kesenian
Ayu Faqiah. Se-Ikhlas Bunga
Apero
Fublic.-
Berpuisi akan membuat kita terhibur dan dapat menghibur orang-orang. Sebab saat
kita menulis puisi kita menggunakan perasaan yang terdalam dari hati kita.
Mulai dari pengalaman dan hal-hal yang kita hadapi.
Terkadang luka, kecewa,
bahagia dan gembira. Lalu kita gubah menjadi bait-bait puisi. Saat
itulah hadir kesamaan perasaan kita dengan perasaan orang lain. Sehingga mereka
juga terhibur dan berbahagia.
Puisi sangat baik untuk terapi kejiwaan dan
psikologis manusia. Kalau kamu marah, kalau kamu benci, kalau kamu sayang,
kalau kamu suka, cinta, gembira, menemui keindahan. Maka puisi atau syairlah
tempat yang paling tepat untuk melepaskan emosional kita.
AIR
JERNI
Bila
meradang dalam siang
Mentari
berterik menyinari bumi
Membuat
dahaga kita, membara
Terbayang
sudah, mereguk air kiranya
Air
terjun, air kelapa atau air sungai berbatuan
Madu
kiranya manis juga, pikir kita.
Tidaklah,
air jerni saja
Segelas
cukup rasanya
Sejuk
redamkan dahaga kita
Itulah
harapan dihari-hari terik
Aku
cari air putih jerni
Aku
ingin minum sepuasnya
Namun
hanya secangkir saja, cukup
Berbeda
saat terbayang dikala haus
Begitulah
kiranya nafsu, nafsu cinta
Tidaklah
sesejuk yang kita kira.
Aku
tunggu air jerni
Saat
Allah kirimkan hujan saja
Tiada
perluh berpeluh mencari-cari
Sebab
cinta tiadalah bernafsu api
Tapi
ibadah dan kasih sayangnya.
Air
jerni, air terindah saat haus.
Ibarat
jodoh yang kita tunggu.
SE-IKHLAS
BUNGA
Bunga,
Kau
sambut hari dengan ceria
Hujam
semalaman kau tetap mekar
Cerah
semalam pun kau tetap mekar.
Bunga,
Kau
begitu yakin dengan hari-harimu
Kau
begitu siap melewati takdir
Tak
sedikitpun terlihat khawatir dan takut
Meski
kau tahu,
Mentari
siang telah menunggu,
untuk membakarmu layu.
Bunga
Tak
pula kau dendam, pada seranga-serangga
Kau
berikan sari bungamu, manis
Lalu
mereka menjadikannnya madu dan makanan
Sedangkan
kau beranjak menjadi layu.
Bunga
Layulah
sudah kelopakmu
Mulai
jatuh dan berguguran
Kau
berubah menjadi biji dan bua
Semua
memakan dengan penuh bahagia
Tak
satupun yang mengingat kau bunga
Bunga
Aku
iri padamu
Ajari
aku menjadi sepertimu
Ihklas.
Oleh.
Ayu Faqiah
Editor.
Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Fotografer. Dadang Saputra.
Mungkin
puisi saya tidak bagus seperti puisi karya pujangga ternama. Tapi puisi ini aku
tulis dengan hatiku yang tulus. Aku mencoba menceritakan keadaan hatiku dan
harapan hidupku.
Semoga puisi ini menjadi inspirasi bagi yang membacanya. Saran
dan kritik yang membangun saya tunggu. Buat teman-teman yang suka berpuisi atau
menggubah syair.
Jangan dikubur di dalam buku harian atau buku catatan saja, ya.
Kirim ke Apero Fublic dan bagikan inspirasi hatimu pada kita semua. Kirim
melalui email redaksi. duniasastra54@gmail.com atau fublicapero@gmail.com.
Sy. Apero Fublic
Via
kesenian
Post a Comment