Hikayat Merpati Mas dan Merpati Perak. Sastra Klasik Nusantara.
Raja
Syahriyuna mempunyai saudara laki-laki bernama, Bujangga Tala. Tapi sudah lama
berpisah. Karena semasa muda mereka berselisi paham. Sehingga Bujangga Tala
pergi merantau ke negeri Purani. Hidup bersama istrinya Sekar Arum di Kampung
Kanca Manis di negeri Purani. Yang dipimpin Raja bernama Sunca Rama.
Bujangga
Tala sekarang hidup sederhana dengan usaha mandiri. Bujangga Tala memiliki dua
anak laki-laki kembar yang tampan. Bernama Merpati Mas dan Merpati Perak. Dinamakan
demikian, sewaktu istrinya Sekar Arum hamil, dia mengidam daging merpati. Bujangga
Tala mencari daging merpati. Dia bertemu dengan Raja Merpati yang dulu memberinya
dua iris daging merpati.
Sejak
kecil Merpati Mas dan Merpati Perak dididik dengan baik. Seperti ilmu pengetahuan
tentang moral, budi pekerti dan keperwiraan (beladiri). Keduanya anak yang
cerdas sehingga mudah memahami dalam belajar. Mereka juga patuh pada kedua
orang tuanya. Setelah dewasa keduanya meminta izin untuk mencari nafkah sendiri.
Sebab keduanya prihatin dengan kesulitan kedua orang tuanya.
Keduanya
pergi ke hutan dan berburu. Hasil perburuan mereka jual ke kota. Sehingga sering
dibeli orang-orang istana termasuk keluarga raja. Hasil uang mereka berikan
pada kedua orang tuanya. Waktu demi waktu karena diburuh terus-menerus hewan di
hutan mulai langkah. Oleh sebab itu, keduanya memutuskan untuk menjual jenis
burung saja.
Di
negeri Purani, Raja Sunca Rama memiliki seorang putri yang cantik. Namanya Sari
Rasmi, berwatak yang lemah-lembut dan baik tingka lakunya. Setiap kali Merpati
Mas dan Merpati Perak menawarkan burung-burung dagngannya disekitar istana.
Putri
dan dayang istana selalu membelinya. Waktu berlalu, putri Sari Rasmi memperhatikan
pemuda penjual burung tersebut. Dia akhirnya merasa suka dengan Merpati Mas dan
Merpati Perak. Putri ingin sekali mengetahui asal usul kedua pemuda penjual
burung itu.
Perhatian
tuan putri disambut oleh Merpati Perak. Sering keduanya beradu pandang mata
menandakan suka. Suatu hari, putri bertanya pada keduanya tentang mereka. Merpati
Mas mengaku kalau mereka saudara kembar yatim piatu yang tinggal di hutan. Pekerjaan
mereka setiap hari memikat burung-burung di hutan, lalu dijual ke kota
raja.
Mendengar
itu, tuan putri Sari Rasmi menawarkan pekerjaan. Mereka akan ditempatkan di
lingkungan istana dengan pangkat yang tinggi. Keduanya meminta waktu untuk
berpikir. Sepulang dari istana, keduanya menceritakan pada kedua orang tua
mereka. Oleh Bujangga Tala dan istrinya tidak mengizinkan. Karena keduanya masih
terlalu muda, suatu saat akan berperang dan membunuh rakyat tidak berdosa.
Suatu
ketika, raja negeri Sunca Rama mengadakan sayembara adu ketangkasan (bertanding
silat). Jalan pertandingan, Merpati Perak memperoleh kemenangan. Raja Sunca
Rama menitahkan untuk menghadapnya. Merpati Perak ditemani Merpati Mas
menghadap raja.
Raja
mengagumi budi pekerti dan sopan santun keduanya. Lalu menawarkan pekerjaan
pada keduanya. Mereka menolak dengan rendah hati. Raja yang baik itu tidak
murka. Merpati Perak dianugerahi Bintang Kehormatan Kerajaan, sehingga dia
dapat keluar masuk istanah dengan sesuka hatinya.
