Puisi
Puisi: HUJAN BELUM REDA
Apero Fublic.- Puisi
sebagai media terapi kejiwaan akan sangat efektif menjadi pengobat jiwa.
Berpuisi mampu meredam amarah yang besar dan mampu menyembuhkan luka hati.
Puisi hadir menggelora dengan segenap hati sang penyair.
Apabila kamu menghadapi masa yang
tersulit dalam hidupmu. Ungkapkanlah dengan puisi agar kamu tidak tergerak
berbuat negatif. Puisi dapat menjadi teman curhat dan mendengarkan curahan hati
dengan baik. Puisi selalu diam dan menerima apa yang kita tulis, kita katakan
padanya.
HUJAN
BELUM REDA
Hujan belum reda.
Bait tetes seolah hati bergema menjalar
di jiwa.
Hujan ini belum lagi reda.
Menggambarkan rindu yang menua.
Hujan ini belum lagi reda.
Dalam hati kusebut nama.
Setetes demi setetes alangkah indah
bila reda.
Hati berbisik liri namun engkau
takmengerti,
Candu menjelma menjadi rindu, tak sempat
kubelai rambutmu.
Kutuliskan sajak agar nampak daun cinta.
Hujan belum lagi reda.
Kau paksa aku dengan yang tak ku-duga.
Hujan ini belum lagi reda.
Nampak srigala diburu oleh domba.
Hari yang fana taksempat berjumpa kedua
kalinya.
Tetaplah semangat mengejar cita-cita.
Hujan belum lagi reda.
Serupa ketukan palu menggetarkan jiwa.
Pelebur sukma,
Bukan karna dia yang ada di balik
jendela.
Tapi rindu yang terselip di ranting
dada.
Maafkan anakmu yang belum tiba.
Maafkan anakmu asyik melukis jingga.
Tapi ayah bunda tetap satu denyutan
nadi.
Oleh.
Medikal Rohim
Editor. Desti. S.Sos.
Fotografer. Dadang Saputra
Palembang, 13 Juli 2020.
Buat sahabat-sahabat yang ingin
mempublikasikan karya tulis. Seperti puisi, syarce, surat kita, cerpen,
dongeng, legenda, mitos, cerita kita, jurnalisme kita, artikel, dan sebagainya.
Kirim karya Anda melalui email redaksi fublicapero@gmail.com atau duniasastra54@gmail.com
atau whatsApp 081367739872. Jangan melanggar UU IT dan Hak Cipta Republik
Indonesia. Apero Fublic tidak bertanggung jawab atas konten tapi hanya sebatas
pempublikasi.
Sy.
Apero Fublic.
Via
Puisi
Post a Comment