Sastra Kita
Namun dapat menyampaikan semua yang ingin kamu sampaikan. Surat Kita adalah sastra baru yang memuat beberapa unsur. Yaitu, unsur kritikan apabila kamu ingin mengkritik. Unsur perasaan apabila kamu ingin mengungkapkan perasaan.
Serta unsur apapun yang dapat mengekpresikan kehendak kamu. Kirimkan suratmu ke Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Kepada Yang Pernah Singga
Apero
Fublic.-
Surat Kita. Kepada yang pernah singgah di dalam hatiku. Dimana pun engkau
berada. Aku berharap kau baik-baik saja dan selalu sehat dan dalam lingdungan
Allah. Aku selalu berdoa untuk kebaikanmu dan kebahagiaanmu.
Buat
kamu yang pernah singga dihidupku. Aku ucapkan terimah kasih padamu telah mau
mampir walau tak menetap seperti harapan kita pertama kalinya. Banyak
pengajaran yang telah aku dapatkan. Aku menyadari sekarang bagaimana sedihnya
ketika harapan tidak dipenuhi. Aku mengerti ketika tunas muda yang dipatakan
itu, akan menetes getahnya. Pada patahan juga meninggalkan rasa perih. Tunas
yang terpetikpun akhirnya layu dan hancur. Tapi perlahan, tunas baru telah
bermunculan.
Buat
engkau yang pernah singga. Aku harap tidak ada dendam dan kecewa yang mendalam
diantara kita berdua. Aku akan mengenangmu sebagai sahabat yang baik. Tidak ada
yang diantara kita. Kita telah berbuat dengan usaha untuk membangun bangunan
cinta itu. Merencanakan indahnya masa depan bersama-sama. Namun, jalan
takdirlah yang memisahkan kita. Sehingga semuanya hancur dan berakhir tanpa
pernah terpikirkan oleh kita.
Awalnya
ada rasa sedih yang berkepanjangan padaku. Namun aku sadar sekarang, bahwa kita
memang bukan jodoh. Aku sadar, tidak sepantasnya aku merengek seperti
anak-anak. Memaksakan sesuatu yang seharusnya bukan milikku. Aku akui belum
dewasa, dan belum dapat menerimah. Aku bukan tulang rusukmu. Aku jodoh orang
lain, dan dirimu jodoh gadis lain.
Untuk
kamu yang pernah singgah. Jangan pernah mencoba mampir lagi untuk singga.
Cobalah mengerti dan kau pasti bisa berbuat untuk menjaga relung hati yang
mulai sembuh dari luka. Agar jangan lagi memetik tunas yang mulai tumbuh dengan
subur. Bukan aku mengunci hatiku, tapi ini adalah yang terbaik. Jangan kau buka
lipatan yang telah rapi itu. Butuh waktu untuk merapikannya kembali.
Aku
pun sekarang telah mengambil pengajaran yang baik. Aku tidak akan membuka pintu
rumah ini lagi hanya karena alasan cinta. Aku juga tidak akan mempersilahkan
laki-laki datang seorang diri. Hanya seorang bujangan yang ditemani walinya
barulah boleh mampir disini lagi. Pintu rumah itu, hanya dapat dibuka kembali
dengan ucapan dua kalimat syahadat.
Jangan
pernah marah padaku, atau marah pada bintang-bintang. Jangan juga merasa kesal
dengan ombak pantai yang pernah kita langkahi bersama-sama duluh. Semua terjadi
karena jalan takdir kita yang berbeda. Sehingga kita mengenal dan akhirnya
berpisah. Aku berdoa semoga engkau mendapatkan yang terbaik dari yang baik.
Berbahagialah dan kenanglah aku dengan senyuman. Seperti aku mengenangmu dengan
doa-doaku.
Untukmu
yang pernah singga. Dariku yang pernah terluka. Selamat jalan dan selamat
berpisah. Semoga suatu saat kita dapat berjumpa sebagai sahabat yang biasa.
Oleh.
Ayu Faqiah.
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra
Banda
Aceh, 1 Mei 2020.
Buat teman-teman semua apabila ingin mengirim surat tanpa alamat dapat mengirimkan suratnya ke Apero Fublic. Apero Fublic memiliki halaman khusus untuk berkirim surat tanpa alamat dan tanpa tujuan.
Buat teman-teman semua apabila ingin mengirim surat tanpa alamat dapat mengirimkan suratnya ke Apero Fublic. Apero Fublic memiliki halaman khusus untuk berkirim surat tanpa alamat dan tanpa tujuan.
Namun dapat menyampaikan semua yang ingin kamu sampaikan. Surat Kita adalah sastra baru yang memuat beberapa unsur. Yaitu, unsur kritikan apabila kamu ingin mengkritik. Unsur perasaan apabila kamu ingin mengungkapkan perasaan.
Serta unsur apapun yang dapat mengekpresikan kehendak kamu. Kirimkan suratmu ke Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Sy.
Apero Fublic.
Via
Sastra Kita
Post a Comment