Berita Bahasa Melayu 700 Tahun Lalu.
Banyak yang beranggapan bahasa Indonesia adalah bahasa yang baru muncul. Berpatokan pada Sumpah Pemuda atau saat Indonesia merdeka di tahun 1945. Bahkan orang-orang yang memiliki panatisme kesukuan.
Menganggap Bahasa Indonesia bukanlah Bahasa Melayu yang telah digunakan nenek moyang orang Indonesia sejak dahulu. Dimana Bahasa Melayu digunakan untuk bahasa perhubungan, perdagangan. Baik berhubungan dengan orang asing atau sesama orang Indonesia.
Mereka tidak menyadari kalau bahasa Melayu telah digunakan di pasar, bahasa resmi Kerajaan, penyebaran agama-agama, dan komunikasi antar daerah dan asing.
Perubahan
nama bukan berarti; kosa kata, sistem bunyi, kalimat, dan tatabahasa juga semua ikut
berubah. Alasan perubahan nama bahasa untuk menyatukan bangsa Indonesia yang tidak tahu kalau
mereka sesunggunya satu ras yaitu Austronesia.
Mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa lingwapranca di Asia Tenggara dan terkhusus di Indonesia. Karena peradaban awal orang Indonesia terletak di Palembang-Jambi zaman Kedatuan
Sriwijaya. Diikuti zaman berikutnya Bahasa Melayu menjadi bahasan penyebaran Agama Islam. Dengan demikian, dialog bahasa Melayu Sriwijaya yang berkembang ke seluruh Asia
Tenggara dan Indonesia. Kurang lebih 600 tahun hagemoni Kedatuan Sriwijaya. Sehingga budaya Kedatuan Sriwijaya tersebar di Asia Tenggara.
Nama Indonesia baru muncul diakhir abad ke 19 Masehi. Sebelum terbentuknya Negara Indonesia. Sebelum merdekanya Brunaidarussalam dan Malaysia. Bahasa kita di kenal dengan nama Bahasa Melayu. Buku tatabahasa semasa Kolonial Belanda yang diterbitkan Balai Pustaka di tahun 1917, berjudul "Buku Tatabahasa Melayu."
Belum ada nama Bahasa Indonesia. Saat sumpah pemuda baru dirubah nama Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia.
******Pada
tahun 1522 Masehi, kosakata Bahasa Melayu yang menjadi pegangan orang Eropa
dikumpulkan oleh penjelajah Bangsa Italia, bernama Antonio Figafetta. Dia
bergabung dengan Magellan dalam pelayaran mengelilingi dunia. Magellan kemudian
tewas di tangan prajurit Lapulapu di pedalaman Pulau Filipina.
Beruntung
Antonio Figafetta dan sisa awak kapal masih dapat menyelamatkan diri. Mereka
akhirnya tiba di Brunai, dan pulangnya dibekali dengan cengkeh Tidore. Di dua
kerajaan Melayu (Brunai-Tidore) Pigafetta mengumpulkan daftar kata Bahasa
Melayu, dan terjemahan kedalam Bahasa Italia. Kemudian daftar kata diterbitkan
dalam Bahasa Latin-Melayu dan juga versi Bahasa Prancis-Melayu.
Kalau
kita ukur, bahasa Melayu dikumpulkan di daerah yang sangat jauh berjarak
sekitar 2000 kilomter jauh di Benua Eropa. Hal demikian karena Bangsa Eropa
tahu kalau betapa pentingnya Bahasa Melayu untuk kepentingan mereka di Asia
Tenggara. Ada ungkapan pelaut Eropa, “Kalau kamu mengerti Bahasa Melayu, kamu
tidak ada tersesat di Asia Tenggara.”
Sangat menakjubkan sekali kata-kata dan kalimat Bahasa Melayu dalam kurun waktu 700 tahun lamanya masih belum begitu berubah. Tapi justru semakin baik dan tersusun rapi. Sampai sekarang masih digunakan di Asia Tenggara. Berikut contoh kalimat Bahasa Melayu (Indonesia) pada abad ke 15 Masehi.
