Karena Anak Tidak Mendengar Orang Tua.
Pekerjaan
si Ratu Adioa memanah burung. Pekerjaan si Ratu Wulawanna hanya
luntang-lantung. Si Wonte Ulu seorang nelayan, si Wonte Halaa adalah pembuat
perahu dan si Wonte Tembaga adalah tukang besi.
Mereka
hidup cukup, malahan seorang diantara mereka hidup lebih dari cukup. Hidup
cukup itu karena ada orang tuanya, bekerja. Suatu hari mereka bersepakat dan Ratu
Adioa berkata. “Bagaimana ikhtiar kita?. Jawab Ratu Wulawanna. “Untuk menguji
dan melihat kejantanan kita, sebaiknya kita bunuh orang tua kita?. “Baiklah.
Lusa akan kita bunuh mereka.” Kata Ratu Adiora.
Semenjak hari itu, Ratu Adioa menyisikan waktunya, membersihkan sebuah gua di hutan untuk dijadikan tempat persembunyian orang tuanya. Setelah tiba saat yang mereka sepakati. Mulailah mereka membuh kedua orang tua mereka masing-masing. Namun, Ratu Adioa tidak membunuh orang tuanya.
Tapi dia antar kedua orang
tuanya ke gua yang sudah dia persiapkan untuk persembunyian mereka. Sekarang
mereka sudah menjadi yatim piatu semuanya, kecuali Ratu Adioa yang pura-pura
menjadi anak yatim. Mereka sekarang hidup sendiri tanpa ada yang membimbing dan
menuntun mereka dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kehidupan Ratu Adioa lebih
cukup dari kehidupan teman yang lain.
Pada
suatu hari, datanglah tiga buah kapal berlabu di kampung mereka. Lalu dijemputlah
masyiso (suruhan) penduduk menuju ketiga kapal tersebut. Kemudian
ditanyai dari mana asal mereka. Mereka menjawab.
“Kami
ini Raja dari arah Angin Timur.”
“Lalu
apa maksud kalian?. Berdagang atau mencari musuh?.” Lalu utusan menjawab. “Kami
hanya membawa teka-teki. Seandainya kalian dapat menerkanya, seluruh isi dari
ketiga kapal kami akan ditinggalkan. Sebaliknya kalau tidak berhasil menerka,
maka seluruh yang kalian miliki akan kami bawa. “Apa teka teki kalian?.
“Dengarkan:
Pertama, ini ada dua buah tengkorak. Tunjukkan mana tengkorak laki-laki dan
mana tengkorak perempuan. Kedua, ini ada dua ekor anak ayam. Tunjukkan mana
anak ayam jantan dan mana anak ayam betina. Ketiga, ini ada air di dalam dua
gayung. Terkalah, mana air laut dan mana air tawar. Hanya itu, teka teki kami.
Kembalilah
masyino darat atau orang suruhan dari darat dan menceritakan kalau mereka
mempunyai teka-teki. “Teka-teki apa?.” Tanya Ratu Adioa. Lalu dia bercerita
sebagaimana yang disebutkan dan dijelaskan orang di kapal. Dua tengkorak, dua
anak ayam, dan dua gayung. Mendengar teka-teki tersebut, Ratu Adioa bersama
teman-teman yang telah membuh orang tua berkumpul memikirkan jawaban teka-teki
tersebut. Berkatalah si Ratu Wulawana. “Bagaimana ada yang berhasil menerka,
apa imbalannya?.
“Siapa
yang berhasil menerka, dialah yang menjadi pemimpin dan dialah yang akan
memerintah kita semua.” Kata Wonte Ulu.
“Baiklah.”
Kata Ratu Adioa. “Kalau ada yang berhasil menerka teka-teki itu diantara kita
dia akan diangkat raja.” Semuanya setuju dengan perjanjian tersebut. Mereka
kemudian menemui masyio atau kurir. “Pergilah beritahukan bahwa kami meminta
waktu seminggu.” Kata Ratu Adioa.
Kemudian
Ratu Adioa pergi menjumpai orang tuanya, menceritakan tiga buah perahu yang
datang dan tiga teka-tekinya. “Teka-teki apa anakku?.” Tanya orang tuanya.
“Pergilah.
Pertama ambillah sebuah lidi lalu tusukkan pada lobang telinga tengkorak. Kalau
lurus, itu tandanya tengkorak laki-laki. Apabila lubangnya bengkok itu berarti
perempuan. Untuk membedakan anak ayam jantan dan betina. Ambillah segenggam
beras. Yang makan sambil menengada, itulah anak ayam jantan. Kalau yang makan
hanya merunduk mematuk tanpa menengada berarti anak ayam betina. Untuk
membedakan air laut dan air tawar. Tiuplah air di dalam gayung itu. Jika airnya
beriak, itu tandanya air laut dan jika tidak beriak pertanda itulah air tawar.
Pergilah, berkah tuhan menyertaimu.
Ratu
Adioa kembali menuju teman-temannya. Setibanya mereka saling bertanya siapa
gerangan di antara mereka yang sanggup menjawab teka-teki tersebut. Kata
mereka, hanya Ratu Adioa yang diharapkan dapat menjawab teka-teki tersebut.
Oleh karena itu, mereka kembali memerintahkan masyino mereka menemui para tamu
atau awak kapal naik kedarat menemui mereka. Kembali mereka bersepakat siapapun
yang dapat menjawab dialah yang akan memerintah mereka.
Semua
berkumpul, orang dari kapal, penduduk dan Ratu Adioa berkumpul untuk
melaksanakan menjawab teka-teki tersebut. Ratu Adioa langsung maju dan menerka
semua teka-teki secara berurutan. Sebelumnya dia menyiapkan lidi dan segenggam
beras.
“Tengkorak
dua ini; Yang lobang telinganya lurus adalah tengkorak laki-laki. Sedangkan
yang lobang telinganya bengkok adalah tengkorak perempuan.” Lalu dia memberi
anak ayam dengan beras. “Anak ayam ini, yang makan sambil menengada adalah anak
ayam jantan. Sedangkan anak ayam yang makan mematuk saja adalah anak ayam
betina.” Lalu dia meniup air di dalam dua gayung. “Yang airnya beriak adalah
air laut, dan yang tidak beriak air tawar.” Jawab Ratu Adioa. Para awak perahu bersedih
karena jawaban Ratu Adioa benar semua dan mereka terpaksa meninggalkan isi
perahu mereka.
Dengan demikian, Ratu Adioa menjadi pemimpin atau memerintah di daerahnya. Kemudian dia memerintahkan banyak orang untuk menjemput kedua orang tuanya yang dia sembunyikan di gua. Dulu dimana dia dan teman-temannya pernah sepakat membunuh kedua orang tua masing-masing. Karena ingin menjadi hebat dan tanpa beban. Menyadari apa yang dilakukan Ratu Adioa, membuat teman-teman menyesal karena benar-benar membunuh orang tua mereka.
Pengajaran: Cerita ini memberi penjelasan kalau kebaikan dan keberhasilan anak tergantung dari keadaan orang tua. Sangat sulit bagi anak-anak untuk berkembang tanpa bimbingan orang tua. Disini ada tanggung jawab orang tua dan bagaimana cara bersikap anak kepada kedua orang tuanya.
Post a Comment