Asal Mula Mata Katak Menonjol dan Ekor Semut Genting
Dia melompat keluar dan
tampak di antara rumah-rumah penduduk dengan riang. Berpenampilan
rapi menyusuri jalan. Di jalan, dia melewati sebuah sarang
semut berbentuk bukit. Semua semut begitu sangat sibuk.
Sebab musim dingin akan segerah datang. Maka mereka harus banyak menyimpan
makanan di dalam sarang mereka.
"Selamat
pagi. Kata katak menyapa. Semut menatapnya. Mereka sudah
tidak asing dengan katak itu. Para semut tidak ramah
tampaknya. Sebelum kata melompat menjauh dari jalan
lintasan mereka. Telah banyak semut yang naik ke seluruh
tubuhnya. Ratusan jumlah semut yang menyerang katak kecil
itu. Mereka menyerang dengan cara menggigit.
"Aduh!
berhentilah dulu, kalian menyakiti Aku.” Jerit si Katak.
"Tapi para semut tetap kasar dan tidak mau berhenti.
“Keling! Keling! Suara katak
serak dan terdengar sedih. Pipinya tampak sudah bengkak. Berubah menjadi merah
dan perutnya mulai membesar. Dia berpikir bagaimana cara
agar semut berhenti menyerangnya. Katak kecil itu
kemudian menggoyang-goyangkan badannya agar para semut jatuh
dari punggungnya.
"Kalian
sangat tidak ramah. Saya hanya ingin berteman.” Ujar Katak. Mendengar
perkataan katak. Para semut menjadi malu sendiri. Mereka
pun sepakat untuk menjadi teman akhirnya.
"Bibik
Katak sayang, marilah menjadi tamu kami. Makanlah makanan kami sesuka hati
bibik. Kata mereka. Katak pun sangat
bahagia. Dia belum pernah
begitu bahagia dalam hidupnya seperti saat ini.
"Bibik
sayang, kami akan menghibur bibik dengan sebuah lagu indah. Kami
untuk sekarang berhenti bekerja. Kami akan bernyanyi untuk bibik sekarang. Atau
bibik yang bernyanyi untuk kami.” Kata ratu semut membuat
wajah katak berubah merah. Dia tidak menyaari bahwa
dia punya suara yang nyaring.
"Saat
katak bernyanyi dan bersenandung dengan gembira. Para
semut suka menyanyi tetapi memiliki suara jelek. Para semut mengundang katak untuk menginap
di sarang mereka malam itu, di sarang mereka di bukit. Keesokan paginya
kata baru terbangun dari tidurnya. Matahari sudah
tampak tinggi di langit. Katak hanya melihat beberapa ekor
semut dan mereka sibuk mencuci perabotan setelah pesta
tadi malam. Semut yang lain berada di hutan mengumpulkan makanan
seperti biasa. Semut menjelaskan.
Sore
itu, ketika ratu semut pulang ke sarang.
Katak berbicara dengan ratu semut.
"Anda
sudah begitu baik padaku. Aku secara langsung mengundang
Anda ke rumah saya di tepi danau.” Kata katak malu-malu.
"Itu ide yang sangat baik. Tapi kita tidak
bisa berpesta sendiri. Maka yang lain harus datang juga.” Kata ratu semut.
Akhirnya katak mengundang
mereka semua datang. Semut senang. Jarang mereka punya
kesempatan untuk pesta dua kali dalam seminggu. Dalam perjalanan
menuju rumah katak. Para semut teman katak melewati banyak sarang semut
lainnya.
"Kami akan
pergi ke rumah katak untuk mengunjunginya. Mereka mengatakan
kepada teman-teman mereka di sepanjang jalan.
"Kami akan datang juga. Ujar semut-semut lain itu. Akhirnya, mereka
semua datang ke rumah katak.
"Ini
dia rumah katak. Kata mereka. Katak berdiri dan berbalik
melihat ke halam dan sekitar rumahnya. Sekarang keadaan sudah seperti
lautan ditutupi oleh ribuan semut merah.
Semut hitam
dan semut coklat. Karena banyaknya dan rapatnya tidak dapat
melihat rumput tertutup oleh semut. Katak kaget setengah mati.
Membuat mata katak menonjol dan hampir melompat
dari kepalanya.
"Keling! keling! katanya
dengan suara serak dan cemas. Apa
yang dapat dia lakukan. Pikir katak,
sedangkan dia hanya memiliki beberapa lembar daun kubis.
Hanya cukup untuk menghidangkan tidak begitu banyak semut. Itu tidak cukup.
Pikirnya.
"Tolong tunggu
di depan, dan saya akan mempersiapkan semuanya.” Kata katak
pada semut-semut. Kemudian dia menghilang masuk
ke dalam rumahnya. Semut menunggu dengan sabar di luar.
“Aku
yakin dia mempersiapkan pesta yang indah.” Ujar ratu semut.
Mereka menunggu sepanjang hari dan tetap
tidak ada tanda-tanda katak muncul.
"Mungkin
dia sakit. Kata salah satu semut, khawatir. Di hati
mereka telah tumbuh kasih sayang mencintai katak kecil yang
cantik itu. Kemudian ratu semut mengetuk pintu rumah katak.
Tidak ada jawaban. Dia mendorong pintu dan terbuka
tetapi tidak ada seekor katak pun di rumah. Tampak pintu
belakang rumah terbuka lebar. Katak itu telah pergi
menghilang.
Semut sangat kesal.
“Baiklah,
semua ini mengajarkan kita suatu pelajaran yang baik. Kita bisa mati hanya
karena menunggu katak untuk memperlakukan kita dengan baik.” Kata
banyak semut.
Ratu semut menjadi sedih. Bahwa katak tidak
menepati yang dia janjikan. Ratu semut kemudian mengencangkan ikat
pinggangnya di sekitar perutnya yang kosong kelaparan dan
mereka semua berjalan pulang ke rumah. Semua semut
lain melakukan hal yang sama untuk menahan lapar.
Sejak saat
itulah, ekor semut menjadi genting sebagaimana kita lihat. Sejak saat itu
juga bentuk mata katak menonjol keluar seperti yang kita lihat. Karena kaget
yang luar biasa. Sehingga semua katak memiliki mata besar, mata
melotot.
Rewrite.
Apero Fublic
Palembang,
9 April 2020.
Sumber,
Kutip dari buku:
Irene–Anne
Monteiro. Favourite Stories from Central Asia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Buku
ini menceritakan dongeng-dongeng dari Asia Tengah, dongeng ini menceritakan
sesuai dengan budaya masyarakat Asia Tengah, dengan budaya Islamnya.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment