Fauna
MENGENAL: Migrasi Ikan Sungai Atau Ikan Mudik.
APERO FUBLIC.-
Indonesia merupakan adalah negara beriklim tropis, memiliki dua musim, hujan dan
kemarau. Musim hujan tiba menyesuaikan berakhirnya musim kemarau. Kalau musim kemarau agak panjang maka musim hujan akan mundur, kadang sampai bulan Desember akhir. Musim kemarau yang normal biasanya terjadi di awal bulan Juli sampai akhir Sepetember. Musim hujan pun tiba saat kemarau berakhir.
Saat hujan mulai turun normal, bunga-bunga pohon bermekaran. Penampungan air alam yang kering; lebung, paya, benca, bencani, anak-anak sungai, danau akan terisi air kembali. Aliran sungai-sungai menyatu dari terkecil sapai ke sungai Induk. Sungai Induk adalah sungai besar seperti sungai Musi dan sungai sedang bercirikan ebar badan sungai lebih dari sepuluh meter begitupun kedalamannya. Bersamaan dengan itu, induk-induk ikan yang bersembunyi di dalam lumpur, akar pohon, gambut, di danau besar dan sungai Induk akan mencari tempat melepas telur. Dalam bahasa daerah dinamakan Sumatera Selatan, ngempas telur.
Bubu beno; jenis bubu serba guna untuk semua jenis ikan. Bubu ini khas dan asli milik kerajinan masyarakat di Kecamatan Sungai Keruh, Musi Banyuasin.
Sementara induk-induk ikan dari ribuan jenis ikan telah memuntahkan telur mereka. Larva anak ikan muali hidup di sisi-sisi danau dan sungai Induk atau di rawa-rawa berair tenang. Hujan terus turun dan banjir renah sudah terjadi beberapa kali dalam sebulan. Saat anak-anak ikan memerlukan tempat pembesaran maka akan mencari sisi lain dari tempat mereka ditetaskan. Saat itulah mulai terjadi migrasi anak ikan ke sungai-sungai dan nantinya akan tersebar saat banjir renah terjadi.
Pertama, antara bulan November dan Desember terjadi migrasi ikan jenis ikan berbentuk bulat panjang yang dinamakan masyarakat lokal, mukus. Sementara ikan sejenis mukus yang ukuran lebih besar dinamakan akar pisang. Ikan mukus dan akar pisang melakukan migrasi ke hulu sungai dalam gerombolan besar. Iringan migrasi ini bergumpal-gumpal panjang seperti pohon kelapa yang mencapai satu kilo meter.
Penduduk setempat akan mengetahui kalau ikan mukus dan ikan akar pisang telah mudik. Mudik artinya bergerak ke arah hulu, yang sekarang kita artikan migrasi. Penduduk beramai-ramai menangkap ikan mukus dan akar pisang yang bergumpal seperti ikan teri. Duduk di tepi tebing sungai menunggu dengan tangguk, alat tangkap ikan tradisional dari anyaman rotan. Sekarang tangguk ikan mukus sudah digantikan tanggu plastik atau tudung nasi. Setelah mudik secara bergerombol ikan mukus akan mudik secara beransur-ansur sampai akhirnya migrasi bercampur dengan jenis ikan bunge atau ikan bersisik.
Memasuki bulan Januari hujan terus bertambah sering. Bersamaan itu juga dari bulan Januari sampai bulan April akan terjadi migrasi jenis ikan bersisik. Ukuran ikan bersisik sebesal jari kelingking dan paling besar seukuran jari tangan. Cara migrasi sama seperti ikan mukus, berenang bergerombol di sisi tebing sungai. Kadang gerombolan membentuk seperti batang pohon mencapai satu kilometer. Penduduk akan memasang bubu untuk menangkap ikan mudik.
Sehingga masa lalu setiap seratus meter sungai ada pepa bubu. Pepa bubu bangunan seperti pagar melintang di dalam sungai dari tebing ke tebing lalu ditutup dengan dedaunan pohon. Kemudian bubu di pasang, satu pepa bubu biasanya dipasang sepuluh buah bubu dan kadang lebih. Itulah dinamakan, musim ikan mudik. Semua masyarakat panen ikan dan mereka banyak membuat ikan asin, pede (permentasi ikan), ikan salai dan di jual.
