Puisi
Rindu Hujan Diwaktu Kecil.
Apero Fublic.- Kita mengenal hujan sejak masa kecil. Sering kali diam-diam mandi air hujan. Sebab, apabila meminta izin untuk mandi air hujan. Pasti ibu, ayah, kakak tidak akan mengizinkan kita. Sewaktu kecil kita menganggap hujan adalah permainan.
Ibu kita khawatir kita akan sakit. Kalau sakit tentu akan ada akibatnya, seperti tidak dapat ke sekolah. Begitulah cara pikir mereka yang dewasa yang nantinya kita juga akan mengerti. Namun, masa itulah masah yang sangat indah bagi kita.
RINDU
HUJAN DIWAKTU KECIL
Waktu
hujan deras
Di
hari-hari ini.
Di
sepanjang jalan waktu.
Kita,
berlari dalam riang.
Sebab
hujan telah datang.
Doa
kita terkabulkan, siang ini.
Kita
bermain hujan lagi.
Hujan
telah datang
Aku
tahu ibu akan marah.
Aku
berusaha tidak untuk mandi hujan.
Tidak
berlari diantara hujan.
Tapi
hasratku, menjadi gagal.
Sebab
kalian selalu memanggilku.
Berlari,
menari, dan bermain air.
Kita
melompat digenangan.
Berteriak
dilengkingan perang.
Tertawa
bersama, berlari bersama, jatuh bersama.
Dunia
milik kita, mempesona.
Sekarang
sudah dewasa.
Saat
hujan berdiri di teras rumah.
Menatap
sedih dan rindu, menyapa hujan.
Dengan
tangan menggapai air hujan.
Yang
jatuh di teratak rumah.
Kita
tidak perna bermain hujan lagi.
Berbeda
dari dahulu.
Kita
bermohon agar tak kehujanan di jalan.
sekarang
waktu berbeda.
Dulu
dunia mimpi.
Sekarang
dunia nyata.
Hujan
pun telah berpinda.
Pindah
ke hati kita.
Lalu
hujan menetes, di mata kita.
Itulah
hujan kita sekarang.
Oleh.
Sadaria.
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Indralaya,
20 Mei 2020.
Buat semua yang mau mengirim karya tulis seperti puisi, cerpen, artikel, dongeng dan karya tulis lainnya. Kirim saja ke Apero Fublic melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com.
Sy. Apero Fublic.
Via
Puisi
Post a Comment