Budaya Daerah
Mengenal Tradisi Malemang Atau Sedekah Rami di Kecamatan Sungai Keruh
Apero
Fublic.-
Sungai Keruh. Setiap wilayah di Indonesia memiliki beragam budaya-budaya.
Budaya tersebut diwarisi dari nenek moyang mereka yang diajarkan secara turun
temurun. Berikut ini kita akan mengenal suatu budaya masyarakat di Kecamatan
Sungai keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Yaitu budaya
malemang yang laksanakan oleh masyarakat setempat satu kali dalam setahun.
Kata
malemang berasal dari kata lemang. Awalan kata ma dalam bahasa Melayu berarti
melakukan sesuatu dengan menunjukkan masa waktu sedang dikerjakan. Kalau
diartikan secara bahasa kata ma-lemang berarti aktivitas membuat lemang. Lemang adalah
nama sebuah kuliner Melayu tradisonal yang berbahan ketan pulut atau padi
pulut.
Selain itu, sering juga lemang di buat dari Ketan Hitam. Ketan
hitam atau masyarakat menamakannya, padi arang. Karena jenis padi ini berasnya berwarna
hitam kemerahan layaknya arang. Bumbu kuliner, yaitu kelapa olahan, gula, gula merah. Alat yang digunakan untuk memasak daun pisang, dan bumbung bambu. Bumbung bambu
adalah potongan ruas bambu. Padi ketan atau Padi Arang setelah diolah dengan
bumbu. Dimasukkan kedalam bumbung bambu kemudian ditutup dengan daun pisang.
Dapat
juga dengan cara-cara lain. Ada juga lemang yang diberi garam yaitu, lemang rasa asin.
Cara memasak, dengan membuat sandarang memanjang terbuat dari kayu.
Kemudian wadah lemang yang terbuat dari ruas bambu setelah diisi bahan lemang di sandarkan. Lalu,
dinyalakan api yang besar di sekeliling lemang mentah. Sehingga dengan panas
api tersebut membuat lemang masak.
Kegiatan
malemang juga disebut masyarakat Sungai Keruh dengan istilah sedekah rami.
Sedekah adalah istilah penyebutan untuk memberikan sesuatu pada orang lain.
Dengan cara memasak makanan lalu diberikan atau mengajak orang-orang untuk makan. Kata rami berarti
bersama-sama atau beramai-ramai. Sedekah rami dapat didepenisikan suatu
kegiatan budaya masyarakat yang dilaksanakan secara bersama-sama tanpa
terkecuali oleh penduduk di suatu tempat. Dalam hal ini pada masyarakat Sungai
Keruh.
Lokasi
desa tempat penyelenggaraan kegiatan malemang atau sedekah rami berpusat di
Desa Kertayu, di Kecamatan Sungai Keruh. Sedangkan penduduk desa-desa lain yang
berada di Kecamatan Sungai Keruh datang berkunjung ke Desa Kertayu. Mengapa
demikian, karena Desa Kertayu terdapat sebuah keramat kepuyangan masyarakat
Sungai Keruh.
Ikatan sejarah dimana orang-orang Sungai Keruh adalah satu marga dan satu
keturunan dari kepuyangan tersebut, yaitu Puyang Dulu. Pemerintahan marga yang
sudah ada sejak zaman Kedatuan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, dan
Sampai dihapuskan semasa Orde Baru. Untuk identitas kepuyangan, ada yang menyebut nama Puyang, Tumanina. Pemerintahan marga bersifat genoalogis dan monarki. Baru pada zaman penjajahan Belanda Pemerintahan marga dirubah menjadi monarki.
Relevansi
sejarah tersebut berasal dari adanya keramat Puyang Dulu di Desa Kertayu. Namun sayang, keramat
yang seharusnya sebagai simbol budaya dan persatuan masyarakat. Berkembang
menjadi tempat syirik di tengah masyarakat. Kalau ada yang berkunjung sering
meminta-minta sesuatu. Sering juga orang-orang datang meminta togel, dan
sebagainya. Semoga tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah dapat
memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Tradisi
malemang atau sedekah rami dilaksanakan setelah panen padi usai. Dimana
masyarakat banyak mendapat hasil memanen padi ladang. Terutama padi ketan pulut
atau ketan hitam. Tradisi malemang dilaksakan pada antara bulan empat dan bulan
enam. Tergantung masa yang disesuaikan oleh tetua masyarakat dan kesepakatan
masyarakat.
Oleh.
Totong Mahipal
Editor.
Selita. S.Pd.
Foto. Dadang Saputra.
Sungai
Keruh, 22 April 2020.
Sy.
Apero Fublic.
Via
Budaya Daerah
Post a Comment