Beberapa
waktu kemudian, Merpati Perak rindu dan ingin berjumpa dengan putri Sari Rasmi.
Meminta Merpati Mas untuk menemaninya menemui putri Sari Rasmi. Entah apa yang
terjadi saat keduanya mau masuk istanah tidak diizinkan penjaga gerbang
Istanah. Walau Merpati Perak sudah menunjukkan bintang anugera raja.
Terjadilah
pertarungan dengan pasukan penjaga gerbang. Penjaga gerbang istanah kalah.
Salah satu diantara melapor kepada mentri. Mentri kemudian menghadap raja Sunca
Rahma. Dari kejadian tersebut rupanya telah terjadi kesalahpahaman. Raja memerintahkan
agar menangkap Merpati Perak dan Merpati Mas.
Akhirnya
keduanya dapat ditangkap dan dipenjarahkan. Tanpa disidang, Raja marah dan
bersiekeras memenjarakan keduanya walau mereka telah menjelaskan kesalahpahaman
tentang kejadian tadi. Dalam waktu cukup lama barulah Merpati Mas dan Merpati
Perak dibebaskan. Atas permintaan putri Sari RaSmi.
Sementara
itu, di negeri Banduburi terjadi musibah, terjadi bencana banjir besar. Seluruh
rakyat tewas terhantam air bah besar. Istanah raja negeri Banduburi, perkotaan,
dan pemukiman rakyatnya musnah. Yang tersisa hanya Raja Syahriyuna, putri
Budiwangi dan dua dayangnya.
Putri
dan dua dayangnya masuk kedalam kerang raksasa ajaib, peninggalan nenek moyang
mereka. Sedangkan Raja Syahriyuna hanyut tersangkut di pepohonan lalu
diselamatkan burung Merak Mas peliharaan Putri Budiwangi dahulu. Kemudian Raja
Syahriyuna menjadi seorang pertapa.
Negeri
Banduburi sekarang seperti padang yang luas tanpa pepohonan. Burung Merak Mas
terbang berputar kesana kemari mencari pertolongan ke negeri tetangga. Merak
Mas mengadakan sayembara. Sayembara berbunyi “barang siapa yang dapat
mengangkat kerang raksasa dari dasar kolam akan menjadi suami Putri Budiwangi.”
Semua
pemuda mengikuti sayembara namun tidak ada yang mampu mengangkat kerang raksasa
dari kolam dimana putri berada. Merpati Mas mendengar tentang sayembara
tersbeut. Dia ikut mengikuti sayembara, dan dia berhasil mengangkat kerang
raksasa.
Saat
putri Budiwangi keluar dari dalam kerang. Semua pemuda menjadi terpesona dengan
kecantikannya. Sehingga para pemuda tersebut berusaha merampas Putri Budiwangi
dari Merpati Mas. Merpati Mas kembali memasukkan Putri Budiwangi ke dalam kerang
sehingga mereka tidak berdaya mengganggunya. Setiap malam tiba Putri Budiwangi
dan Merpati Mas bertemu. Keduanya sekarang saling mencintai.
Saat
pulang Merpati Mas dan Merpati Perak menceritakan tentang negeri yang hancur
tersebut. Bujangga Tala merasa tertarik dan ingin mengetahui tentang negeri
tersebut. Saat dia tiba di daerah negeri yang hancur. Bujangga Tala merasa
sedih sekali, karena dia tahu kalau itu adalah negerinya. Yang dipimpin oleh
saudaranya, Syahriyuna.
Bujangga
Tala akhirnya mendirikan kembali sebuah negeri baru, bernama Padang Temurat.
Merpati Mas dan Merpati Perak menjadi panglima perangnya. Semakin hari semakin
maju, banyak penduduk dan saudagar datang berpindah. Bujangga Tala adalah raja
yang adil dan bijaksana. Maka, negeri Padang Temurat dalam waktu cepat menjadi negeri
besar.
