Berita Nasional
DEKRANASDA. Taman Rumah Adat Sumatera Selatan Berikarnasi Jadi Talang Tinggal
Apero
Fublic.- Meninjau keadaan Kota Palembang dalam masa pandemi virus korona. Bermaksud untuk mengisi laporan media. Kami menyempatkan diri melihat-lihat tempat wisata di Kota Palembang (29/4/2020). Salah satu tempat yang kami singgahi adaah taman wisata rumah-rumah adat se-Sumatera Selatan. Disini terdapat anjungan rumah adat setiap kabupaten yang ada di SUMSEL. ####
Kehidupan sosial berbangsa dan bernegara dihidupkan dengan produktifitas
masyarakatnya dan pemerintahannya. Pembangunan yang berkelanjutan adalah pokok utama dalam
mendorong tumbuh kembang kehidupan masyarakat. Namun, apa yang terjadi apabila pembangunan
tidak bersifat berkelanjutan dan tidak dapat mempertahankan hasil pembangunan. Timbul anggapan
yang menyatakan bahwa Indonesia bangsa yang pemalas. Lalu siapa yang pemalas,
rakyat Indonesia atau pemimpin-pemimpinnya.
Dalam
permasalahan ini, kami meninjau bagaimana keadaan Taman Wisata DEKRANASDA
di Jakabaring, Kota Palembang. Kami tidak tahu apakah tempat ini milik
pemerintah atau swasta. Milik rakyat atau milik negara. Keadaan taman rumah
adat ini sangat memprihatinkan. Penuh dengan ilalang dan rumput-rumput liar. Fasilitas pendukung terbengkalai dan akan hancur perlahan-lahan. Tidak ada lagi yang mau
berkunjung ke tempat wisata ini. Lebih mirip hutan belukar atau sebuah
talang yang ditinggal penghuninya.
Masih ingat lima tahun yang lalu. Taman Rumah-Rumah Adat Seluruh Kabupaten di
Provinsi Sumatera Selatan ini masih cukup asri, bersih, terawat. Berbeda dengan keadaan sekarang yang sudah sangat tidak terurus. Timbul pertanyaan di dalam hati? apa dan
ada apa disini. Bukankah setiap anjungan rumah adat mewakili satu kabupaten.
Bagaimana tatacara pengelolaan taman rumah adat ini. Apakah sudah semiskin itu
seluruh pemerintahan daerah se-Sumatera Selatan ini sehingga taman ini begitu
terbengkalai. Selain itu, banyak juga bangunan yang lain entah untuk apa terbengkalai jadi sarang hantu.
Apabila
ada tamu dari luar Sumatera Selatan tentu akan sangat memalukan apabila
menyaksikan Taman DEKRANASDA ini. Apabila tidak ada penangganan lebih lanjut.
Dalam waktu beberapa tahun kedepan taman ini mirip petalangan yang berada di
ujung sebuah pedusunan.
Semoga pemimpin yang terhormat dan yang bertanggung jawab utuk
menjalankan amanat dengan baik, memperhatikan. Berapa rupiah uang rakyat dibangunkan di Taman
Rumah Adat ini. Haruskah, DEKRANASDA hancur perlahan sia-sia tanpa terpelihara. Taman ini, dahulu menjadi tempat penelitian mahasiswa humaniorah, tempat belajar anak-anak jurnalistik. Tempat praweding pengantin atau objek fotografer. Tempat rekreasi warga kota dan pendatang. Tempat mengenal budaya seluruh Sumatera Selatan.
Wahai
pemimpin yang hidup enak dan damai di kantor yang nyaman. Cobalah sesekali mengunjungi
tempat-tempat yang perlu dan ambilah tindakan yang perlu. Coba kurangi sedikit
sifat feodalisme kalian. Cobalah sedikit berpuasa untuk mengecilkan perut
berlemak yang membuat malas. Agar dapat memimpin dengan baik. Atau menjalankan amanah dengan baik.
Kalian juga pasti tahu. Kalau rakyat membeli satu
bungkus garam atau satu bungkus terasi rakyat sudah mulai membayar pajak. Jadi mohon
bijaklah dalam membangun dan memelihara hasil bangunan. Kalau seandainya tidak dapat
memelihara. Lebih baik tidak usah membangun agar tidak sia-sia atau membubazirkan
uang negara. TMH.
Oleh.
Tim Apero Fublic.
Editor.
Joni Apero
Palembang,
2 Mei 2020.
Sy. Apero Fublic.
Via
Berita Nasional
Post a Comment