Bahasa
Melayu Tahun 1522.
Apenamaito?
Tida
taho.
Sudah
macan?.
Berapa
bahasa tan?.
Bahasa
Melayu (Indonesia) 1997.
Apa
nama itu?.
Tidak
tahu.
Sudah
makan?.
Berapa
bahasa tahu?.
Selain
itu, sajak berirama dari abad ke 16 Masehi yang memperingati kematian Dom Paulo
da Gama, Kapten dari Malaka pada pertempuran laut pada tahun 1533. Sajak kemungkinan
ditulis oleh orang Melayu sekutu Portugis atau orang Portugis yang menguasai
Bahasa Melayu. Berikut adalah cuplikannya.
Bahasa
Melayu 1534 (Kurang Lebih).
Capito
D. Paulo
Baparam
de Pungor.
Anga’
dia malu.
Sita
pa tau dor.
Bahasa
Melayu (Indonesia) 1997 terjemahan versi pertama.
Kapitan
Dom Paulo.
Berperang
di Pungur.
Ngak
dia malu.
Setapak
tan undur.
Berikut
ini terjemahan versi kedua oleh Linehan (1951) yang menterjemahkan sajak
tersebut secara akurat .
Kapten
Dom Paulo.
Berperang
di Pungor.
Dia
tidak mau mederita malu.
Bukan
jalan dia berikan untuk mundur.
Kata
Melayu tersebut seperti Ondor/undur masih digunakan di pedalaman Sumatera
Selatan. Kata Ondor/undur berarti mundur, pergi, menjauh. Untuk kata angga’
masih melekat pada masyarakat Melayu Jakarta (Betawi). Kata angga’ atau
enggak saat ini dikira atau dianggap kata dalam Bahasa Indonesia gaul.
Tapi
sebenarnya kata angga’ atau enggak adalah kata dalam Bahasa Indonesia
kuno. Mungkin kamu pernah mengirim pesan ke sahabat kamu dengan tulisan engga’
dengan tanda koma di atas. Itu kata kuno bahasa kita. Tapi kamu harus bangga,
itu menandakan kalau bangsa Indonesia sudah ada sejak lama, sejak dahulu, sejak
purba.
Informasi-informasi
lain misalnya tentang Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia datang dari Kerajaan
Ternate. Pada tahun 1521 dan 1522 Sultan Abu Hayat, raja kecil dari Ternate.
Kesultanan yang kuat dalam pandangan Tidore. Pada masa itu dimana Pigafetta
mengumpulkan daptar kosa kata Bahasa Melayu.
Antonio
Figafetta mengirim surat ke Raja Portugal tentang intrik politik dan peperangan
di kepulauan Maluku. Mereka dalam surat-surat diplomatik dan bahasa resmi
adalah Bahasa Melayu. Menggunakan aksara Arab Melayu atau Aksara Jawi. Kata
Jawi adalah semacam kesatuan para ulama di Asia Tenggara. Banyak juga yang
mengartikan kata Jawi dengan Nusantara, istilah Islam.
Selain itu, Bahasa Melayu juga digunakan untuk menulis karya sastra dan karya ilmiah ulama-ulama Nusantara. Dari Aceh, Palembang, Riau, Johor, Patani Darussalam di teluk Siam yang sekarang menjadi bagian dari negara Thailand, di Mataram (NTB), Banten, di Kalimantan, Sulawesi, Sulu, Filifina. Serta penterjemahan kitab-kitab bahasa Arab ke Bahasa Melayu.
Demikian, berita 700 tahun lalu tentang Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia. Jauh lagi, pada prasasti-prasasti peninggalan Sriwijaya abad ke 7 sudah memakai Bahasa Melayu kuno.
Post a Comment