Berita Nasional
Nadiem Ingin Mahasiswa Kedokteran Tingkat Akhir Ikut Menanggani COVID- 19
Apero Fublic. Jakarta.- Sebelumya pemerintah telah menghimbau, bahwa
masyarakat mengisolasi diri selama 14 hari karena penyebaran COVID-19 yang
sudah semakin luas. Virus yang pertama kali muncul di kota Wuhan ini membuat
tenaga para medis menjadi kewalahan akibat bertambahnya korban dari virus
corona tersebut.
Seperti yang dikatakan Menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim, Bahwa akibat bertambahnya korban-korban dari virus tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang ada di Indonesia. Nadiem menghimbau, agar mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang ada di Indonesia ikut andil dalam menangani COVID-19.
"Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat. Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela,” sebut Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Pria kelahiran Singapura ini mengatakan, Mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam menangani COVID-19 tidak harus langsung menangani pasien. Tenaga sukarela ini bisa membantu dalam menyampaikan informasi, edukasi, program-program komunikasi dan melayani via telepon kepada masyarakat. Mahasiswa juga bisa mempersiapkan diri membantu dalam keadaan darurat sesuai kapasitasnya masing-masing.
Nadiem juga telah menyampaikan himbauannya kepada Rektor/Direktur Politeknik Kesehatan untuk mendorong Dekan Fakultas Kedokteran/Keperawatan/Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa kedokteran tingkat akhir, agar ikut serta menangani COVID-19 yang saat ini kian merajalela.
“Kepada mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-as atau sebagai satuan kredit semester,” jelasnya.
Adi Putra Pratama.
Seperti yang dikatakan Menteri pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim, Bahwa akibat bertambahnya korban-korban dari virus tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang ada di Indonesia. Nadiem menghimbau, agar mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang ada di Indonesia ikut andil dalam menangani COVID-19.
"Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat. Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela,” sebut Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Pria kelahiran Singapura ini mengatakan, Mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam menangani COVID-19 tidak harus langsung menangani pasien. Tenaga sukarela ini bisa membantu dalam menyampaikan informasi, edukasi, program-program komunikasi dan melayani via telepon kepada masyarakat. Mahasiswa juga bisa mempersiapkan diri membantu dalam keadaan darurat sesuai kapasitasnya masing-masing.
Nadiem juga telah menyampaikan himbauannya kepada Rektor/Direktur Politeknik Kesehatan untuk mendorong Dekan Fakultas Kedokteran/Keperawatan/Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa kedokteran tingkat akhir, agar ikut serta menangani COVID-19 yang saat ini kian merajalela.
“Kepada mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-as atau sebagai satuan kredit semester,” jelasnya.
Adi Putra Pratama.
Editor. Selita. S.Pd
Palembang, 24 Maret 2020.
Sy. Apero Fublic
Via
Berita Nasional
Post a Comment