Migrasi ikan tidak bersisik atau masyarakat menyebutnya ikan sae. Juta terjadi sama seperti ikan mukus dan ikan mudik. Tapi migrasi ini jarang terlihat, sebab jenis ikan bersisik berenang di bawa permukaan. Masyarakat mengetahuinya dari ikan-ikan yang masuk bubu mereka. Saat semua bubu mereka penuh oleh ikan tidak bersisik. Mereka tahu ikan sae telah melakukan migrasi juga. Migrasi ikan sae terjadi dari bulan Februari sampai akhir bulan April.
Ikan mudik, baik ikan jenis ikan mukus (berbentuk panjang bulat), ikan bunge atau ikan bersisik, ikan sae atau ikan tidak bersisik. Terus melakukan migrasi sampai bulan Mei. Tapi migrasi sudah di bawa permukaan. Karena masa ini ukuran ikan sudah cukup besar, bukan lagi anak ikan. Saat ini, masyarakat yang memiliki lasatan akan panen besar. Lasatan alat tangkap ikan tradisional besar yang dibuat dari bila-bila bambu. Daya tangkap menggunakan arus deras dimuara pepa lasatan. Ikan-ikan akan terjebak pada lantai bila-bila bambu yang dibuat bidang miring.
Ikan migrasi atau ikan mudik merupakan siklus alam yang terjadi setiap tahun. Anak-anak ikan akan tersebar di serata penampungan air alam. Manusia dan hewam pemakan ikan akan bersiap memanen ikan yang dipelihara oleh Tuhan tersebut. Manusia tidak memberi pakan, tidak megatur irigasi, tidak membeli bibit ikan. Manusia tinggal tangkap saja. Namun, masyarakat kita tidak bersyukur dan bodoh. Rahmat yang berlimapa ini hancur oleh masyarakat sendiri. Masyarakat kita merusak siklus itu dengan cara; meracuni sungai dengan racun insektisida, potas, setrum diesel, setrum listrik dan tuba. Sesungguh, kita tidak perlu repot dalam hal ini. Cukup melestarikan Sumber Daya Sungai, kita akan swasembada ikan, kerang, udang, kepiting, siput dan lainnya.
Ikan mudik jenis ikan bunge (bersisik)
Saat ini, ikan mudik atau migrasi ikan sudah terganggu siklusna di setiap tempat dimana masyarakat suka meracuni sungai-sungai dengan racun insektisida dan potas. Ikan mudik tinggal kenangan untuk mereka yang lahir tahun 1990 kebawa. Untuk generasi yang lahir di atas itu tidak mengenal lagi dan tidak pernah melihat migrasi ikan ke hulu.Mari kita jaga Sumber Daya Sungai kita; mulai dari sempadan sungai, tidak meracuni ikan. Kalau tidak diracuni kita akan memenen ikan sepanjang tahun dan sepanjang hidpu kita. memelihara pohon rengas yang tubuh di sisi tebing sungai, dan menanam bibit pohon rengas di sisi tebing sungai-sungai kita. Belum lagi menghadapi perubahan iklim dunia dimana siklus hujan sudah berubah. Sungai merupakan sumber kehidupan, disana kita bisa makan dan memunculkan mata pencaharian; nelayan sungai.
Daftar Kata:
Benca: Berbentuk memanjang seperti selokan dan bermuara ke anak sungai. Dialiri air jenih dari mata air di bawah-bawa pepohonan. Bencani: Berbentuk bulat, persegi panjang dengan ukuran satu meter sampai lima meter persegi. Paye/paya; berbentuk seperti kanal, berair dangkal. Akan penuh air saat banjir renah dan hujan lebat. Lebung: berbentuk seperti danau tapi ukuran lebih kecil dari danau. Banjir renah: Banjir alami di sepanjang aliran sungai dan sekitar dimana terdapat banyak penampungan air alam; anak sungai, lebung, paya, bencani, benca. Renah: Tanah yang selalu menjadi lokasi banjir alami atau bahu sungai. Tanah renah merupakan bagian dari badan sungai.
Oleh.
Joni Apero
Palembang.
1 Juli 2020.
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Sy. Apero Fublic.
Via
Fauna
Post a Comment