KABA: Cerita Ringkas Si Manjau Ari
Datuak
Bandaro ingin anak laki-lakinya menjadi seorang yang hebat dan gagah perkasa di
Negerinya. Maka dia memberi saran kepada anaknya untuk menuntut beberapa ilmu.
Tapi bagi putranya, si Manjau Ari yang dia inginkan hanya belajar mengaji pada
seorang lebai di sebuah Kampung. Lebai itu bernama Lebai Panjang. Lebai adalah
gelar tokoh agama sama seperti kiai.
Saat
hendak memulai belajar, Manjau Ari dinasihati adiknya agar selalu patuh pada
sang guru. Jangan suka membantah apa yang dinasihati sang guru. Nasihat adiknya
selalu Manjau Ari ingat baik-baik. Maka mulailah belajar dengan tekun pada guru
mengajinya.
Manjau
Ari seorang anak yang cerdas, sehingga dia dengan mudah menguasai semua ilmu
pengetahuan dari sang guru. Namun, sang guru timbul rasa dengki dan iri hati.
Dia sangat khawatir kalau Manjau Ari,
muridnya sendiri akan mengalahkan kehebatan dirinya. Maka timbul niat Lebai
Panjang untuk mencelakai Manjau Ari.
Dengan
alasan kalau Manjau Ari diminta ayah dan ibunya untuk pulang. Kemudian sang
guru juga ikut mengantar Manjau Ari pulang. Setiba di rumah Manjau Ari, sang
guru jahat mengarang cerita buruk. Dia mengatakan pada Datuak Bandaro dan Putri
Lindung Bulan kalau anak mereka Manjau Ari anak yang celaka, kurang ajar dan
bodoh. Oleh sebab itu, sebaiknya Manjau Ari dibuang dan diusir dari rumah.
Karena
yang berkata dalah seorang guru dengan gelar Lebai. Maka orang tua Manjau Ari
mengikuti perkataan Lebai Panjang. Sehingga akhirnya, Manjau Ari diusir dari
rumah. Mendapati hal demikian, Manjau Ari sadar kalau dia sudah difitnah oleh
gurunya sendiri. Tapi dengan sabar dia pun diam saja tidak membantah hal
tersebut.
Sebelum
pergi, Manjau Ari meminta ibat nasi pada ibunya. Tapi, jangankan mendapat ibat
nasi, malahan Manjau Ari mendapat sumpah serapa dari kedua orang tuanya. Dengan
perasaan sedih Manjau Ari pergi melangkah entah mau kemana, tanpa tujuan. Air
matanya jatuh tidak tertahan dan diapun menangis di dalam perjalanannya.
Waktu
berlalu. Beberapa waktu kemudian tibalah dia pada suatu tempat. Karena lelah
dalam pengembaraan itu, Manjau Ari sedang beristirahat. Beberapa saat kemudian,
saat sedang istirahat itu lewatlah Raja Kinali. Dia bertanya pada Manjau Ari
mengapa sebab dia sampai kesasar ketempat itu. Sebelumnya, Raja Kinali sudah
ditunangkan dengan Murai Randin adik Manjau Ari.
Melalui
Raja Kilani, Manjau Ari mengirim pesan pada adiknya Murai Radin. Untuk
membawakan rencong dan emas perak. Murai Randin segerah mencari kakaknya untuk
memberikan Rencong dan emas perak, dan bekalnya. Sesaat bertemu Murai Randin
terharu diapun menangis melihat keadaan kakaknya. Manjau Ari memakan bekal yang
dibawa oleh adiknya.
Setelah
selesai makan, Manjau Ari bersiap pergi mengembara lagi. Dia meminta Murai
Randin untuk pulang. Tapi Murai Randin tidak mau, dan Manjau Ari membujuk
adiknya pulang tetap tidak mau. Akhirnya kakak beradik itu pergi mengembara
bersama. Tibalah mereka di sebuah hutan belantara. Dari hewan buas sampai para
perampok yang menyerang dan mengancam keduanya.
Beberapa
waktu kemudian, sesaat setelah berkelahi melawan perampok. Manjau Ari merasa
sangat lelah sekali. Sehingga dia mengantuk dan ingin tidur. Sebelum tidur dia
berpesan pada adiknya, Murai Randin.
“Adinda,
jangan mengambil rencong kakanda, sebab adinda akan terkena musibah, bahkan
bisa meninggal dunia.” Pesan Manjau Ari. Murai Randin mengiakan dan Manjau Ari
tertidur pulas. Beberapa saat kemudian Murai Randin merasa badannya kurang
enak. Sehingga memerlukan obat untuk tubuhnya. Murai Randin mengambil buah
pinang untuk membuat obat dirinya.
Karena
tidak ada pisau atau alat lainnya. Murai Randin meminjam rencong kakaknya. Dia
ingat pesan sang kakak. Tapi dia merasa tidak mengambil, hanya meminjam. Saat
sedang membelah buah pinang atau buah bangka itu. Tanpa sengaja Murai Randin
melukai tangannya. Darah mengucur deras dan tidak mau berhenti. Akhirnya,
karena kehabisan darah Muarai Randin meninggal dunia.
Manjau
Ari terbangun dari tidur pulasnya. Saat dia melihat adiknya berlumuran darah.
Manjau Ari sangat panik dan berusaha menolongnya. Namun takdir telah berkata
lain, Murai Randin telah meninggal dunia. Manjau Ari berusaha untuk bunuh diri.
Dia tidak bisa menerima kematian adiknya. Namun anehnya seberapa keras dia
berusaha untuk bunuh diri, tetap tidak mati dan tidak bisa.
Akhirnya
Manjau Ari menyerah dan kembali mengembara. Dua bulan kemudian tibalah Manjau
Ari di sebuah Kampung. Di sis kampung hidup sebuah keluarga sederhana, Keluarga
Mande Rubiah. Memiliki dua orang anak.
Anak
pertama bernama Puti Kasumbo dan anak kedua Puti Bonsu. Manjau Ari berjumpa
dengan Mande Rubiah. Kemudian Manjau Ari diundang bertamu. Saat itulah, Manjau
Ari bercerita tentang kehidupannya.
Mande
Rubiah merasa prihatin dan sangat tersentuh dengan kisah Manjau Ari. Oleh Mande
Rubiah Manjau Ari dipersilahkan tinggal di rumahnya. Mande Rubiah memberikan
pakaian yang bagus dan bersih. Karena kebaikan Manjau Ari, maka Mande Rubiah
menikahkan anak tertuanya Puti Kasumbo dengan Manjau Ari.
Dari
pernikahan keduanya mendapat dua orang anak. Anak tertua bernama Rangin Pamenan
dan yang kedua bernama Rajo Nyao. Puti Kasumbo wanita yang baik dan bijak sana.
Dia membuat Manjau Ari dan kedua orang tuanya Datuak Bendaro dan Putri Lindung
Bulan berbaikan kembali. Hubungan keluarga yang rusak sebab fitnah orang lain,
Lebai Panjang.
Kedua
anak Manjau Ari mulai dewasa. Keduanya akan menghukum Lebai Panjang kalau
mereka sudah besar nanati. Sebab fitnah Lebai Panjang ayah mereka hidup menderita
sejak kecil.
Sementara itu, Murai Randin ternyata hidup kembali sepeninggal Manjau Ari. Dia kembali pulang ke rumahnya. Saat waktunya tepat, Murai Randin menikah dengan Raja Kinali, tunangannya sejak kecil. Akhirnya, keluarga Manjau Ari kembali berkumpul dan hidup bahagia.
Rewrite.
Apero Fublic.
Editor.
Desti. S.Sos
Tatafoto.
Dadang Saputra.
Palembang,
29 Agustus 2020.
Sumber:
Kaba si Manjau Ari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986.
Kaba adalah sastra klasik dari daerah Melayu Minangkabau atau Provinsi Sumatera Barat. Kaba sama dengan sastra klasik dari kawasan Melayu lainnya, seperti di Malaysia, Brunaidarussalam, Palembang dan lainnya. Cerita kaba bersifat hayalan atau fiksi namun memberikan nilai-nilai positif dan baik untuk pembacanya.
Sy.
Apero Fublic.
Post a Comment