gapura seperti gapura kompleks mewah. Kita akan mulai melihat kalau di dalam itu hanyalah bentuk konsep lebung. Malu kalau kita menyebutnya tempat wisata Danau Ulak Lia. Tidak jelas dengan pembangunan yang diketengahkan oleh Pemerintah Daerah.
Danau yang seluas 115 H tersebut cukup luas untuk pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah). Dampak yang terasa dari berkembangnya tempat wisata adalah dapat mendorong pertumbuhan UKM. Dari sektor transportasi, kuliner, kerajinan, penginapan, dan lainnya.
Danau Ulak Lia dapat dikembangkan menjadi tempat wisata multi nasional. Sebab sudah cukup luas apabila dimanfaat untuk ekonomi kreatif. Namun dalam pemanfaatnya juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan Danau Ulak Lia.
Ekonomi berbasis wisata sangat menjanjikan di era damai dan berkembang seperti sekarang. Tempat wisata akan menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat. Semoga Danau Ulak Lia menemukan konsep wisatanya. Sehingga tidak seperti sekarang yang tidak memiliki konsep nyata. (Tim).
Danau Ulak Lia Anugerah Tuhan Yang Terbuang
Apero Fublic.- Danau
Ulak Lia adalah sebuah danau yang cukup luas. Terletak di Kabupaten Musi
Banyuasin. Potensi ekonomi yang cukup besar dapat dikembangkan di danau air
tawar ini. Namun sayang pemerintah tidak mampu mengelolah sumber daya danau
yang melimpah. Sepintas lalu saat kita lewat melihat gapura Danau Ulak Lia
tampak megah.
Namun saat kita masuk ke lokasi danau. Kita akan disambut tanah berlumpur merah dengan gapura yang tidak terurus. Begitupun dengan di sekitar tebing danau. Hanya ada selajuran jalan setapak mirip trotoar. Beberapa kursi kayu yang tampaknya dibangun pedagang beberapa tahun lalu.
Eceng gondok tumbuh subur memenuhi tepian danau. Sedangkan tempat swafoto berupa bangunan beton mirip tepian mandi berdiri di tepian tebing. Sinar matahari membuat silau dan panas apabila kita mampir. Apabila melihat sekeliling semak dan pepohonan lebat yang menutupi.
Kalau kita lihat gapura hanyalah pemanis saat warga melintas. Baik dari atau ke Kota Sekayu. Melihat itu, orang-orang berpikir di sana mungkin telah dibangun tempat wisata yang bagus atau bermanfaat. Namun saat masuk ke lokasi melewati di bawah gapura seperti gapura kompleks mewah. Kita akan mulai melihat kalau di dalam itu hanyalah bentuk konsep lebung. Malu kalau kita menyebutnya tempat wisata Danau Ulak Lia. Tidak jelas dengan pembangunan yang diketengahkan oleh Pemerintah Daerah.
Danau yang seluas 115 H tersebut cukup luas untuk pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah). Dampak yang terasa dari berkembangnya tempat wisata adalah dapat mendorong pertumbuhan UKM. Dari sektor transportasi, kuliner, kerajinan, penginapan, dan lainnya.
Danau Ulak Lia dapat dikembangkan menjadi tempat wisata multi nasional. Sebab sudah cukup luas apabila dimanfaat untuk ekonomi kreatif. Namun dalam pemanfaatnya juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan Danau Ulak Lia.
Ekonomi berbasis wisata sangat menjanjikan di era damai dan berkembang seperti sekarang. Tempat wisata akan menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat. Semoga Danau Ulak Lia menemukan konsep wisatanya. Sehingga tidak seperti sekarang yang tidak memiliki konsep nyata. (Tim).
Foto Danau Ulak Lia, memuat trotoar, larangan melintas dengan kendaraan bermotor di atasnya, dan pohon tua. Tampak eceng gondok memenuhi di bawah kakaki tepian danau.
Oleh.
Tim Apero Fublic
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Sekayu, 9 Maret 2020.Fotografer. Dadang Saputra.
Sy. Apero Fublic
Via
Berita Daerah
Post a Comment