Merpati
Perak merasakan rindu yang amat sangat pada putri Sari Rasmi. Dia meminta
ayahnya Bujangga Tala untuk melamar sang putri. Namun lamaran ditolak raja
Sunca Rama. Dia mengirim surat yang sangat menyakitkan hati Merpati Perak. Oleh
sebab itu, Merpati Perak meminta bantuan Merpati Mas untuk menculik Putri Sari
Rasmi.
Baginda
raja Sunca Rama sangat marah mendapati anaknya diculik Merpati Perak. Raja
Sunca Rama bermusyawarah dengan para mentri dan pembesar kerajaan lainnya untuk
menyerang negeri Padang Temurat. Berangkatlah pasukan besar raja Sunca Rama
menuju negeri Padang Temurat. Sehingga terjadi perang besar antara Negeri Padang
Temurat dipimpin Bujangga Tala dan Negeri Purani yang dipimpin Raja Sunca Rama.
Kekuatan
mereka berimbang, tidak ada yang kalah dan menang dalam waktu lama. Pendekar
dipertarungkan dan dikalahkan semua oleh Merpati Mas dan Merpati Perak.
Keduanya ingin segerah menyelesaikan peperangan tersebut. Maka, Merpati Mas dan
Merpati Perak menghadapi langsung Raja Sunca Rama. Dalam pertarungan akhirnya
keduanya dapat menawan Raja Sunca Rama.
Pasukan
Negeri Purani akhirnya menyerah setelah raja mereka tertawan. Kemudian
disepakati untuk berdamai. Di istana Negeri Padang Temurat, Putri Sari Rasmi
dan ayahnya Raja Sunca Rama bertemu. Keduanya berpelukan melepaskan rindu. Raja
Sunca Rama akhirnya merestui pernikahan Merpati Perak dan Putri Sari Rasmi.
Sehingga diadakan pesta pernikahan keduanya dengan meriah di istana negeri
Padang Temurat.
Bujangga
Tala dan istrinya Sekar Arum selalu mendesak agar Merpati Mas juga segerah
menikah. Mereka berusaha memilihkan dan menjodohkan Merpati Mas. Tetapi Merpati
Mas selalu menolak sebab dia telah memiliki calon istri, Putri Budiwangi di
dalam kerang. Merpati Mas sekarang selalu membawa kerang kemana pun dia pergi.
Bukti rasa cintanya pada Putri Budiwangi. Semuanya hidup bahagia dan sejahtera.
Cerita berakhir.
*****
Ringkasan
cerita Hikayat Merpati Mas dan Merpati Perak dikutif dari buku dokumentasi
naskah koleksi Museum Nasional Jakarta. Identitas naskah: nomor Inventaris ML.
249. Naskah ditulis dengan hurup Arab Melayu berbentuk prosa. Naskah ditulis
berbahasa Melayu Betawi. Pada kolopon dicantumkan naskah selesai ditulis pada
19 September 1887.
Tentu
dalam naskah Melayu Klasik biasanya menggunakan penanggalan hijriyah. Tapi
dalam buku dokumentasi ditulis dengan tahun masehi. Kemungkinan karena
dialihkan para penulis buku. Buku transliterasi naskah Hikayat Merpati Mas dan
Merpati Perak bersampul putih, setebal 176 halaman. Diterbitkan oleh Museum
Nasional Indonesia-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta tahun 1984.
Tidak ada nama peneliti dan tim transliterasi.
Apabila
kita membaca isi naskah dan membaca ringkasan cerita ini. Kita akan ingat
tentang sinetron populer tahun 1990-an yang berjudul Jini Oh Jini. Kisah
dan inspirasi dari penulis naskah sepertinya terinspirasi dari kisah Hikayat
Merpati Mas dan Merpati Perak.
Pada bagian cerita Putri Budiwangi yang berada di dalam kerang. Kemudian Merpati Mas selalu membawa kerang kemana-mana. Putri Budiwangi juga sering keluar masuk kerang bertemu dengan Merpati Mas. Begitu juga di dalam jalan sinetron Jini Oh Jini. Jini jin penghuni kerang keluar masuk kerang bertemu Bagas. Bagas nama peran dalam sinetron yang memiliki kerang mutiara.
Post a Comment