Mitos
Penyebab Orang To'po Tidak Mau Makan Daging Landak (Flores)
Apero Fublic.- Mengapa
Orang To'po Tidak Makan Daging Landak (Flores)???. Flores adalah sebuah pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Kata Flores berasal dari Bahasa Portugis yang berarti bunga.
Pada
mulanya, penduduk To'po, sebuah desa di Flores barat, sangat menyukai daging
landak, tetapi karena pengalaman Kraeng yang menyedihkan, keturunannya tidak
diizinkan untuk memakan daging landak atau berburu landak.
Kraeng
adalah kepala desa. Dia sangat menyukai daging landak dan dia tidak akan pernah
ketinggalan dan kesempatan untuk pergi berburu landak. Suatu hari dia pergi
berburu landak. Kali ini dia ditemani oleh seorang pelayannya dan dua ekor
anjingnya. Rencana mereka perburuan itu akan berlangsung selama beberapa hari.
Maka mereka membawa lebih banyak perbekalan daripada biasanya.
Setelah
berjalan jauh, mereka mencapai tempat tertentu di hutan tempat Kraeng mengira
sejumlah besar landak tinggal. Mereka menemukan sebuah lobang yang cukup besar
mirip gua.
"Nak,
katanya. Tidakkah menurutmu ini seperti lubang landak? Lihat! Ada lubang besar!
Dan Kraeng menunjuk ke lubang besar di bawah pohon.
"Tentu,
tuan. jawab pelayan itu. Seharusnya ada banyak landak di sini. Keduanya melihat
dengan hati-hati ke dalam lubang. Lubang itu cukup besar untuk dimasuki oleh
seekor anjing. Tentu saja di dalamnya gelap dan mereka tidak bisa melihat
apa-apa. Kraeng mengirim kedua anjing itu ke dalam lubang dan menunggu. Sudah
lama berlalu tetapi anjing-anjing itu masih tidak muncul-muncul.
"Sekarang
kamu turun, Nak!. Kraeng berkata kepada pelayannya setelah mereka menunggu
tanpa ada hasill untuk beberapa waktu. Tapi pelayan itu tidak mau memasuki lubang
dan menjawab.
"Aku
akan masuk setelah Anda, Tuan. Tidak pantas bagi seorang pelayan melangkah lebih
dulu dari tuannya.
Tanpa
curiga, Kraeng merangkak ke dalam lubang. Segera setelah dia berada di dalam
lobang landak itu. Hambah atau pelayannya yang jahat itu mengambil batu besar
lalu menutup pintu masuk lobang. Dengan demikian Kraeng terkurung di dalam lubang.
Mustahil dia dapat keluar kecuali terjadi keajaiban. Sementara Kraeng terus
masuk lobang. Kraeng, merasa lelah setelah merangkak menyusuri lubang yang
gelap itu. Mulai ada rasa khawatir dan mulai kehilangan keberanian.
Waktu
berlalu. Lubang itu tiba-tiba tampak melebar dan pada akhirnya Kraeng melihat
secercah cahaya. Mengumpulkan sisa tenaganya, dia berhasil mencapai ujung
lubang, yang menuju ke sebuah ruangan besar. Di sana ia melihat kedua anjingnya
tetapi tidak ada lubang landak. Saat ini dia merasa lapar dan ingat makanan
yang dia tinggalkan di luar. Di sakunya hanya ada dua buah pisang, yang
mengganjal rasa laparnya hanya untuk waktu yang singkat. Dia tidak berani
memikirkan apa yang akan terjadi dan menutup matanya dengan erat.
Ketika
Kraeng membuka matanya lagi. Dia melihat pemilik aula berdiri di depannya. Dia
tidak bisa menebak berapa lama dia berada di sana, karena dia kehilangan
kesadaran karena kekurangan makanan. Dia tidak bisa melihat apa siang hari atau
malam hari. Gelap, dan hanya ada cahaya dari lobang kecil yang mesuk.
Biasanya
landak adalah hewan pemalu. Begitu ada seorang manusia mendekati mereka, mereka
akan melarikan diri. Tetapi landak yang berdiri di depan Kraeng ini berbeda.
Dia tidak melarikan diri tetapi tetap dengan berani berdiri di hadapan kraeng
dan berkata-kata. “Mengapa kamu datang ke sini?.
"Aku
sedang berburu landak teman-temanmu. Menurutku ada banyak di sekitar ini. Tapi
sekarang aku sangat menyesal telah membunuh begitu banyak bangsamu. Aku berjanji
tidak akan memburuh landak lagi mulai sekarang. Aku meminta maaf kepadamu. Juga
meminta maaf untuk anjingku. Tolong bantu aku menemukan jalan keluar. Aku akan
memenuhi apa pun yang kamu inginkan.
"Yah,
jawab si landak. Memang, sudah banyak saudaraku telah mati karena kamu dan
wargamu. Sekarang kamu sendiri sedang menghadapi kematian disini. Apakah kamu
mau aku beritahu jalan untuk membantumu. Aku tidak akan membalas dendam atas
kematian teman-temanku. Aku mau membuat kesepakan denganmu. Aku akan memberi jalan
tetapi dengan syarat bahwa mulai sekarang Anda dan semuanya setuju untuk tidak
memburu kami lagi. Ujar Landak besar itu.
"Baiklah,
Aku akan menepati janjiku, landak. Kraeng berkata dengan tegas. Dan aku akan
melarang semua penduduk desaku dan keturunanku untuk membunuh bangsamu dan
memakan dagingmu. Kata Kraeng pada landak itu.
Sejak
saat itu, masyarakat Desa To’po di Flores tidak lagi memakan daging landak.
Memang daging landak sangat lezat dan hampir sama rasanya dengan daging rusa
atau kijang. Namun, perburuan yang terus menerus di seluruh Indonesia
menyebabkan populasi landak menjadi berkurang. Semoga dengan membaca cerita ini
tumbuh rasa cinta kita terhadap hewan-hewan di dunia ini. Mari, kita lindungi
hewan langka terutama landak.
Oleh.
Dra. S.D.B. Aman
Rewrite.
Apero Fublic.
Editor.
Selita. S.Pd.
Palembang,
7 April 2020.
Sumber. Dra. S. D. B. Aman. Folk Tales From Indonesia. Djambatan. Jakarta, 1995.
Sy. Apero Fublic
Via
Mitos
Post a Comment