Angklung Kita: Seniman Jalanan Pelestari Alat Musik Tradisional
Apero
Fublic.-
Sekayu. Seniman jalanan adalah salah satu bentuk seni terindah di Indonesia. Para
pelaku seni jalanan hidup dengan kreativitas mereka dalam bertahan hidup. Bukan
soal uang, namun jiwa senilah yang menggerakkan mereka dalam berusaha. Bagi
seorang seniman, seni adalah jalan hidup mereka. Tidak heran kalau kita
menyaksikan semangat hidup yang tinggi pada mereka.
Mungkin
kamu pernah bertemu dengan sekelompok anak muda yang memainkan musik seiring berjalan.
Suara musik yang merdu dengan alunan yang menggebu-gebu. Membuat para pendengar
menjadi tertarik dan terpukau. Kelompok seniman jalanan selalu mengadakan pertunjukkannya
di sepanjang jalan. Kita sebut saja kelompok seni mereka dengan, “Angklung Kita.
Di
sebut dengan Angklung Kita karena musik mereka untuk semua kalangan masyarakat
saat mereka berlalu membawakan musiknya. Kelompok seniman jalanan Angklung
Kita, terdiri dari beberapa peran. Pertama pemain angklung, pemukul dram atau
gendang dan seorang bertugas menerima apresiasi warga seikhlasnya.
Sedikit mengenai alat musik tradisional angklung. Angklung berasal
dari daerah Sunda, Provinsi Jawa Barat. Alat musik yang terbuat dari bambu ini
dimainkan dengan cara digoyang. Dari benturan-benturan bambu itulah
menghasilkan suara yang khas dan unik tapi merdu.
Kami
menjumpai kelompok seniman jalanan Angklung Kita di Kota Sekayu. Seorang pemain
angklung, Kasnuri (30) mengungkap sedikit cerita (25/8/2020). “Kami menyukai
musik Bang. Mencari rezeki halal dan menyalurkan hobi. Yang paling kami sukai
adalah mengenalkan alat musik tradisonal kita, Angklung pada masyarakat luas.
Agar masyarakat tahu bagaimana merdunya suara angklung. Betapa kayanya
kebudayaan bangsa kita, Indonesia. Jelasnya.
Dalam perbincangan kami, mereka juga menjelaskan agak sulit mencari pekerjaan di daerah asal. Sehingga bersama-sama teman-teman membentuk kelompok seniman jalanan ini. Harapan mereka semoga masyarakat selalu mencintai alat musik tradisional angklung serta keberadaan angklung tetap lestari. Sebagai warisan budaya nenek moyang bangsa kita.
Oleh.
Padli, S.Pd.
Editor.
Desti. S.Sos.
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Sekayu,
25 Agustus 2020.
Sy. Apero Fublic.
Post a Comment