Berita Nasional
DISPORA Palembang : Harusnya Para Pesepeda Dikasih Apresiasi
Apero
Fublic.- Palembang. Saat ini bersepeda menjadi trend di
kalangan masyarakat, khususnya dikota Palembang. Para gowesers (sebutan bagi
para pesepeda) kini menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, dimasa pandemi ini,
masyarakat memiliki ide untuk menjaga kesehatan dengan cara bersepeda.
Menurut
Ahmad Zazuli, kepala Dinas kepemudaan dan olahraga kota Palembang. Trend Ini
sangat bagus. tapi, para pesepeda harus mengikuti protokol kesehatan dan jangan
berkumpul setelah menjalani aktifitas bersepeda. “Untuk para pesepeda, protokol
kesehatan harus dijaga. Seperti jaga jarak, dan jangan berkumpul. Cukup gowes
saja.” ucapnya, saat ditemui tim Apero Fublic Pers.
Ia
pun mengatakan, Bahwa ini langkah yang tepat untuk para pesepeda. Ia berharap,
agar bersepeda menjadi tradisi masyarakat khususnya kota Palembang.
“Alhamdulillah, kami harap gowes ini tidak hanya sementara, tapi menjadi
tradisi masyarakat khususnya masyarakat kota Palembang.” Jawabnya.
Untuk
sarana para atlet sepeda di kota Palembang, menurut anak ke 3 dari 5 bersaudara
ini mengungkapkan. Hampir tidak ada di Palembang, karena tidak adanya sarana
seperti velodrom untuk para atlet sepeda. “Sarana untuk atlet sepeda hampir
tidak ada di Palembang. Karena tidak adanya sarana velodrom disini. Di
Palembang hanya ada road bike, atau sepeda balap jarak jauh yang tidak
membutuhkan sarana khusus.”katanya.
Sempat
beredar kabar tentang adanya pajak untuk para pesepeda. Menurut Ahmad Zazuli,
para pesepeda harusnya dikasih apresiasi bukannya dikenakan pajak. Karena, para
pesepeda membantu menjaga kualitas udara dan bisa mengurangi polusi. “Menurut
saya pribadi tidak efektif tentang beredar kabar akan diadakannya pajak bagi
para pesepeda. Tapi, kalau harus dibuat aturan bahwa pesepeda itu wajib
mengikuti rambu-rambu lalu lintas, itu sih oke. Karena sepeda itu dipakai oleh
semua umur.”ungkapnya.
Pria
yang lahir tahun 1969 ini mengatakan. seharusnya para pesepeda ini dikasih
apresiasi. Karena pesepeda ini membantu meningkatkan kualitas udara dan
kesehatan. “Harusnya, para pesepeda kita kasih apresiasi. Seperti contoh, para
pegawai yang tidak menggunakan kendaraan bermotor dikasih intensif sebagai
bentuk apresiasi, seharusnya seperti itu kalau kita mau.”tuturnya.
Lulusan
dari FISIP UNSRI (Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Sriwijaya)
ini menambahkan, trend gowes harus kita dukung untuk jangka panjang. Jangan
dikasih pajak, harus kita apresiasi dan kita fasilitasi. “Seperti di Swedia,
para pegawai yang tidak menggunakan kendaraan bermotor justru mendapatkan
intensif, bukan dikenakan pajak. Karena setiap kebijakan tujuannya untuk jangka
panjang, idealnya harus jangka panjang. Jangan kita berpikir para pesepeda ini
banyak lalu dijadikan uang. Harusnya kita berpikir, jika semua orang bersepeda,
tingkat udara bersih jauh lebih baik, dan harusnya kita berpikir seperti itu.
Bagaimana caranya, agar semua orang bersemangat untuk bersepeda dan berjalan
kaki, khususnya di kota Palembang. Ya, caranya dengan membuat sarana yang
nyaman untuk para pejalan kaki dan para pesepeda.”tambahnya.
Kepala
DISPORA Palembang ini berharap, agar bersepeda ini tidak hanya menjadi sebuah trend,
tapi menjadi kesadaran masyarakat, bahwa pentingnya berolahraga. Dan jika ini
berlanjut, pihak pemerintah harus siap memfasilitasi para pesepeda agar tidak
melanggar aturan rambu lalu lintas. “Harapan kami, para pesepeda meningkat, dan
bahwa kesadaran masyarakat untuk bersepeda itu memang benar-benar kesedaran
dari masyarakat dan tidak hanya sekedar mengikuti trend. Yakinlah, jika hanya
mengikuti trend, gowes ini akan bertahan setidaknya kurang lebih 1 bulan. Tapi,
jika ini dari kesadaran masyarakat bahwa pentingnya hidup sehat, Mudah-mudahan
bisa berlanjut. Dan tinggal pihak pemerintah bagaimana caranya memfasilitasi
para pesepeda, jangan sampai para pesepeda menganggu rambu lalu lintas. Jika
ini menjadi kebutuhan masyarakat, pemerintah dalam hal ini harus siap. Paling
tidak rambu-rambu untuk para pesepeda, dan peraturan daerah tentang pesepeda harus
tepat.” Tutupnya.
Oleh. Adi Putra
Pratama.
Editor.
Desti. S.Sos.
Fotografer.
Dadang Saputra.
Palembang. 2 Juli 2020.
Foto: Gedung Dinas Kepemudaan Dan Olahraha Kota Palembang.
Foto: Gedung Dinas Kepemudaan Dan Olahraha Kota Palembang.
Sy. Apero Fublic
Via
Berita Nasional
Post a Comment