Puisi
Puisi. Teruntuk Palestina.
Apero Fublic.- Kita semua tahu
tentang rakyat Palestina yang di jajah oleh Israel. Tanah mereka di rampas dan
Palestina akan mereka hapus dari peta dunia.
Keburukan rezim Israel ini telah
menyebabkan jutaan orang mengusi dan mati selama ini. Hal demikian telah menyebabkan ribuan anak-anak Palestina
menderita. Mereka tidak memiliki lingkungan yang baik untuk hidup.
Untuk aman
dan damai saat belajar dan bermain. Mereka menjerit dan menangis dalam
kesusahan tersebut. Kadang mereka menangis karena kelaparan dan perang.
JERITAN ANAK PALESTINA
Wahai
saudaraku,
Umat Islam
yang tak sedarah tapi seiman.
Kami
di sini mengalami.
Kesulitan,
Kesakitan,
Menderita,
Kehilangan tempat tinggal.
Wahai
saudara seagamaku.
Kini
negeriku hancur, rusak,
Bagaikan pohon yang tumbang
Kubutuh
penyemangatmu,
Wahai saudara seagamaku.
Kubutuh
kehadiranmu.
Untuk
membantu, menenangkan kegelisahan.
Dari
kemampuan diri yang begitu lemah.
TERDENGAR PILU PALESTINA
Bingar-bingar
terdengar di porak-porandakan.
Gemerinci
lonceng terdengar meriah.
Itulah
di ibaratkan.
Saat
peluruh menembus tubuh ini.
Terdengar
saat ledakan-ledakan,
Menghancurkan tempat tinggalku.
Saat
pasukan tegak berani,
Seraya berpesta dengan alat-alat
cangginya.
Menghancurkan
tanah airku.
Tanah
kelahiranku,
Tempat di mana
aku melihat,
Seperti inikah kejamnya dunia.
Terketuk
dalam hati ingin membantu.
Namun
apalah daya,
Ini hanya melihat berita dan berkata.
Kejamnya
negeri sebelah.
Sadis
memang sadis.
Itulah
sepenggal kata curhatan masyarakat palestina.
Sedih
menusuk kalbu.
Tak terasa air
mata pun terjatuh.
Oleh. Hamriani Beddu Dewi
Editor. Selita. S.Pd.
Fotografer. Dadang Saputra.
Palopo, 14 Mei 2020.
Terima kasih sudah mampir di halam puisiku. Buat
sahabat-sahabat yang ingin mengirim karya tulis ke Apero Fublic dapat melalui
email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Jangan biarkan karya terbaik kalian hanya tersimpan di
dalam buku catatan atau di komputer kalian saja. Publikasikan dan berilah
inspirasi pada semua orang. Orang bilang mungkin sastra tidak ada dampaknya.
Yang berkata seperti itu hanyalah manusia yang tidak bijak.
Apakah kalian tahu tentang puisi Aku yang di tulis
Chairil Anwar. Puisi itu mampu menggerakkan jiwa-jiwa pemuda Indonesia pada
zaman pergerakan dan perjuangan. Jangan ragu, melalui puisi dan karya sastra lainnya
kita dapat berdakwa dan membelah kebenaran.
Sy. Apero Fublic.
Via
Puisi
Post a Comment